Sabtu, 12 November 2011

GRASPING HEAVENS (6b)

6. Tami Bergabung dengan Pelayanan Profesional MSI

Dr. Taylor dan para pemimpin MSI lainnya menemui Tami di Hong Kong. Setelah sekian lama saling berkirim email, surat, fax, dan telepon, Tami akhirnya benar-benar bertemu Dr. Taylor secara pribadi. Bertubuh kecil dengan sorot mata lembut bercahaya. Tami bisa segera melihat sosok seorang Hamba Tuhan yang rendah hati, tapi seorang pemimpin dengan visi yang kuat…pemimpin yang bisa diandalkannya.

“Selamat datang, Tami...! Huang ying ni…begitu bahasa Mandarinnya. Kami sudah menunggu dan berdoa untukmu dengan sepenuh harapan,” kata Dr. Taylor sambil tersenyum hangat kepadanya. “Perkenalkan ini… Dr. Reginald…!”

“Panggil saya…Reggie!” Sesosok penuh senyum maju mendapatinya, seorang Profesor Cina yang dinamis yang telah memberikan jabatannya sebagai professor pediatrics penuh waktu di Universitas Cincinnati.

“Kelihatan seperti sekumpulan energy…” pikir Tami

“Dan ini Richard Chen…Richard adalah seorang pebisnis dari Hong Kong. Dia benar-benar instrument yang sangat penting dalam pendirian MSI…” tambah Dr. Taylor

Orientasi kursus MSI adalah sebuah kursus seminggu untuk saling mengenal satu sama lain, dan belajar tentang Cina dan MSI. Mereka belajar sejarah dan system politik Cina dari pagi sampai malam, termasuk pembatasan dan pelarangan kaum professional bekerja di Cina. Dr. Taylor, Richard, dan Reggie, para pendiri MSI dan para pengajar utama selama kursus menyampaikan wawasan yang mendalam tentang Cina yang sungguh menyatakan kasih sejati bagi negeri ini. Begitu menggetarkan hati.

“Kami ingin mengajari kalian sebuah lagu…” kata Dr. Taylor mengumumkan kepada kelompok kecil pekerja MSI.

“Ai shih eng jiu, ai shi…”

Tami tidak mengerti semua kata Mandarin, tapi begitu lagu itu dilanjutkan dia bisa mengenali beberapa katanya.

“Apakah syair lagu ini dari 1 Korintus 13?”

“Ya, Tami…persis, itu memang dari 1 Korintus 13:4-10 “

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu…” (1 Korintus 13: 4-7)

“MSI telah memilih lagu ini sebagai lagu tema..” lanjut Dr. Taylor

Suatu sukacita memenuhi hati Tami karena dia tahu telah bergabung dengan organisasi yang benar. Tidak ada konfirmasi yang lebih kuat dari Tuhan melebihi Firman Tuhan dari 1 Korintus 13 ini… Ayat hafalannya sejak masih kecil.

Dr. Taylor melanjutkan cerita mengenai MSI: “Sebagaimana kalian tahu tahun 1993 merupakan tahun pertama perkembangan MSI, itu tahun ketika kami menuliskan visi MSI. Sejalan dengan waktu…tahun-tahun berlalu…secara ajaib kami melihat bagaimana orang-orang mulai tertarik untuk melayani ke Cina di bidang medis. Mereka datang dalam Roh Kudus…” mata Dr. Taylor berkaca-kaca saat dia membagikan syair ini dengan seorang staf Cina. “Ya, kata-kata inilah yang dipakai perwakilan Cina dari Alumni Association Beijing pada waktu dia memperkenalkan MSI kepada pimpinan Sichuan Provincial Public Health Bureau di Chengdu. Bisa kalian bayangkan kata-kata ini disampaikan di sebuah Negara yang selama beberapa dekade melarang apa pun yang berkenaan dengan kekristenan…”

Saat itu tanggal 1 Maret 1994 Tim MSI terdiri atas delapan orang , duduk berdapan dengan para pemimpin kesehatan dalam suatu ruang konferensi membahas mengenai kerjasama dalam bidang pelayanan medis. Setelah penyampaian beberapa kata sambutan, Gubernur Sichuan sebagai pemimpin wilayah propinsi Cina yang paling padat penduduknya memberikan persetujuannya. Peristiwa bersejarah terjadi ketika kami menandatangani MoU antara MSI dan Public Health Bureau. Acara penyambutan kemudian diikuti dengan acara makan dan kunjungan ke beberapa tempat di Sichuan dan Yunan di mana MSI bisa mulai bekerja. Kunjungan mingguan ditutup dengan evaluasi dan acara makan malam seperti biasanya, yang dilakukan di sebuah meja bundar yang sangat besar yang pernah saya lihat ” kata Dr. taylor …dia berhenti sejenak seraya mengingat saat malam itu.

“Setelah beberapa kata sambutan pembuka, saya mulai membuka hati saya kepada tuan rumah dan mengumpulkan para staf. Saya ceritakan pada mereka bahwa saya lahir di Cina dan setelah 34 tahun pergi meninggalkan Cina saya kembali pada tahun 1980. Waktu itu semua turis manca Negara diwajibkan melakukan perjalanan dalam kelompok Tour. Hanya yang berbangsa Cina yang boleh berjalan sendiri. Dan yang benar-benar mengejutkan dan menguntungkan adalah ketika saya dan pemandu Tour kami ternyata lahir di propinsi dan kota yang sama. Dalam budaya Cina itu membuat kami berdua mempunyai hubungan yang khusus. Dia bersedia membantu Ibu saya dan saya untuk mengunjungi Kaifeng, kota kelahiran kami…dan akhirnya kami bisa pergi ke kota itu”

“Singkat cerita…” lanjut Dr. Taylor “tuan rumah kami mulai menyanyikan beberapa lagu patriotic. Ketika tuan rumah kami berbalik kepada kami dan menyatakan bahwa saatnya giliran kami untuk menyanyi, kami benar-benar tercengang. Ini benar-benar inisiatif medis yang baru. Tak seorang pun di antara kami yang pernah bermimpi akan diminta menyanyi. Beberapa dari kelompok kami secara sukrela akhirnya menyanyi; mereka memilih lagu berjudul “The True Meaning of love” yakni 1 Korintus 13. Kalian bisa mendengarkan sebuah jarum jatuh saking heningnya setelah nyanyian ersebut…dan saat itulah makan malam itu ditutup. Namun itu belum selesai karena setelah itu tuan rumah kami berkata “saya belum pernah menikmati makan malam seperti ini…”

“Saya juga belum pernah…” Dr. Taylor tertawa kecil mengingatnya. “Tuan rumahnya melanjutkan…saya tidak akan lupa syair terakhir dari lagu Dr. dan Mr. Hsu…”

Leher Tami serasa tercekat, dia melihat sekeliling kantor MSI yang kecil. Di depannya duduk Sharon dan Tomoko, mereka dua orang perawat yang disebutkan Dr. Taylor sebelumnya. Kelihatannya mereka juga tersentuh, dia ingin berkenalan lebih jauh dengan mereka.

Tim MSI yang kecil ini merasakan suatu tanggung jawab dan tugas yang besar “dalam kuasa Roh Kristus” yang sedang menanti mereka untuk melayani di Cina. Mereka menyanyikan “lagu kasih” bersama beberapa kali lagi. Tidak berapa lama kemudian Tami sudah menghafal kata-kata Mandarin daa menyanyikannya dengan sepenuh hati. Dia berharap bisa menyanyikannya sesering mungkin di Cina. Hatinya begitu berdebar-debar karena berpikir bahwa di akhir minggu nanti akhirnya dia akan tiba di tempat tujuannya.


============ bersambung ke Grasping Heaven (7a)

Sumber: diterjemahkan dari

Annelies & Einar Wilder-Smith, “GRASPING HEAVEN- Tami L. Fisk, A Young Doctor’s Journey to China and Beyond”, Genesis Books, 2010.

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag