Seandainya anak-anak kecil bisa berbicara dan memiliki keberanian untuk mengajukan permohonan mereka kepada orang tuanya, apa yang akan mereka katakan? Bukankah seringkali ada orang tua yang merasa berhak melakukan apa saja terhadap anak-anak tanpa memahami perasaan mereka?
Didalam hati kecilnya, anak-anak itu mungkin ingin mengatakan :
Tanganku begitu kecil. Janganlah mengharapkan hasil yang sempurna
ketika aku merapihkan tempat tidur,
menggambar sesuatu atau melemparkan bola.
Kakiku masih pendek, perlambatlah jalanmu agar aku bisa berjalan bersamamu
Mataku belum bisa memandang dunia ini sebagaimana engkau memandangnya,
biarkanlah aku mengamati dan mempelajari banyak hal
secara perlahan-lahan.
Kesibukan di rumah akan selalu ada,
beri aku sedikit saja waktu untuk menjelaskan tentang banyak hal
yang belum kupahami dan bermainlah bersamaku.
Perasaanku lembut, pekalah terhadap apa yang aku butuhkan
dan jangan memarahiku sepanjang hari.
Perlakukanlah aku sebagaimana engkau ingin diperlakukan.
Aku adalah pemberian khusus dari Yang Maha Penyayang
Sayangilah aku, sebagaimana Yang Maha Penyayang perintahkan
untuk engkau lakukan.
Beritahu aku aturan-aturan di dalam menjalani
kehidupan dan disiplinkan aku dengan kasih
Aku butuh dorongan dan bukan sekedar pujian untuk bertumbuh
Ketika engkau mengkritikku, kritiklah perbuatanku
dan jangan benci padaku
Dengan begitu, aku bisa mengubah kebiasaan buruk di dalam diriku
Beriku kebebasan untuk membuat keputusan tentang diriku sendiri
Jangan marah ketika aku berbuat salah,
sehingga aku dapat belajar dari kesalahanku.
Dengan demikian suatu hari nanti aku dapat membuat keputusan yang benar.
Tolong jangan buat aku merasa bersalah
dan tidak yakin terhadap diriku
dengan cara membandingkanku dengan kakak atau adikku
Masing-masing kami memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda
Jangan terlalu kuatir meninggalkan aku,
sekali-sekali ambillah waktu untuk bersantai dan menenangkan diri
Kadang anak-anak perlu waktu tanpa orang tua
sebagaimana orang tua juga perlu waktu untuk menenangkan diri
berdua tanpa anak-anak
Di samping itu, itu merupakan cara yang bagus
untuk memperlihatkan kepada kami anak-anak bahwa
pernikahan kalian begitu spesial dan harmonis
Ajak dan doronglah kami untuk beribadah
Berilah teladan yang baik,
karena aku ingin belajar banyak tentang Tuhan.
(dari sebuah artikel)
Anak-anak tanpa pahlawan, sedikit sekali yang akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi dewasa yang bangga dan membanggakan.
Mereka membutuhkan seorang dewasa yang bisa mereka kagumi. Mereka membutuhkan seorang kuat, yang saat bersamanya - mereka merasa terlindungi.
Mereka, anak-anak kita itu - lebih membutuhkan seorang pahlawan untuk mereka teladani, dan bukan seorang kritikus yang semena-mena merendahkan diri-diri kecil yang tidak terlindungi itu - hanya karena yang lebih tua itu - mampu mendatangkan penyiksaan yang tak terlawankan.
Jadikanlah diri Anda orangtua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas kehidupan yang baik, agar anak-anak kita juga bersemangat untuk menjadikan diri mereka tumbuh dengan tubuh yang sehat, cara pandang yang jernih, dan pemikiran yang cemerlang.
(FJR.SRY)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas
Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Email : pmdn_perkantas@yahoo.com
Facebook : Add as a friend : Pelayanan Medis Nasional Perkantas or Like our Fan Page : Christian Medical and Dental Fellowship (CMDFI)
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar