Rabu, 09 November 2011

GRASPING HEAVENS (6a)

... sambungan...

6. Tami Bergabung dengan Pelayanan Profesional MSI

“Kamu akan menjadi dokter pertama yang bergabung dengan MSI, Tami…Kamu akan merintis pekerjaan di sana…” kata Dr.Taylor melalui telepon setelah mereka saling berkirim surat dan email.

“Yang pertama…?” tanya Tami, tidak terpikirkan olehnya selama ini untuk menjadi seorang dokter perintis. Dia bertanya lebih lanjut: “yang pertama dan satu-satunya..??”

“Ya, Tami…untuk sementara kamu akan menjadi yang pertama dan satu-satunya dokter. Tentu saja kami terus berdoa agar tahun-tahun berikutnya akan ada lebih banyak lagi dokter yang datang dan membantu. Kami sudah mengutus cukup banyak Tim, tapi memang kamu yang pertama menjadi dokter yang ditempatkan di sana untuk jangka panjang…”

“Tapi bukan hanya saya sendirian, bukan…?” tanyanya hati-hati

“Tidak, kami tidak mengirim staf sendirian. Baru-baru ini kami sudah mewawancara dua orang perawat dari Taiwan dan Jepang. Kalian bertiga akan menjadi Tim perintis kami jika Tuhan berkenan...” Jawab Dr. Taylor. “Well, satu atau dua tahun pertama kamu harus sepenuhnya belajar bahasa” tambahnya, “Tapi setelah itu bila pintu-pintu masih tetap terbuka kami harap bisa mengutusmu ke Great Cold Mountains sebagai orang yang terpanggil ke Cina”

“Maksud Anda Great Cold Mountains di mana Dr. Jim Broomhall pernah bekerja dan melayani..?”

“Ya, Tami…itulah rencananya. Bagaimanapun kamu perlu tahu bahwa rencana-rencana di sini itu bisa berubah kapan saja. Cina terus berubah dan seringkali tidak bisa diprediksi. Tidak ada dokter asing yang bekerja lebih dari 40 tahun. Kita bergantung pada pemerintah Cina. Sejauh ini mereka menyambut kita dengan tangan terbuka. Tapi itu bukan jaminan. Kami melangkah dalam iman. Dan Tami…bila kamu memang rindu bergabung dengan MSI maka kamu perlu tahu bahwa ini merupakan langkah iman…”

Biografi Dr. A. J. Broomhall telah mengarahkan hati Tami selama minggu-minggu terakhir sementara dia berkomunikasi dengan kantor MSI di Hong Kong. “Apakah memang ini organisasi yang Tuhan kehendaki aku bergabung…? Bisiknya dalam hati.

“Tami, apakah kamu yakin dengan hal ini…?” tanya Ellen sahabatnya waktu ia residensi di Rochester, yang peduli soal rencana kepergiannya ke Cina. “Dokter pertama dan satu-satunya? Sebuah organisasi yang masih relatif baru? Mereka bahkan tidak yakin mereka bisa menempatkanmu sebagai seorang dokter? Tami…apakah kamu sudah gila!?”

“Aku tahu…memang kedengarannya mengerikan. Biasanya aku tipe seorang perencana…”

“Memang kamu prototip seorang perencana..” Ellen menginterupsinya “Bagaimana bisa kamu mengambil semua resiko ini, Tami…?”

“Well, mungkin Tuhan ingin aku belajar mempercayai-Nya dan membawa segala sesuatunya kepada-Nya dalam doa dari pada membawa segala sesuatunya di tanganku seperti yang selama ini selalu kulakukan” Tami berhenti sejenak. “Lagipula Ellen…kamu harus mendengar kisah perjalanan sejarah MSI..itu kisah pekerjaan Tuhan sendiri. Aku selalu memuji Tuhan tiap kali aku membacanya. Aku benar-benar terpesona dengan kehidupan dr. AJ Broomhall. Waktu dia diminta meninggalkan Cina pada tahun 1951 dia begitu putus asa. Bicara soal rencana-rencana yang dihalangi…Dr.A.J Broomhall telah mempersiapkan semua ini selama bertahun-tahun untuk pelayanan ke suku Yi, namun Tuhan mengizinkannya hanya untuk tiga tahun dan dia harus meninggalkan Cina. Setelah dia pergi dia tidak pernah berhenti memikirkan suku Yi, dia menulis beberapa artikel dan buku tentang suku Yi. Aku sedang membaca salah satu bukunya tersebut. Bayangkan, selama tiga dekade kemudian dia masih komit dengan suku Yi ini. Tidak bosan-bosannya dia mendoakan suku ini setiap hari. Dan dia berdoa agar suatu waktu dia bisa kembali, dan ketika akhirnya dia sadar hal itu tidak mungkin maka dia pun berdoa agar akan ada orang lain yang akan kembali ke sana melayani dan bekerja di antara suku Yi. Bukankah ini suatu hal yang sangat luar biasa karena aku bisa mengikuti jejak langkahnya di Great Cold Mountains Cina dan mimpinya itu akan terwujud?”

“Tami, kamu belum cerita bagaimana tentang MSI” kata Ellen

“Well, sebenarnya aku mendengar cerita berikut ini dari Dr. Taylor. Katanya Dr. AJ Broomhall sepertinya menerima sebuah surat dari Cina waktu natal tahun 1986. Dan waktu dia membuka surat tersebut dia menemukan sebuah catatan yang tertulis di atas secarik kertas tipis dan rapuh, yang ditulis oleh dua orang pria dari desa di mana dia pernah bekerja, salah satu desa di Great Cold Mountains. Aku tidak ingat nama desanya tapi mulai dengan huruf ‘Z’. Dalam surat tersebut mereka mengundang Dr.Broomhall dan keluarganya agar kembali ke Cina sebab katanya Cina telah terbuka untuk orang asing. Bahkan salah seorang dari penulis surat ini, seorang kader komunis, berjanji akan mengurusi dokumen-dokumen yang dibutuhkan Dr.Broomhall termasuk visa dan izin perjalanan untuk memungkinkannya bisa mengunjungi desa ‘Z’. Setelah lama berdoa dan berencana akhirnya pada tahun 1988 dalam usia 78 tahun Dr. Broomhall berangkat ke Cina bersama Joy putri bungsunya. Ada seorang perawat juga yang menyertai perjalanan mereka ke desa Z tersebut. Bisakah kamu bayangkan pengharapan yang mereka miliki selama itu? Dr. Broomhall tidak pernah menginjakkan kakinya lagi di sana selama lebih dari 30 tahun…” Tami berhenti sejenak. “Aku telah diberitahu bahwa mereka menyambut dan memperlakukan mereka sebagai sahabat-sahabat setia yang telah lama hilang. Dan hal itu benar-benar menggetarkan hati mereka, dan staf keamanan menyertai perjalanan mereka selama tiga hari ke desa Z itu…”

“Harus aku akui…itu semua begitu luar biasa, Tami…” kata Ellen

“Well, kembali ke ceritanya…” Tami melanjutkan. “Perjalanan pertama ini akhirnya membuka pintu-pintu untuk lebih banyak lagi kunjungan. Menurut Dr.Taylor ada sebuah kota lain yang lebih besar di kaki bukit Great Cold Mountains. Namanya kedengaran seperti berbunyi Shee-tsang…hmm, sulit menyebut namanya…tapi ejaannya ‘Xichang’. Kamu harus melewati Xichang bila ingin ke desa Z. Pusat pemerintahan Cina yang penting ada di Xichang. Well…selama perjalanan mereka yang kedua, anggota-anggota Tim diminta untuk mengajar bahasa Inggris di Xichang. Nampaknya inilah awal mulanya semakin banyak kursus bahasa Inggris yang dibuka di kota ini. Prosedur-prosedur bedah dilakukan di RS Xichang, dan hal ini sangat berkesan pada pemerintah setempat. Mereka akhirnya menyampaikan kerinduan mereka untuk mengembangkan program medis yang berkelanjutan. Dr. Taylor saat itu mengatakan bahwa dia bisa merekrut tenaga-tenaga dokter dan perawat untuk pelayanan medis. Otoritas Cina setempat sangat suka dengan gagasan tersebut. Aku pikir itu merupakan kombinasi antara rasa hormat dan penghargaan akan Almarhum Dr. AJ Broomhall, keahlian bedah, dan pengajaran bahasa Inggris yang memprakarsai suatu peristiwa suksesi yang akhirnya menuntun pada berdirinya suatu lembaga bernama Medical Service International yang disingkat MSI. Negosiasi dengan pimpinan Sichuan Public Health pun dilakukan dan kontrak ditandatangani. Pada tahun 1993 Dr. Taylor bertemu seorang pebisnis di Hong Kong, dan selanjutnya dengan Dr. Tsang di AS. Bersama-sama mereka merumuskan visi MSI dan menandatangani MOU… Begitulah ceritanya, jadi bagaimana menurutmu..?”

“Tami…aku mulai mengerti sekarang mengapa kamu tertarik bergabung dengan MSI. Dan sejujurnya kamu pantas untuk itu…kamu benar-benar pantas dan cocok untuk bekerja dengan MSI…”

“Aku juga sangat gembira dengan semua itu. Saat ini aku sibuk mengisi formulir-formulir…banyak sekali formulir..Jika semuanya berjalan dengan baik dan mereka menerimaku, aku akan berangkat musim panas ini. Mula-mula aku akan mengikuti semacam orientasi dan kemudian kursus bahasa. Aku berdoa biarlah kehendak-Nya sajalah yang jadi…!”

Tami diterima. Kesepakatannya adalah dia harus bersama MSI selama tiga tahun pertama, kemudian mengikuti program khusus medis tingkat lanjut di AS sebelum akhirnya dia kembali lagi ke Cina untuk jangka waktu yang tidak terbatas, kalau boleh dibilang seumur hidupnya. Beberapa bulan persiapan lewat dan akhirnya Juli 1995 tiba. Saat berada di ruang tunggu keberangkatannya menuju Hong Kong Tami seakan merasakan suatu kelegaan, setidaknya saat itu dia merasa bahwa dia sedang dalam perjalanan yang telah dipersiapkannya sepanjang hidupnya. Acara perpisahan begitu menyakitkan dan penuh airmata. Namun sukacita pengharapan jauh lebih kuat dari pada kesedihan. Ada banyak pendukung dan Tami sangat bersyukur karenanya, dia berjanji akan menulis surat secara teratur. Hutang pinjamannya telah lunas dibayarnya dan dia merasa sudah memperoleh dasar-dasar kehidupannya di dalam kehidupan orang Cina.


=========bersambung ke Grasping Heaven (6b)


Sumber: diterjemahkan dari

Annelies & Einar Wilder-Smith, “GRASPING HAEVEN- Tami L. Fisk, A Young Doctor’s Journey to China and Beyond”, Genesis Books, 2010.





Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag