Selasa, 06 Oktober 2015

Penghormatan yang Pantas

"Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah dan hormatilah raja! Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis." - I Petrus 2:17-18

Memang mudah (dan sesuai dengan firman Tuhan) untuk menghormati mereka yang pantas untuk dihormati. Tetapi, adalah sesuatu yang lain kalau kita harus menghormati semua orang. Ini bukan berarti kita dapat semaunya, sehingga kita sepertinya membenarkan hal-hal yang palsu dan salah. Yang jelas, setiap orang patut dihormati.

Bagaimana sikap kita terhadap orang lain? Seberapa bernilainya mereka bagi kita? Para dokter umumnya berhubungan dengan orang berbeda dalam banyak hal dengan mereka, bukan hanya karena mereka sedang sakit sehingga menjadi lebih peka. Namun, mereka juga memiliki perasaan yang sama seperti kita. Dan hal yan sama dapat diterapkan pada teman-teman sejawat kita, sekalipun mereka sering memberi kesan keras kepala atau tidak sensitif, atau atasan yang sulit diajak bekerja sama.

Kita semua amat berharga bagi Allah, dan itulah sebabnya mengapa perintah ini ada hubungannya dengan 'takut akan Allah'. Jika kita menunjukkan ketidakhormatan kita terhadap orang lain, maka kita telah merendahkan orang yang baginya Allah telah memberikan hidup-Nya, dan kepada siapa Yesus telah mengorbankan hidup-Nya sendiri.

Pikiran ini benar-benar harus tertanam di dalam hati dan mendasari setiap tindakan kita di dalam menghadapi persoalan yang setiap hari terjadi mengenai hidup dan mati. Tidak hanya dalam menghadapi persoalan yang jelas jawabannya seperti 'euthanasia' (membunuh untuk meringankan penderitaan), akan tetapi juga dalam hubungan kita sehari-hari dengan orang yang aneh, bodoh, yang menuntut, orang tua yang tidak ramah, orang yang sakit parah, bahkan mereka yang sesungguhnya sudah tidak punya harapan tetapi merupakan 'kasus yang menarik untuk dipelajari'. Ketika kita mengobati mereka, apakah tindakan kita masih tetap dengan rasa hormat yang utuh?

Prinsip ini juga harus dikaitkan dengan kebenaran. Dapatkah kita membohongi orang yang kita hormati, tak peduli dia itu pasien atau teman sejawat kita? Tentu saja, kejujuran kita harus juga diperlembut dengan kepekaan dan belas kasihan terhadap penderitaan dan persoalan orang lain.

Bacaan selanjutnya : Kolose 3:12-4:1

Dikutip dari Diagnose Firman

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag