Rabu, 27 Juli 2011

Penjala Manusia


Matius 4 : 18-20

Menjadi penjala manusia: Sebarapa jauh kita menghayati panggilan ini?

Mendengar kata penjala manusia mungkin yang terbayang di benak kita adalah kegiatan pekabaran Injil pribadi, KKR, atau Mission trip .

Sering kita lupa bahwa yang Yesus maksudkan dengan menjadikan Petrus dan Andreas penjala manusia bukanlah hanya sebuah kegiatan baru tetapi sebuah status baru, yang mengubah seluruh dimensi hidup mereka.

Yesus mengajak Petrus dan Andreas untuk mengikuti Dia dan akan menjadikan mereka penjala manusia. Ajakan ini mengandung 2 makna . Petama, sejak saat itu mereka menjadi pengikut Yesus dengan segala konsekuensinya, mengalami pengajaran dan hidup sesuai teladanNya. Kedua, perubahan status yang selama ini mereka jalani, cara

dan tujuan hidup yang berubah. Kedua hal itu merupakan proses yang berkaitan, menjadi penjala manusia merupakan konsekuesi dari mengikut Yesus.

Jika para nelayan itu meninggalkan jalanya, mengikuti dan mengalami pembentukan Yesus yang kemudian menjadikan mereka penjala manusia yang setia sampai mati. Bagaimana dengan kita?

Sudahkah status penjala manusia ini melekat pada diri kita sebagai dokter /dokter gigi yang mengikuti Yesus?

Seorang penjala manusia tidak akan berhenti hanya pada penampilan fisik seorang pasien tapi mampu melihat bahwa dia adalah suatu tubuh yang diciptakan dalam peta Allah, dirancang untuk hidup bergaul dangan Allah.

Seorang penjala manusia bisa melihat adanya jiwa yang haus akan damai sejahtra Allah pada seorang koleganya yang memfitnahnya.

Seorang penjala manusia mampu melihat jiwa-jiwa yang gelisah tanpa rasa aman pada atasannya yang workaholic.

Seorang penjala manusia akan melihat kelelahan jiwa yang tak bergembala pada saat dia mendengar keluh kesah keluarga pasien yang berkepanjangan.

Seorang penjala manusia juga akan berusaha mengabdikan kemampuannya yang terbaik untuk menolong setiap pasiennya karena dia paham benar betapa berharganya satu nyawa manusia di mata Allah.

Seorang penjala manusia juga akan sangat berhati-hati dengan apa yang dia ucapkan dan lakukan karena dia tidak mau hal tersebut justru membuat manusia menjauh dari Kristus.

Seorang penjala manusia tidak membalas dengan amarah tetapi justru menangisi mereka yang berbuat curang karena dia tahu itu terjadi karena ketidakberdayaan manusia di luar Kristus melawan kuasa dosa.

Seorang penjala manusia dapat melihat adanya jala-jala yang terbentang lebar pada setiap permasalahan dan penderitaan yang dia alami.

Yohan Candawasa bercerita dalam bukunya, "Mendapatkan-Mu dalam Kehilanganku":

Sepasang misionari muda asal Amerika yang pernah melayani suku sunda di Bandung, memiliki seorang anak
yang
menderita cerebral palsy akibat hydrocephalus ketika masa bayi. Anak tersebut, Gerry Paul, menjadi retardasi, di usia nya yang ke 10 hanya bisa tergeletak di ranjang, tidak bisa berkata satu kata pun. Sang ibu menangisinya sekian lama. Sampai kemudian mereka mengerti bahwa Gerry Paul merupakan alat Tuhan untuk memperlengkapi mereka bagi pelayanan khusus yaitu Joni Erickson Ministry, suatu pelayanan yang secara khusus melayani orang tua yang mempunyai anak cacat.Tuhan memakai mereka luar biasa dalam pelayanan ini.

Perubahan status ini tidak terjadi begitu saja, sudah pasti proses menjadi penjala manusia ini merupakan proses pembentukan yang terjadi terus menerus sepanjang hidup kita mengikut Yesus.

Salam Penjala Manusia!

dr. Maria Simajuntak

Pengurus PMdN

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag