Senin, 05 September 2011

Merefleksikan Kristus di Tempat Kerja

Tenaga kesehatan tidak terlepas dari stres, kelelahan, dan post-traumatic stress disorder. Yesus pun mengalami kelelahan dan merasa kewalahan, tapi Dia menerima berkat dan kekuatan untuk bertekun. Dia tahu apa yang kita rasakan ketika kita digoda untuk mundur, menyerah dan keluar dari pelayanan kita. Surat Paulus kepada Efesus mencakup banyak ajaran Yesus tentang cara menghadapi masalah. Dia mengingatkan panggilan, kemampuan dan karakter Allah pada diri kita.

"Sudah cukup. Aku keluar!" Sudah berapa kali kita mendengar kalimat ini? Seberapa sering kita pernah berpikir seperti ini. Di Inggris, kita begitu sering mendengar mengenai stres, kelelahan dan post-traumatic stress disorder. Tenaga kesehatan bukanlah satu-satunya golongan pekerja yang terlalu banyak atau mudah menderita karena kewalahan. Bayangkan bila kita hidup di medan perang atau bagian dunia yang terkena bencana alam ataupun bencana lainnya, kita mungkin akan berpikir cobaan yang terjadi di Inggris relatif sederhana. Pada waktu Yesus hidup di dunia, Yesus juga mengalami kelelahan.1 Kadang Ia merasa kewalahan oleh masalah yang membentang di hadapanNya, tetapi Ia menerima berkat dan kekuatan untuk menjalaninya.2 Dia mengetahui sepenuhnya kekuatan dari pencobaan karena Ia tidak pernah menghindar; karena itu Dia tahu dengan tepat apa yang kita rasakan ketika kita dicobai untuk mundur, menyerah dan keluar dari pelayanan kita.3

Ketika Paulus dibujuk untuk meninggalkan Efesus, karena adanya resiko ditangkap dan dibunuh, dia tetap bertekun untuk menyelesaikan tugasnya.4 Banyak kata-kata di dalam suratnya kepada gereja muda di Efesus yang tetap relevan dan memberi kekuatan kepada mereka yang di masa sekarang bekerja di dalam tekanan. Dia mengingatkan panggilan, kemampuan dan karakter Allah pada diri kita.

Panggilan kita - Efesus 1:3-14

Meskipun ia menulis dari penjara, Paulus tetap bersyukur. Dia mencatat begitu banyak berkat yang diberikan kepada mereka - yang dipilih oleh Allah menjadi anakNya melalui Yesus Kristus5 - sehingga kita harus hidup untuk memuliakanNya6; kata-kata ini sampai diulang tiga kali. Pengulangan ini seharusnya membuat kita bertanya bagaimana kita menampakkan wajah gembira tidak hanya waktu pergi ke gereja tetapi juga di tempat kerja. Gereja adalah tubuh Kristus, bukan sekedar bangunan. Jadi, berada di ruang konsultasi, ruang operasi ataupun ruang rapat, di situlah gereja. Tuhan membawa semua hal di bawah kepemimpinan Kristus, termasuk semua yang terjadi di tempat kerja kita.7

Oleh karena itu, otoritas tertinggi bukanlah kebebasan kita sendiri, ikatan dokter, departemen kesehatan atau bahkan menteri kesehatan kita, tetapi Kristus sendiri. Semua kebijakan baru, pasien-pasien sulit dan dilema etika harus ditangani dengan prinsip 'untuk kemuliaan-Nya'; prinsip ini akan membantu kita untuk memohon kebijaksanaan dan pemahaman yang akan 'dilimpahkan' pada kita di saat seperti ini, daripada membiarkan diri kita merasa cemas, frustrasi dan kelelahan.8 Semangat Paulus yang menggebu-gebu didorong dengan kesadaran akan en theo, bahasa Yunani yang memiliki arti ‘milik Tuhan’. Bila panggilan kita adalah supaya dimiliki Tuhan segala tuhan, sudah seharusnya kita bekerja dengan penuh semangat.

Kemampuan kita – Efesus 4:7-13

Kita diingatkan bahwa kita sudah dipanggilNya, jadi kita tidak hanya mengerjakan sesuatu tetapi juga memenuhi panggilan kita.9 Kita semua diberitahu supaya rendah hati, lembut, sabar dan mengasihi;10 tetapi kita juga harus mencari tahu kemampuan khusus yang sudah Tuhan beri dan menggunakannya di tempat kerja kita sebagaimana di tempat lain. Semenjak manusia jatuh di dalam dosa asal, tugas ‘menaklukan bumi’ menjadi sangat sulit dan berat.11 Banyak yang mengeluh bahwa mereka bukannya menaklukan pekerjaan tersebut malahan pekerjaan itu yang menaklukkan mereka. Di dalam Kristus kita menerima pengampunan dan berkat berkelimpahan, mengangkat kita ke posisi yang lebih tinggi untuk menerima karuniaNya.12 Pengikut Kristus seharusnya tidak ikut mengeluh tetapi justru bertindak sebagai pemberi semangat dan mengurangi penderitaan.

Sebagaimana Tuhan telah memilih orang-orang di gereja awal untuk menjadi rasul, nabi, pengabar injil, pastor dan guru, kita juga harus mencari kelebihan khusus yang kita miliki, talenta yang ada di setiap kita sebagai profesional di dalam gereja formal. Paulus mendefinisikan makna dari seorang rasul sebagai tanda, keajaiban dan mujizat13, namun, ia mengatakan bahwa mereka yang menjadi percaya melalui pelayanannya adalah meterai dari kerasulannya14. Banyak dokter Kristen juga mengalami hal yang sama, walau pada saat tidak dikenal sebagai pekerja ajaib. Beberapa pasien kami telah didorong untuk menaruh iman mereka kepada Kristus secara sederhana karena kami, bahkan secara tidak sadar, bertindak sebagai saluran kasih Kristus kepada mereka. Para pekerja di tempat kami mungkin saja menolak pengabaran injil terbuka di tempat kerja, tetapi batasan resmi dukungan spiritual di Inggris boleh diberikan ketika tidak bersifat menyerang si penerima. Banyak orang mengeluh tentang sikap orang Kristen yang terburu-buru dan tidak peduli akan kebutuhan terdalam mereka.

Dengan mengaplikasikan prinsip Alkitab dan terbuka terhadap Roh Kudus, beberapa orang dimungkinkan untuk ‘bernubuat’, baik konsultasi perorangan ataupun di dalam komunitas. Melalui jamahan roh kudus, nubuatan yang tidak disadari, kata-kata kita mungkin saja digunakan untuk menhindari bencana, mungkin terhadap hubungan seseorang. Akan menjadi lebih mudah untuk praktisi di pengobatan garis depan daripada yang di belakang layar untuk berperan sebagai seorang pastor dimana yang lainnya juga berperan dalam administrasi ataupun secara sederhana bekerja menolong orang lain15. Kita harus menyadari adanya pendapat di beberapa gereja dimana dokter secara otomatis dianggap sebagai pemimpin dan karena itu akan menghambat pertumbuhan orang lain. Kelebihan yang Tuhan berikan untuk kita ditujukan untuk digunakan dalam ladang misi tempat kerja kita sehari-hari, yang tidak dapat dimasuki umat Allah lain di tempat lain.

Tidak semua orang memiliki semua karunia, tetapi masing-masing diberikan untuk kebaikan bersama 16 Dalam Efesus 4, Paulus menjelaskan bagaimana 'pelayanan' kita semua bersifat saling melengkapi
masing-masing bagian dari tubuh Kristus.17 Ini tidak termasuk peran yang berkembang seiring waktu, atau menjadi dikenali dan dikuatkan oleh orang lain ketika sebuah talenta yang nyata masih tertidur. Doa kita seharusnya adalah apapun talenta yang sudah dikaruniakannya – termasuk seluruh hidup kita – harus digunakan untuk memuliakanNya.18

Karakter kita – Efesus 5:1-21

Jadilah penurut-penurut Allah (red: be imitators of God, jadilah peniru-peniru Allah).19 Sebuah ambisi yang luar biasa. Hal ini hanya dimungkinkan apabila kita mengijinkan Roh Kudus untuk masuk ke dalam hidup kita, supaya menghasilkan buah roh.20 Sebagaimana roh Yesus bekerja secara bertahap dalam perubahan, gambar dan rupa Allah mulai terlihat. Pilihan lainnya adalah dibentuk oleh gambar dunia, sebuah perwujudan buruk yang berasal dari sesuatu yang mengambil alih tempatNya di hidup kita.21

Semenjak Paulus mengingatkan kita mengenai hal ini secara detil, kita harus memperhatikan dengan seksama. Kita harus berhati-hati dengan gosip, candaan kasar, kata-kata sia-sia – seperti mengeluh, sebagaimana imoralitas seksual. Godaan menyerang ketika hukuman menjauhkan kita dari saudara seiman dan keluarga, tetapi ketika kita menganggur dan tidak berkerja juga akan membuat kita sama rapuhnya. Kita harus mencari tahu apa yang dapat menyenangkan Tuhan, kebaikan, kebenaran, dan membiarkan terangnya menyinari setiap daerah abu-abu antara benar dan salah.22

Kita sering berurusan dengan orang-orang yang dirusak oleh gaya hidup yang dimaksud oleh Paulus dalam praktek kedokteran kita. Sementara kita harus menjauhkan diri dari dosa, kita harus peka untuk mencari kesempatan memperkenalkan sumber cahaya kita.23 Ini membutuhkan kebijaksanaan dari Roh Kudus, diperoleh dari doa, mempelajari firman Tuhan dan bersekutu dengan saudara seiman.24

Ketika kita mengalihkan hati dan pikiran kita kepadaNya, seringkali dengan menyanyikan pujian, kita tidak hanya merefleksikan kemuliaanNya tetapi sebenarnya mulai menjadi refleksi untuk diri sendiri, supaya dirubah menjadi sepertiNya.25 Perubahan ini adalah tujuan dari setiap orang percaya. Perjalanan ini akan berakhir dengan kembali ke setiap hal –semua hal yang sering kali sulit dihadapi atau yang seringkali kita hindari. Kita seringkali diingatkan akan panggilan kita, pemberian terbaik yang sudah Tuhan berikan dan senantiasa diberi, seiring dengan kemampuan unik yang bisa kita gunakan untuk melayaniNya. TujuanNya adalah menjadikan karakter kita menjadi sepertiNya. Tidak heran kita dituntut untuk memiliki attitude di tempat kerja: selalu mengucap syukur kepada Allah Bapa untuk segalanya, di dalam nama Yesus Kristus26. Masih berpikir untuk menyerah? Sebelumnya pastikan Anda sudah mengundang Dia masuk ke dalam hati Anda.

Oleh: Janet Goodall adalah emeritus dokter spesialis anak Trent, Stoke, Inggris
Artikel ini didapat melalui wawancara oleh Canon Mark Brown pada hari terakhir konferensi CMF.

Referensi :

Yohanes 4:6, 2. Lukas 22:42-44,3. Ibrani 4:15, 4. Kis 20:22-25, 5. Efesus 1:4,11, 6. Efesus 1:6,12,14, 7. Efesus 1:10, 8. Efesus 1:08, 9. Efesus 4:1,4, 10. Efesus 4:2, 11. Kejadian 1:28, 3:17-19, 12. Roma 5:17, 13. 2 Korintus 12:12, 14. 1 Korintus 9:2, 15. 1 Korintus 12:28, 16. 1 Korintus 12:4-11, 17. Efesus 4:12,15,16 , 18. Efesus 1:14, 19. Efesus 5:1, 20. Efesus 5:2-18; Galatia 5:22, 21. Efesus 5:3-5, 22. Efesus 5:9,10,14

Sumber : triple helix, summer, 06

Diterjemahkan oleh : dr. Raymond P. Setyadharma-Semarang

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag