Senin, 16 Maret 2015

Gembalaku

Takkan kekurangan aku-Mazmur 23 : 1

Ada banyak hal yang saya inginkan : siap untuk bertugas jaga di rumah sakit; memanjat tangga karir, menjaga tempramen saya, mengambil waktu istirahat setengah hari, memiliki banyak teman, keluar dari kesibukan hidup yang menjemukan dan memiliki mobil yang lebih besar. Oh ya, dan menjadi saksi yang lebih baik. Tidak benar bahwa saya tidak menginginkan apa-apa. Kesalahan kita adalah menyamakan keinginan dengan kebutuhan kita, ini adalah sikap anak kecil. Konsep Daud yang lebih matang melihat pada pemeliharaan Allah yang tak terbatas daripada keinginan yang banyak. Dalam pemeliharaan Allah, tak satu pun dari kebutuhan kita yang kurang. Yang Daud katakan bukan tidak berkekurangan dalam hal yang diinginkannya.

Gembala yang baik mempunyai sumber-sumber yang tak terbatas (Flp. 4 : 19). Dia juga mempunyai rencana yang besar untuk karir kita (Yoh. 10 : 27). Dia sepenuhnya menyadari kebutuhan kita sehari-hari (Mat. 6 : 25,32). Dia memperhatikan semua kebutuhan kita. (Yak 1 : 4)

Dalam masyarakat berteknologi tinggi, keharusan menunggu apa yang kita butuhkan sudah tersingkir. Baik secangkir kopi atau suatu reaksi biokimia atau telepon antar benua cukup dengan memijit tombol yang tepat maka kehendak kita akan tercapai. Tidak demikian dengan pengembalaan. Kalau kita melihat sekumpulan domba-domba, kita melihat adanya pertentangan antara keinginan masing-masing domba akan jalannya sendiri dan keinginan si gembala untuk mereka semua. Mereka mungkin menjadi liar atau panik dan mencoba membebaskan diri, tanpa menyadari bahwa gembalanya sedang membawa mereka ke padang rumput yang lebih hijau atau ke tempat yang lebih aman. Betapa lebih baik bagi semua pihak, kalau mereka telah mengerti rencana-Nya! Keinginan mendapat rumput kering sangat tidak berarti dan bodoh dibandingkan padang rumput hijau yang sedang menunggu. Belajar percaya dan menurut berarti belajar pula untuk menanti. Untuk kita berarti menanti Allah.

Para dokter umumnya bersifat tidak sabar. Tekanan pekerjaan yang berlebihan dan krisis-krisis dalam hidup yang harus ditanggulangi, bercampur dengan sikap pasien yang pasrah dan harapan tinggi dari teman sejawat, menimbulkan sikap tinggi hati dan ketidakramahan. Hal ini merugikan anggota tim yang lain maupun para pasien. Ujian kesabaran datang dalam berbagai bentuk : telepon yang mengganggu, tanya jawab dengan pasien, klinik yang penuh, ada saja hal yang dapat menghabiskan kesabaran kita. Di saat itu, kita dapat menggunakan kesempatan untuk datang kepada Gembala kita, memilih untuk tinggal dekat dengan-Nya daripada lari tak terkendali. Baru sesudah itu kita dapat melihat bagaimana tiap hari Dia membawa kita ke air yang lebih tenang. Dengan demikian semangat bersatu akan bersemi dalam tim, para pasien menyadari adanya suasana lebih tenang dan kita dapat belajar bahwa jika permohonan dibuat sesuai dengan kehendak-Nya, Dia betul-betul akan mencukupkan.

Tak akan kekurangan aku,tak akan kekurangan aku
jika aku milik-Nya dan Dia milikku selamanya.

                                                                                                                                   
Bacaan selanjutnya : Filipi 4 : 6-19

Dikutip dari :
Diagnose Firman

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag