Jumat, 09 September 2011

Antara Kebutuhanmu Dan Pekerjaan Tuhan

Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan” (Hagai 1: 4)

Untuk memahami nats di atas, ada baiknya kita mengetahui sedikit latar belakang sejarahnya. Sekitar tahun 538 SM setelah mengalahkan Babilonia raja Koresy dari Persia mengijinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah (lihat Ez 1:2-4; 6: 3-5). Sekitar 50.000 orang Yahudi dipimpin oleh Zerubabel kembali ke Yerusalem dan mulai membangun Bait Allah. Setelah dua tahun kemudian (536 SM) mereka sangat bersukacita bisa menyelesaikan fondasi dari Bait Allah (Ez. 3: 8-10). Perayaan keberhasilan mereka membuat orang Samaria dan negara tetangga lainnya merasa takut akan implikasi politik dari pembangunan Bait Suci untuk membangun kembali negara orang Yahudi. Karena itu mereka menentang upaya pembangunan Bait Allah ini dengan keras sampai mereka berhasil menghentikan pembangunan ini sampai Darius Agung menjadi raja Persia pada tahun 522 SM. Dari kitab Daniel kita tahu bahwa raja Darius seorang yang takut akan Tuhan. Setelah dua tahun ia berkuasa (520 SM), maka datanglah firman Tuhan seperti nas di atas kepada umat-Nya.

Firman Tuhan ini adalah respon Tuhan terhadap alasan mereka untuk tidak meneruskan pembangunan rumah Tuhan: ”Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!” Pada tahun 536 SM alasan ini bisa diterima, tapi sekarang sudah 16 tahun berlalu (bukan hanya beberapa bulan atau tahun tapi 16 tahun, ini waktu yang cukup lama ’kan?), raja Persiapun sudah berganti dari raja Koresy ke raja Darius yang takut akan Tuhan. Apakah masih beralasan untuk belum membangun rumah Tuhan? Atau itu hanya dijadikan alasan karena mereka lebih utamakan kebutuhan rumah mereka (ay. 4) atau kesibukan mereka dengan urusan rumahnya sendiri (ay. 9). Jika kebutuhan rumah yang baik dan urusan rumah masing-masing yang lebih diutamakan maka sampai kapanpun mereka tidak akan membangun rumah Tuhan. Sebab kebutuhan rumah dan urusan di rumah adalah kebutuhan yang tidak akan habis-habisnya, baik dari segi perhatian maupun dana mereka. Karena itu, Tuhan menyadarkan mereka apakah sudah waktunya bagi mereka untuk mendiami rumah-rumah mereka yang dipapani dengan baik, sedang rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan.

Sikap mereka yang kurang mengutamakan Tuhan telah membuat Tuhan juga kurang memberkati mereka, sehingga kerja keras mereka kurang ada hasilnya bahkan sia-sia dan hidup mereka kurang bahagia (lihat ay. 5-6; 9-11). Kita tahu Tuhan mengijinkan hal ini terjadi untuk menyadarkan mereka pentingnya bagi mereka untuk mengutamakan Tuhan, jangan hanya kepentingan dan kebutuhan mereka.

Kejadian yang dialami umat Tuhan ini bisa jadi pelajaran berharga bagi kita sebagai alumni untuk jangan hanya memperhatikan dan mengutamakan kebutuhan rumah dan pekerjaan kita yang tidak habis-habisnya baik dari segi waktu, tenaga, maupun finansial. Agar hidup kita lebih diberkati dan bahagia, maka sisihkan waktu, tenaga dan keuangan anda untuk melakukan dan mendukung pekerjaan Tuhan baik di gereja maupun lembaga pelayanan seperti Perkantas Medis. Keterlibatan anda baik dari segi waktu, tenaga maupun persembahan uang bagi pelayanan ini akan jadi berkat bagi banyak orang dan menjadi kesaksian bagi Tuhan..

Salam Kasih

(Ir. Tadius S. Gunadi, MSc)

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag