Ketika mengunjungi Leningrad pada tahun 1920, Hugh Redwood masuk ke dalam sebuah Katedral. Ia menggambarkan apa yang dilihatnya dalam bukunya yang berjudul "God in Shadows". Kunjungan itu dilakukan sebelum perayaan Paskah. Meskipun pemerintah Rusia dengan gencar berkampanye anti Tuhan, gereja itu penuh dengan jemaat yang berbakti. Salah seorang anggota jemaat, seorang wanita bangsawan, walaupun berpakaian jelek, merasa bahwa Hugh memperhatikannya, lalu ia menyapanya dalam bahasa Inggris.
"Anda seorang Inggris, bukan?" katanya, "dan di Inggris saat ini sedang merayakan Paskah. Tetapi di sini tidak ada Paskah, sebab menurut undang-undang Kristus telah dilenyapkan. Betapa jahatnya!Tetapi Kristus tidak mati, di Rusia sekalipun, mereka pikir mereka telah merampas-Nya, seperti mereka merampas Paskah kami, tetapi kami akan tetap merayakan Paskah di hati kami dan di situ Yesus akan bangkit lagi..."
Bagi banyak orang, Paskah datang dan berlalu. Bagi sebagian orang Paskah tidak berarti apa-apa atau hanya membawa sedikit sinar harapan, kemudian menghilang sampai tahun berikutnya. Bagi orang Kristen yang merayakan Paskah di hatinya, perayaan itu berlangsung sepanjang tahun.
Natal menceritakan mengenai seorang bayi di palungan dan suatu mujizat yang luar biasa. Tuhan telah menjadi manusia. Bagi orang Kristen yang merayakan Paskah di hatinya, perayaan itu menceritakan mengenai kelahiran jiwa baru yang diberikan Tuhan ke dalam setiap hati manusia yang membuka dirinya bagi kehidupan Kristus.
Tuhan yang Abadi dan Hidup, Engkau telah memberikan kepada kami suatu pengharapan yang hidup dengan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Tolong kami, yang juga dibangkitkan oleh Dia, untuk mencari hal-hal yang surgwai supaya kami boleh bersukacita dalam hidup abadi dan pengharapan baru.
Bacaan selanjutnya : Roma 6 : 1-11
Dikutip dari :
Diagnose Firman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar