Selasa, 29 Maret 2016

Kepuasan Batin

Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.-Filipi 4:11

Kepuasan batin bukanlah rasa puas terhadap diri sendiri. Paulus menulis dari penjara, tempat yang benar-benar di luar rencananya, namun di sanalah ia menemukan kedamaian yang melampaui segala akal (Flp 4:7). Kepuasaan batin yang dialami Paulus tidak bersumber pada keadaannya, melainkan dari kedekatannya dengan Allah. Bagaimana dengan kita? Apakah batin kita senang saat diberi tugas-tugas tambahan yang tidak menyenangkan, atau saat melihat orang lain naik pangkat? Pada saat klinik penuh sesak, perjalanan pulang kerja sangat macet sehingga makan malam dengan keluarga terlambat, telepon tak putus-putusnya berdering-semua itu sering membuat kita sulit memancarkan kedamaian. Untuk menghibur kita, Paulus mengatakan ia telah belajar mencukupkan diri. Suratnya yang lain mencantumkan beberapa keadaan yang membuat ia belajar (2 Kor 4:8-11). Walaupun kita tidak sebanding dengan Rasul Paulus, kita pun bisa belajar bersandarkepada maksud dan kuasa Tuhan justru melalui pengalaman ketika kita paling tertekan. Seorang kawan menyebut hal ini "menyonsong bencana dengan tenang", untuk mendapatkan pertolongan, kedamaian dan sukacitaNya.

Suatu malam, sebuah kantor pos dirampok oleh orang-orang bertopeng yang meminta uang. Karena peti besi dikunci otomatis dan tidak dapat dibuka hingga pagi hari, baik perampok maupun yang dirampok menunggu bersama sepanjang malam. Seorang kawan Kristen yang terlibat dalam persitiwa itu di kemudian hari bercerita kepadaku, walaupun gemetar ketakutan ia mengalami kehadiran dan sukacita dari Tuhan. Ia menambahkan, "Kini aku mengerti mengapa para martir mulai bernanyi menjelang saat kematianNya. Rasanya aku mau menyanyi juga waktu itu."

Kebanyakan dari kita tidak punya alasan yang kuat untuk tidak puas. Setiap hari kita perlu berlatih merasakan kehadiran Allah, apakah Ia sebagai saksi bisu terhadap reaksi-reaksi kita, maupun sebagai Pribadi yang bersedia mengubah keadaan tersebut. Walaupun sukacita kawanku itu bukan pengalaman yang bisa dialami semua orang, tidak berarti tekanan hebat tidak dapat berdampingan dengan kedamaian, bahkan sukacita. Sukacita kita pun bertambah ketika orang lain ingin tahu sumber kepuasan batin itu.

Baca : 1 Timotius 6:6-16

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag