Rabu, 04 Maret 2015

Menaruh Dendam

Segala kepahitan, kegeraman ... hendaklah dibuang di antara kamu ... (Efesus 4 : 31)


Siapa pun yang memulainya, menaruh dendam menimbulkan rintangan di tempat kerja, mempengaruhi suasananya, mengganggu komunikasi dan merusak efisiensi kerja. Orang sakit yang berada dalam situasi seperti itu akan menderita. Seperti ada batu kerikil di dalam mesin, tapi kehadiran seorang Kristen dapat menjadi seperti minyak Tuhan untuk melumasi mesinnya. Menghilangkan kepahitan tidak akan tercapai dengan cara berpihak atau berdiam diri. Yang diperlukan adalah tanggapan bukan hanya reaksi. Kita harus berdoa agar ada kesempatan bagi kita untuk menuangkan "minyak", dengan lembut dan rendah hati. Pembicaraan dengan hati panas akan menimbulkan amarah daripada penyesalan, apalagi jika kesalahan ada di kita sendiri. Situasi akan menunjukkan kepada kita apakah pembicaraan sebaiknya dilakukan bersama seluruh anggota tim atau secara perorangan.


Seorang dokter perempuan yang menyusun jadwal tugas juga menyadari seorang anggota timnya terang-terangan menghindari dia, maka ia mendoakannya. Tak lama kemudian, mereka bertemu di pintu berputar dari arah yang berlawanan. Mereka bisa saja saling mengabaikan karena ada pembatas kaca di antara mereka, atau ia bisa menunggu sampai pria yang ia doakan itu pergi. Tapi ia segera menaikkan doa SOS agar diberi hikmat, dan mereka bertemu. Dengan menyebut nama pria itu, dan dengan penuh perhatian, dokter perempuan itu bertanya, "Ada masalah apa?" Maka dengan begitu keluarlah "batu kerikil" yang mengganggu. Ternyata pria itu menaruh dendam karena jadwal tugas jaga dirasanya tidak adil. Begitu masalahnya terungkap, keduanya saling memaafkan dan hubungan mereka membaik.

Mengapa kita yang sudah banyak pekerjaan, menyusahkan diri dengan hal-hal seperti itu? Ada alasan yang lebih dalam daripada sekedar meningkatkan efisiensi. Kita harus hati-hati terhadap sikap-sikap yang menghancurkan, termasuk yang ada di dalam diri kita, karena Tuhan sangat peduli memulihkan hubungan yang terputus anatara kita dengan Dia. Justru karena kasih Tuhan maka Paulus mendesak kita mengusir kepahitan di dalam hati, dengan bersikap "ramah ...penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Ef 4 : 32).

Baca : Titus 3 : 1-8

Dikutip dari :
Sumber Hidup Praktisi Medis

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag