Jumat, 18 Juli 2008

“DOCTORS WHO FOLLOW CHRIST”

Menjadi Dokter yang Mengikuti Teladan Kristus dalam Menggenapi Panggilan Allah- Dr.Lineus Hewis,SpA -
Apa yang ada dibenak kita sebagai profesional medis ketika mendengar slogan ini? Terlalu ideal dan abstrak? Sudah usang, tidak relevan lagi dengan jaman ini? Sudah seharusnya, bukankah semua orang kristen memang dituntut demikian? Adakah ini merupakan sebuah mimpi yang mulia untuk dikejar dan diperjuangkan seumur hidup kita? Akankah pikiran ini mengisi hari-hari yang kita lalui, saat kita berjalan melalui bangsal yang dijejali dengan orang sakit, adakah ini mewarnai hubungan kita dengan pasien saat kita mendengarkan keluhan mereka dan menjamah tubuh mereka? Akankah kita dikenang sebagai dokter yang telah meninggalkan sebuah teladan yang menginspirasi anak Tuhan lainnya untuk mengikut Kristus?

Ketika kecil mungkin kita pernah ditanya,” Mau jadi apa kalau besar nanti?” dan mungkin jawaban kita adalah dokter. Namun setelah mulai menjalani kuliah di fakultas kedokteran/kedokteran gigi atau menjadi dokter, apakah jawaban kita bila ditanya,” Mau jadi dokter yang seperti apa?”. Saya yakin banyak yang akan menjawab: “yang professional”, “yg excellent”, “yang sukses, terkenal, hidup berkelimpahan”, “yang berguna bagi banyak orang” dll, namun mungkin tidak banyak yang akan menjawab: “Doctor who follows Christ”.

Ada banyak aspek-aspek dari kehidupan Tuhan Yesus yang patut kita teladani, diantaranya dalam hal cara pandangNya terhadap pergumulan hidup manusia, kerendahan hatiNya dan motivasiNya dalam melayani, cara Dia menghadapi tantangan dan pencobaan, dan kesetiaan serta ketaatanNya pada dalam menjalani panggilan hidupNya ditengah-tengah oposisi, pencobaan yang harus dihadapinya, dan penderitaan bahkan kematian mengerikan yang harus dijalaniNya.

Sebagian dari kita mungkin mempertanyakan relevansi akan apa yang dihadapi Kristus semasa hidupNya di dunia dengan apa yang kita hadapi di masa kini. Apa yang dihadapi mungkin berbeda, namun esensinya tetaplah sama dari masa ke masa. Kitab Ibrani mengingatkan bahwa Yesus dalam kemanusiaanNya telah mengalami semuanya, bahkan dgn cara yg sgt ekstrim, namun tidak pernah kehilangan arah dalam menggenapi panggilanNya (“ ... sebaliknya, sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” [who has been tempted in every way, just as we are-… -NIV-] Ibrani 4:14-15). Kristus meninggalkan sebuah teladan yang ideal untuk kita ikuti!
Pergumulan hidup kita sebagai alumni medis walaupun sangatlah mulia dalam berbagai aspek, namun harus diakui pada saat yang sama sangatlah dekat dengan berbagai godaan yang menjatuhkan. Banyak anak-anak Tuhan yang begitu menggebu-gebu saat mahasiswa menjadi begitu menyedihkan kehidupan imannya setelah menjadi alumni, banyak alumni yang diawal karirnya mampu menjadi kesaksian yang baik namun akhirnya menyerah terhadap godaan dan tantangan yang terus menerus menghampirinya. Rekan-rekan alumni medis yang sedang berjuang di desa terpencil tentu menghadapi pergumulan yang berbeda dengan rekan-rekan yang bekerja di kota besar, rekan-rekan yang merupakan alumni yang baru lulus juga menghadapi tantangan dan godaan yang berbeda dengan rekan-rekan yang lebih senior dan mapan. Dimanapun kita berada saat ini, ingatlah bahwa kita dipanggil untuk sebuah komitmen mengikuti Tuhan seumur hidup kita.
Ibrani 12:1-3*) mengandaikan hidup kita sebagai suatu perlombaan dan mengajak kita berlari dengan tekun dan penuh perjuangan dengan mata yang terus tertuju pada Kristus. Ketika kita berfikir untuk menyerah dan keluar dari perlombaan hidup ini, ingatlah bahwa Kristus sudah melalui pergumulan yang jauh lebih berat pada saat Dia memberikan hidupnya untuk menebus kita dari kehidupan kita yang sia-sia. Yesus tahu jelas panggilan hidupNya seperti yang dikatakanNya sendiri,”Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45), dan ketika gambaran kematian yang paling mengerikan itu begitu jelas di hadapanNya, Dia tidak melarikan diri dari panggilanNya (Yoh.12:27-28), di Getsemani Dia bergumul sampai berpeluh darah untuk tetap mentaati panggilanNya, ketika harus memilih antara menghindari atau menerima cawan penderitaan yang paling mengerikan di muka bumi, demi kasihNya kepada manusia yang tidak berdaya karena dosa, Kristus memilih meminumnya (Luk.22:44), dan di kayu salib Dia selesaikan karya keselamatan untuk kita semua, kataNya:” Sudah selesai” (Yoh.19:30). Dengan selalu mengingat akan hal ini kiranya kita tidak menjadi lemah dan putus asa, seberapa burukpun keadaan kita saat ini, dan boleh terus menekuni serta menyelesaikan panggilan hidup kita masing-masing.

Tokoh-tokoh yang telah bertemu dengan Kristus secara pribadi hidupnya diubahkan secara dramatis, sebut saja murid-muridNya seperti Petrus dan Johanes, yang menyaksikan dari dekat kehidupan Sang Guru, atau Rasul Paulus yang berjumpa denganNya justru pada saat menganiaya para pengikutNya, atau para misionaris besar seperti Hudson Taylor dan dr. David Livingstone. Kehidupan Kristus menjadi begitu nyata dalam hidup mereka melalui semua yang mereka lalui (II Kor. 4:7-10) dan mereka hidup begitu bersemangat dalam mengejar panggilan ilahi mereka masing-masing (Fil. 3:12-14). Bagaimana dengan kita semua??? Marilah kita belajar lebih dalam lagi akan keteladanan hidup Tuhan Yesus dalam Kamp Medis Nasional XVI dan Kamp Medis Alumni VII tanggal 5-10 Agustus 2008 yang akan datang di Bandung. Marilah kita saling menajamkan dan saling menguatkan dalam menangkap panggilan hidup kita dan kiranya diakhir perjalanan hidup kita, kita dapat dengan penuh ucapan syukur berkata,”sudah selesai”.

*)1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 2. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah. 3. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (Ibrani 12: 1-3)

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag