Senin, 30 November 2015

Tanya Tuhan Secara Pribadi

Apa makna hidup bagi dokter?
Jika saya bisa menjalankan kehidupan dengan apa yang saya yakini dalam tuntunan Tuhan. Hidup saya bisa berarti jika saya bisa menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan percayakan, dan seperti kata Paulus, berlari terus dan menuju garis akhir. Hidup saya juga berarti, jika itu memberi arti untuk Tuhan dan sesama manusia. Dan apa yang berarti bagi Tuhan dan manusia, panjang sekali penjabarannya. Kita tidak harus menjadi superman atau wonder women, just simply be ourself dan Tuhan bisa berkarya dengan semua keberadaan kita.

Menurut dokter, “panggilan” itu apa?
Panggilan adalah sesuatu yang paling berharga. Seperti kata Paulus, tidak memusingkan hal-hal duniawi, kapan saya menikah, kapan saya punya anak, kapan saya punya rumah.. bukan berarti panggilan meniadakan kebutuhan lainnya. Panggilan bagi saya bagaimana God’s kingdom reign kemana pun Tuhan pimpin saya. Ketika baru tamat kuliah saya ter tarik dengan pelayanan unreached
people group dan ada kerinduan sendiri untuk membawa dan memperkenalkan Kerajaan Allah untuk kelompok masyarakat yang umumnya terbelakang dan tertinggal secara secara kasat mata maupun
spiritual. Menurut saya panggilan tidak pernah berubah, jika berubah itu bisa semata impian atau cita-cita. Panggilan yang terbesar sebenarnya adalah panggilan kita datang kepada Tuhan. Selalu ada kerinduan diri untuk ‘bertemu’ dengan-Nya. 

Alasan memilih karir seperti yang dokter jalani saat ini?
Sejak saya tamat kedokteran gigi, saya selalu tertarik dengan ide pengembangan masyarakat yang banyak dikenal dengan istilah pelayanan holistik atau menyeluruh. Selesai pendidikan, saya ikut program PTT daerah terpencil selama 4 tahun. Dua tahun setelah PTT saya mengelola klinik kapal keliling yang melayani masyarakat yang tinggal di sepanjang wilayah perairan sungai di Sumatera Selatan. Satu tahun saya ambil waktu untuk belajar non dental, lebih ke arah pengembangan profesional dari berbagai aspek lainnya, dan waktu belajar, yang paling berkesan yang saya pelajari adalah Community Developmentnya. 

Pada 2007 saya bersama dr. Kinari dari Amerika, dr. Romi Beginta dari Jakarta, memulai Program Kesehatan dan Konservasi Hutan. Saya melihat, masalah utama masyarakat, khususnya di daerah ter tinggal adalah kemiskinan dan rendahnya kualitas hidup. Dan satu penelitian menyatakan bahwa rata-rata anak sekolah tidak masuk minimal satu hari karena sakit gigi. Perawatan ke dokter gigi sudah tidak asing lagi adalah perawatan yang mahal, bahkan sering tidak masuk dalam asuransi. Hal ini tidak hanya di Indonesia, dari artikel saya baca di Jerman misalnya, kalau dihitung biaya per tahun total yang dikeluarkan untuk perawatan gigi lebih besar dari perawatan masalah jantung.

Melalui program insentip yang kami berikan, masyarakat dapat diskon yang besar jika mereka datang dari desa yang melindungi hutan dan jika mereka bayar juga ada pilihan non tunai, dimana mereka 
bisa bayar dengan bahan yang kemungkinan tidak berharga bagi mereka tapi kita bisa pakai untuk kegiatan penanaman hutan atau membantu progam pertanian organik di desa-desa, seperti sekam, kotoran sapi. Atau bisa juga bayar dengan menanam bibit yang membantu program penanaman hutan kembali yang sudah terdegradasi. Mencari solusi untuk kesehatan yang lebih baik tidak hanya menyediakan pelayan itu sendiri tetapi bagaimana masya rakat mendapatkan akses untuk dapat menikmati pelayan itu. Konservasi disini menjadi satu akses (jalan masuk) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Apakah boleh berganti-ganti pekerjaan?
Apa yang menjadi dasar pertimbangan kita, saat kita mau beralih pekerjaan? Profesi tidak selamanya dapat kita jalani, tetapi selamanya kita dapat mengikut pimpinan Tuhan. Jadi kalau ditanya apakah boleh berganti pekerjaan, tanya Tuhan secara pribadi. Seperti Pak Dee Han pendiri RBC Ministry, satu momen dia sakit gigi dan harus opname, itu yang membuat dia beralih profesi dari dokter menjadi pemberita Injil. Yang menjadi dasar pertimbangan kita adalah kenapa kita memilih sesuatu yang baru itu, apa motivasinya. Kita semua bisa jujur dengan diri sendiri. Apakah benar ini untuk kemuliaan Tuhan atau ada motif lain yang kita munculkan untuk melegitimasi kita. Akhir-akhir ini, saya sering bertemu orang yang memiliki harta yang tidak bisa dihabiskan karena banyaknya dan karena itu mereka melakukan sesuatu untuk kesenangan saja - karena ada simpanan itu. Saya
yakin ‘simpanan’ kita dari Bapa di surga jauh lebih besar dari orang paling kaya di dunia dan karena itu just do your best and leave the rest to Him.

Bagaimana dokter melihat bahwa pekerjaan itu adalah panggilan Tuhan?
Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri bagi tiap-tiap orang. Disitulah indahnya berjalan bersama Tuhan. Tuntu nan Tuhan membuat hal-hal yang besar maupun kecil dapat berjalan menuju sesuatu yang Tuhan sudah sediakan. Waktu saya baru pulang dari Inggris, ada tawaran progam yang cocok buat saya. Saya mendoakannya, dan minta petunjuk dari Tuhan juga. Sebenarnya saya ada rencana kembali ke kegiatan yang saya kelola sebelumnya, tetapi karena ada kendala administrasi dan manajemen, sehingga tidak ada kepastian kapan progam bisa berjalan lagi. Dan saya berdoa kalau benar itu, saya akan tunggu dihubungi saja. Dan ketika ditelpon saya mendengar ada kondisi masyarakat yang menjadi kerinduan saya, saya memutuskan untuk datang membantu. 

Bagaimana caranya bisa bertahan selama ini, dengan karir yang dokter emban?
Saya berusaha menjaga ketahanan fisik dan spiritual. Berolahraga teratur, makan sehat, juga menjaga hubungan pribadi yang teratur dengan Tuhan. Terbuka dengan ide baru dan berjejaring dengan banyak kalangan. Beri waktu yang seimbang antara pekerjaan dan istirahat. Untuk mengurangi stress, saya mengembangkan hobi menyanyi, masak, main futsal, badminton dan voli dengan teman-teman. Jika ada kesempatan saya coba menarik diri jauh dari tempat saya tinggal. Untuk retret atau menulis.

Pernah ingin “mundur” ?
Mundur?? Hmmmm... saya pernah mengalami depresi, dan itu membuat saya kehilangan minat terhadap apapun juga. Saya belajar bahwa depresi itu bukan sesuatu yang permanen, siapa saja bisa mengalaminya dan saya menerima diri saya bahwa itu terjadi, tetapi tidak menyerah dan percaya bahwa itu akan berlalu. Mendengar beberapa kesaksian tentang orang yang pernah mengalami depresi memberi keyakinan bagi saya bahwa saya akan pulih. Ketika bertemu orang lain dengan terbuka saya jelaskan kalau saya sedang depresi agar mereka memahani kenapa minat saya kurang.
Dan saya tahu ada banyak orang yang berdoa untuk saya. Tuhan memulihkan saya dan saya bisa bangkit lagi seperti burung rajawali. Pengalaman dengan depresi itu membuat saya semakin memahami dan mengasihi orang lain. Dan Puji Tuhan sekarang kalau itu memperkaya kehidupan saya. He turn my mourning into dancing, Dia rubah ratapan menjadi tarian. Terpujilan Tuhan.

Drg. Hotlin Oppusunggu,
bertugas di klinik ASRI, Sukadana, Kalbar.
Memadukan program kesehatan masyarakat dan perlindungan hutan, bersama rekannya asal Amerika Serikta, Kinnari Webb dan Romi Beginta berkomitmen mendirikan Klinik Alam Sehat Lestari (ASRI) yang siap melayani masyarakat 24 jam penuh. Atas perjuangannya, tahun 2001 Hotlin mendapat penghargaan Whitley Award oleh The Royal Princess, Putri Anne dari kerajaan Inggris.

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag