Minggu, 25 November 2007

BOLA YANG HILANG

Kisah ini adalah tentang seorang anak dan bola baseball kenangan (bola dengan tanda tangan bintang team). Kisah ini mengenai rasa sakit di perut saat kamu kehilangan sebuah barang yang sangat berharga. Kisah ini juga tentang ditemukannya sukacita masa kecil, tidak peduli sekarang sudah setua apa, dan kisah ini mengenai sebuah hubungan persaudaraan. Cerita dimulai sekitar Natal tahun 1954. Kakak tertua saya, Jerry, sedang berumur kurang dari sebulan. Orang tua saya ingin membeli sesuatu yang khusus, dengan melihat promosi yang diadakan di supermarket setempat. Bob Turley, adalah pelempar bola selama tahun pertama untuk klub Baltimore Orioles dari Liga Amerika, siang itu menandatangani bola baseball. Sebuah bola baseball kenangan tampaknya merupakan hadiah yang cukup sempurna, tidak terlalu mahal untuk orang tua saya yang sedang mengantri tanda tanngan dari Turley. Ketika sedang menuliskan tanda tangan di bola baseball yang disodorkan orang tua saya, ibu berkata bahwa itu untuk kenangan anak pertama yang baru lahir. Turley menjawab bahwa dia juga baru saja mempunyai seorang bayi. Itu sudah cukup untuk ibu saya, yang bisa membuka percakapan di acara yang sibuk. Beberapa menit kemudian ibu dan Turley terlibat dalam percakapan mengenai kelahiran anak pertama mereka, sementara mata ayah melihat antrian panjang yang juga menanti tanda tangan. Ibu tidak pernah melupakan percakapan itu, dan selalu ingat bahwa Turley adalah seorang bintang baseball yang baik. Tetapi itu hanya satu bagian dari cerita ini. Sekarang adalah tahun 1965. Jerry berumur sepuluh tahun dan adiknya Chuck berumur sembilan tahun. Mereka ingin bermain lempar bola di gang belakang rumah, tapi tidak bisa menemukan bola bekas yang bisa dipakai. Jadi mereka membuat kesalahan yang biasa dilakukan oleh ribuan anak-anak yang lain. "Ayo kita pakai bola kenangan saja." Mereka berjanji untuk tidak menjatuhkannya. Tetapi akhirnya, hal yang tidak terlakkan terjadi. Saat lemparan dilakukan, bola luput dari tangkapan dan jatuh turun ke tangga gang. Kedua anak itu berlari secepat mereka bisa. Saat mereka sampai ke ujung gang, bolanya sudah hilang. Ada dua anak yang lebih tua disana berkata bahwa mereka melihat bola itu menghantam jeruji selokan dan masuk ke dalam selokan. Jerry dan Chcuk memeriksa dasar lubang selokan yang tidak terlihat. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa kecuali rasa mulas di perut mereka. Sekarang maju lagi ke hari Thanksgiving tahun 1991. Seluruh keluarga saya sedang makan kalkun, kue-kue dan menonton pertandingan sepak bola. Sekarang waktunya untuk berkumpul di ruang keluarga dan mengobrol - mengenai masa lalu kami. Seperti biasanya pembicaraan akhirnya sampai ke baseball dan ke Baltimore Orioles. Enam minggu sebelumnya, team tamu yang melakukan pertandingan terakhir di Stadion Memorial, dipindahkan ke Taman Oriole, di lapangan Camden. Banyak para senior Oriole diundang untuk mengucapkan selamat tinggal ada taman baseball yang lama, termasuk Turley, orang yang melempar bola pertama kali bagi Oriole di permainan perdana mereka di Stadion Memorial. Saat nama Turley disebut, kenangan masa lalu muncul kembali. Pertama mengenai ibu dan cerita saat antri tanda tangan di supermarket. Dan kemudian cerita sedih dari Jerry Jr. "Apakah kamu mau menangis lagi karena kehilangan bola itu?" saya memancingnya. "Saya tidak menghilangkannya," jawabnya dengan nada melengking seperti saat dia masih berumur sepuluh tahun. "Anak-anak itu yang mencurinya. Saya tahu, bola itu tidak mungkin jatuh ke selokan." Gelak tawa seluruh keluarga meledak. Dua puluh sembilan tahun sudah lewat, tetapi ingatan itu masih menyakitkan saudara saya. Sekarang dia adalah pebisnis yang sukses dan punya seorang istri yang cantik dengan dua anak perempuan yang manis. Dia bisa membeli bola kenangan sebanyak dia mau. Tetapi bukan itu masalahnya. Dia tidak pernah melupakan bola yang sudah dihilangkannya. "Kamu tahu bagaimana konyolnya teriakanmu?" tanya saya. Sebuah senyuman menyungging di bibirnya. "Kamu tidak tahu," katanya dengan suara sedih. "Anak-anak itu mencuri bola saya." Kami tertawa untuk beberapa menit mendengar penjelasan Jerry sebelum topik pembicaraan beralih ke hal lain, tetapi kesedihannya mengganggu saya. Bagaimana pun dia adalah saudara saya. Dua minggu kemudian saya menyusun sebuah rencana. Kelihatannya sangat susah, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Saya menelpon beberapa orang, dan menelpon lebih banyak lagi. Akhirnya saya menemukan orang yang saya cari. Dia tertawa saat saya menceritakan kisah mengenai bola baseball yang hilang. Dia dengan ramah setuju untuk membatu saya menyelesaikan masalah itu. Pada tanggal 24 Desember, sebuah paket tiba di rumah. Dan ketika hari Natal, semua keluarga berkumpul di rumah saudara saya. Setelah membuka semua kado yang ada, saya memberikan sebuah kotak kecil untuk Jerry. Ibu bersiap dengan kamera. Istrinya menahan tawa. "Apa ini?" dia bertanya saat mengambil sebuah bola baseball dari dalamnya. "Apakah ini nyata?" "Ini tidak bisa dipercaya," kata Jerry, sambil tertawa sampai wajahnya memerah. "Baiklah," kata ibu, "Sekarang baca dengan keras." Saudara saya berdehem membersihkan tenggorokannya. "Untuk Jerry. Bola ini jangan dihilangkan yah. Temanmu, Bob Turley."
Oleh Dan Connolly
Sumber : Milis PESTA Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam - ALUMNI

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag