Selasa, 02 Oktober 2007

KETERGANTUNGAN PADA DUKUN MASIH TINGGI

JAMBI, KOMPAS – Mayoritas ibu melahirkan pada tujuh kabupaten di Provinsi Jambi, masih bergantung pada jasa dukun. Hal ini disebabkan kondisi geografis yang sulit. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mendata sekitar 61,84% ibu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih menggunakan jasa dukun untuk membantu proses kelahiran. Kondisi serupa juga terjadi di enam kabupaten lainnya, yaitu Merangin (61,27%), Tanjung Jabung Barat (59,11%), Sarolangun (58,53%), Bungo (54,14%), Batanghari (53,13%), dan Tebo (50,63%). Hanya kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Kerinci yang lebih memilih tenaga medis dan bidan dalam membantu persalinan. “Pada wilayah dimana tingkat proses persalinan ibu melahirkan lebih banyak menggunakan jasa dukun, kondisi geografisnya memang cenderung sulit. Persebaran penduduk sangat terpencar-pencar dengan medan yang sulit,” ujar Budi Purwadi, Kepala BPS Provinsi Jambi, Rabu (15/8). Pada umumnya kabupaten di Provinsi Jambi, secara rata-rata jarang memanfaatkan jasa dokter sebagai penolong kelahiran, meski dalam 20 tahun terakhir telah bertambah 200 dokter lebih. Hanya di Kota Jambi yang menggunakan jasa dokter sebesar 18%, sementara di sembilan kaupaten lainnya tak sampai 5% ibu melahirkan yang memanfaatkan dokter atau tenaga medis lain. Selain dukun, sebagian besar ibu melahirkan masih percaya pada bidan untuk membantu persalinan. Ditambahkan Nano Suharno, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Jambi, fenomena memanfaatkan jasa dukun sudah berlangsung bertahun-tahun. Kondisi tersebut selain disebabkan kondisi geografis, dimungkinkan pula dilatarbelakangi faktor pendidikan yang masih rendah dan keadaan ekonomi keluarga yang lemah. “Pada umumnya hanya kelahiran yang ‘bermasalah’ yang ditangani dokter,” ujarnya. BPS Jambi juga mendata sebanyak 13% balita di Kabupaten Kerinci tidak mendapat asupan air susu ibu secara mencukupi, karena ASI telah dihentikan antara usia lima bulan hingga 11 bulan. Namun secara rata-rata, 51,04% balita di Jambi disusui dalam usia 24 bulan atau lebih. Batasan usia dua tahun ini sejalan dengan keyakinan penduduk tentang perintah memberikan susu kepada anak sampai usia dua tahun. (ITA)

Sumber: http://www.kompas.com/,
Kompas Cybermedia, Rabu, 15 Agustus 2007 – 17:27 Wib.

dr. Kokoh Iwan Prasetya
HIV/AIDS Project - Health Specialist
Project Concern International (PCI) Indonesia
Nabire - Papua

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag