“Dan Kristus sudah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri sendiri tetapi untuk Dia yang sudah mati dan telah dibangkitkan bagi mereka. “ 2 Korintus 5 :15
HIdup yang bagaimanakah yang anda impikan ?
Seorang pria muda, 28 Tahun,, baru menikah 3 tahun dengan seorang anak beusia 1 tahun mati terbunuh bersama 4 temannya oleh suku Indian Auca di equador, dan jenazahnya ditemukan di aliran sungai.
Hidup ,sepasang suami istri seperti yang dikisahkan di Reader’s Digest edisi Pebruari 1998 :
Mereka pensiun lebih awal dari pekerjaannya lima tahun yang lalu ketika sang suami berusia 59 tahun dan istri berusia 51 tahun. Kini mereka tingal di Punta Gorda Florida, dimana mereka berkeliling dengan kapal penankap ikan sepanjan 30 kaki milik mereka,bermain softball dan mengumpulkan kerang di pantai “
Hidup yang banyak diimpikan para professional muda sekarang adalah hidup seperti sepasang suami istri tersebut :, pensiun dini, hidup berkecukupan dan menghabiskan masa tua dengan bersenang senang. Memang menyenang kan!
Sudah tentu tidak ada dari kita yang ingin hidup seperti pemuda di atas, mati muda ketika hidup baru saja mulai.
Di usia produtif ini kita pasti sedang sbuk-sibuknya membangun hidup. Hampir sebagian besar waktu dan potensi, kalau tidak bisa dikatakan semua , dipakai habis untuk mengejar impian , membangun karir, mempersiapkan kehidupan mapan untuk keluarga dan mempersiapkan masa depan anak-anak,
Hidup yang manakah yang Tuhan mau kita hidupi ?
Sebagai anak Tuhan kita pasti rindu dipakai oleh Tuhan, ingin hidup kita terus melayani Tuhan. Setiap kita, selain bekeja sebagai professional medis, pasti mempunyai pelayanan , apakah itu di gereja, di suatu kelompok pelayanan tertentu dan sebagainya.
Tapi, seberapa jauh kita mempersilahkanNya me “makai “ hidup kita?
Salah satu quote Jim Elliot yang cukup terkenal berbunyi :
“ God, I pray Thee, light these idle sticks of my life and may I burn for thee. Consume my life , my God, for it is Thine. I seek not a long life, but a full one, like you, LORD Jesus.”
Sekedar dipakai ( to be used ) atau di pakai habis ( to be consumed) ?
Sepatu , laptop atau baju hanya digunakan (to be used ) tetapi tidak dipakai habis ( to be consumed). Sebaliknya , air, minyak, lilin sekali dipakai maka perlahan dia akan habis ( to be consumed).
Bersedia dipakai Tuhan asal tidak harus melepas genggaman kita pada hal – hal penting lain dalam hidup kita : Kenyamanan hidup
Profesi dan jabatan
Keluarga : anak dan pasangan
Harta benda
Itukah yang Tuhan inginkan dari kita ? Puaskah Dia dengan hidup demikian ?
Mungkin pertanyaan yang tepat adalah, masihkah kita berhak atas hidup kita? Siapakah yang berdaulat atas hidup dan segala potensi yang kita punya?
Mari kita belajar dari si anak dengan 5 roti 2 ikan, dia menyerahkan semua makanan yang dia punya untuk dipakai habis oleh Tuhan memberi makan lebih dari 5000 orang dengan berlimpah, atau belajar dari wanita yang meminyaki Tuhan Yesus dengan menuangkan semua minyak narwastu , barang termahal yang paling berharga yang dia pernah punya, untuk dipakai habis, dan Tuhan sangat berkenan padanya.
Hidup sepasang suami istri di atas , jika dilihat dari terang firman Tuhan adalah tragedi , hidup dan potensi yang disia-siakan, dihabiskan untuk diri sendiri.
Pemuda yang mati muda tersebut di atas adalah Jim Elliot, misionaris dan martir bagi suku Auca di Ecuador. Mari kita meneladani Jim Elliot , hidupnya yan singkat, potensinya dan kehidupan keluarganya dipakai habis oleh Tuhan menjadi berkat bagi suku Auca, di Ecuador,yang belum mengenal Allah dan terkenal sebagai suku pembunuh yang sadis dan suka membalas dendam. Pelayanannya bersama 4 teman misionarisnya diteruskan oleh anak dan istri mereka sehingga suka Auca menjadi suku yang mengenal Kristus dan melalui suku ini suku-suku Indian lain di sekitarnya mengenal Kristus.
Jim Elliot menulis : “ He is no fool who gives what he cannot keep to gain that which he cannot lose.”
Selamat dipakai habis,
Dr Maria Irawaty Simanjuntak
Pengurus PMdN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar