Aku percaya dengan tidak gemetar. - Yesaya 12 : 2
Gadis cilik yang kurus dan pucat itu berusia delapan tahun, dibawa oleh ayahnya karena terus-menerus sakit perut. “Harus ada yang dilakukan,” kata ayahnya. Karena hasil pemeriksaan rumah sakit negatif, aku minta untuk bicara berdua saja dengan Mary.
Gadis cilik yang kurus dan pucat itu berusia delapan tahun, dibawa oleh ayahnya karena terus-menerus sakit perut. “Harus ada yang dilakukan,” kata ayahnya. Karena hasil pemeriksaan rumah sakit negatif, aku minta untuk bicara berdua saja dengan Mary.
“Menurutmu, kenapa perutmu sakit?” aku bertanya.
“Karena aku selalu ketakutan.” Jawab gadis cilik itu.
“Apa yang kau takutkan?”
“Hampir semuanya. Aku membayangkan ada sesuatu yang mengerikan di belakang pintu, atau nenek sihir mengintip di jendelaku. Siaran televisi untuk anak-anak juga menakutkan.”
“Karena aku selalu ketakutan.” Jawab gadis cilik itu.
“Apa yang kau takutkan?”
“Hampir semuanya. Aku membayangkan ada sesuatu yang mengerikan di belakang pintu, atau nenek sihir mengintip di jendelaku. Siaran televisi untuk anak-anak juga menakutkan.”
Aku bertanya apa ia pernah berdoa. Ia belajar berdoa dalam kelompok Pramuka, meskipun ia tidak tahu apakah orangtuanya biasa berdoa.
“Pak Dokter tahu?” dia menambahkan, “aku sering berharap Tuhan mau berbicara kepadaku, sebab Dia berbicara di Perjanjian Lama. Tapi kalau Dia berbicara kepadaku--apa yang akan terjadi?”
“Pak Dokter tahu?” dia menambahkan, “aku sering berharap Tuhan mau berbicara kepadaku, sebab Dia berbicara di Perjanjian Lama. Tapi kalau Dia berbicara kepadaku--apa yang akan terjadi?”
Aku menjawab bahwa Tuhan berbicara dengan kita jika kita mendengarkan. “Ia menaruh pikiran dalam kasihmu. Kau bisa menganggap-Nya seperti Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus tidak menakutkan bukan?” Gadis cilik itu setuju. “Anggap Dia teman karibmu, yang selalu bersamamu, menjagamu dan memberitahu apa yang harus kau lakukan. Kau tidak perlu takut lagi.” Mendengar ini wajahnya menjadi cerah dan ayahnya datang lagi. Mendengar ini wajahnya menjadi cerah dan ayahnya datang lagi. Karena si ayah mengharapkan resep, aku memberinya resep untuk sirop vitamin. Obat itutidak membahayakan dan dapat menambah nafsu makan anak itu.
Ketika aku bertemu lagi dengan gadis itu, aku bertanya, “Masih sakit perut?”
“Tidak.”
“Masih ada yang menakutkan ?”
“Tidak,” katanya dengan tersenyum.
Aku yakin sirop vitamin yang terbaik pun tidak bisa memberikan hasil seperti itu!
Baca: 1 Samuel 3:1-10.
F A M McAll - Inggris
Dikutip dari buku : ”Sumber Hidup Praktisi Medis”
Ketika aku bertemu lagi dengan gadis itu, aku bertanya, “Masih sakit perut?”
“Tidak.”
“Masih ada yang menakutkan ?”
“Tidak,” katanya dengan tersenyum.
Aku yakin sirop vitamin yang terbaik pun tidak bisa memberikan hasil seperti itu!
Baca: 1 Samuel 3:1-10.
F A M McAll - Inggris
Dikutip dari buku : ”Sumber Hidup Praktisi Medis”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar