Jumat, 23 September 2011

Menyelesaikan Babak Akhir

Sahabat PMdN yang terkasih,

Seyogianya setiap orang berharap bisa menyelesaikan babak akhir hidupnya dengan baik. Tapi kenyataannya tidak demikian. Banyak yang kandas di tengah jalan. Alkitab pun mencatatnya. Misalnya saja Demas, rekan pelayanan Paulus, dia meninggalkan Paulus, dia mencintai dunia ini. Tapi tidak sedikit juga yang bisa menyelesaikan babak akhir hidupnya dengan baik. Seperti Paulus, Paulus menjadi teladan bagi kita. Dalam 2 Timotius 4, kita bisa melihat bagaimana Paulus, menyelesaikan babak akhir hidupnya.

Ketika bayang-bayang kematian semakin mendekat, dimana hukuman mati akan segera dilaksanakan terhadap dirinya. Dari penjara, dia menulis surat yang sangat bersemangat dan inspirasional ini. Ia bukan sibuk untuk “menghangatkan” dirinya dipenjara yang lembab itu, tapi dia justru ”sibuk” mempersiapkan penyerahan tongkat estafet pekerjaan Tuhan yang harus dituntaskan. Dari bagian akhir suratnya kepada Timotius ini, paling tidak kita bisa melihat bagaimana Paulus mengulang dan menggaris bawahi tiga hal yaitu: ­­­­­­­

Pertama, beritakanlah firman. Paulus mengingatkan supaya siap sedia setiap saat, beritakan Injil. Beritakan dengan sabar. Beritakan dengan pengajaran yang benar. Beritakan dengan keyakinan. Beritakan dengan peringatan dan nasehat. Mengapa? Karena penghakiman yang akan datang (ayat 1) Penghakiman ini pasti dan berlaku bagi semua orang. Hal tersebut diikuti dengan kondisi manusia makin sesat (ayat 3-4).

Kedua, tunaikan tugas pelayananmu. Dalam menunaikan tugas pelayanan ini Paulus mengingatkan Timotius supaya menguasai diri dalam segala hal, sabar menderita, melakukan pekerjaan pemberita Injil. Paulus telah menjalani babak demi babak hidupnya dan menyelesaikan babak akhir ini dengan baik. Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (ayat 6-8).

Ketiga, tetaplah setia. Mengapa Paulus mengingatkan Timotius akan hal ini? Karena Demas teman sepelayanannya tidak setia, Demas mencintai dunia ini, Demas meninggalkan rekan dan pelayanannya, Paulus dan pelayanan mereka (ayat 10). Paulus setia sampai akhir. Bahkan dalam bayang-bayang kematiannya pun, dia mengingatkan menasehati dan menjadi teladan apa artinya setia sampai akhir. Setia sampai babak akhir.

Paulus telah menyelesaikan babak akhir hidupnya dengan sedemikian baiknya. Timotius pun pada gilirannya telah mengikuti jejaknya. Sekarang giliran kita. Masing-masing kita sedang menjalani babak kehidupan ini. Mari kita saling bergandengan tangan menyelesaikan babak demi babak kehidupan kita. Kiranya kita semua dapat menyelesaikan babak akhir hidup kita dengan baik.

Salam dan Doa

Indrawaty Sitepu

Koordinator Div. Alumni dan Medis

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag