Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.(Ibrani 11 : 6)
Pada tahun 1966, aku dan istriku, Anne, beserta kedua anak kami , pindah dari rumah sakit misi yang besar dan lengkap di Manoram, Thailand ke sebuah klinik kecil di kota terpencil. Setiap kali ada pasien yang perlu pembedahan darurat, urat nadiku berdenyut sangat kuat. Sering aku menghadapi pasien yang menderita luka tembak di perut. Sementara persiapan operasi dilakukan maka dengan penuh semangat aku mebaca buku pelajaran untuk pembedahan darurat, Text Book of Emergency Surgery karya Hamilton Bailey. Di halaman depan buku itu ada kutipan dari Samuel J. Mixter, “ Seorang ahli bedah sejati tidak pernah kuatir akan pasiennya. Ia kuatir dengan kekurangan atuau kesalahannya sendiri, tapi ia tidak pernah kuatir akan dirinya sendiri atau nama baiknya sebagai dokter"
Aku berpikir, “ Inilah aku. Aku tidak pernah tanpa rasa khwatir. Sebetulnya aku kuatir tentang bagaimana kalau aku kurang teliti memeriksa setiap inci ususnya sehingga ada satu lubang bekas peluru yang luput dari pengobatan ? Bagaimana kalau….?” Tapi aku membawa ketakutanku kepada Tuhan dan, bersama-sama, Dia dan aku mendekati meja operasi. Aku tidak percaya Dia ada dan membantu siapa saja yasng rajin mencari Dia. Dia bukan dalih untuk tidak melakukan pembedahan terbaik yang bisa kulakukan. Dalam setiap langkah aku menyerahkan kepadaNya. Seluruh tugas ini adalah pembedahan “biasa” namun, mengandung dimensi rohani bagiku.
Iman kepada Allah bukan hanya menyenangkan Dia, tapi penting juga bagi pertumbuhan kita sendiri. Bukan hanya dalam kehidupan profesional, tetapi juga dalam peristiwa biasa di hidup kita sehari-hari. Kita sapat membiasakan diri untuk selalu mencari Dia, berbagi segala hal dengan Dia dan bersandar kepada Dia.
dr. John Townsend - Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar