Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?-Mikha 6:8
Setelah lulus dari sekolah kedokteran, dan berdoa agar Tuhan menolongku untuk menjadi seorang dokter yang baik, aku menemukan ayat ini dan memutuskan untuk menjadikannya pedoman pribadiku. Bahasa perasaan yang kupakai adalah bahasa Thailand, yang menerjemahkan ungkapan "hai manusia" dengan suatu istilah yang hangat dan penuh perasaan. Ayat ini menyatakan tanggung jawab yang unik dan hak istimewa kita, bukan saja dalam hubungan kita dengan sesama tapi juga dengan Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi.
Dua tuntutan pertama, adil dan setia, menyangkut hubungan kita dengan sesama. Bagaikan sepasang tangan, yang satu bicara tentang ketulusan dan kejujuran, yang lain tentang sikap hati kita terhadap sesama. "Mencintai kesetiaan" adalah ungkapan Ibrani yang paling sering dipakai untuk melukiskan kebaikan hati Allah. Kita memerlukan kasih agape ini untuk memelihara hubungan kita dengan sesama. Keramahan dan niat baik manusia saja tidak cukup. Seringkali kita tidak seimbang. Kadang-kadang kita mengatakan kebenaran tanpa kasih, atau atas nama kasih kita enggan memperhadapkan masalah dengan kebenaran. Hanya dalam Tuhan Yesus Kristuslah manusia dipenuhi oleh anugerah dan kebenaran di mana kedua hal ini seimbang dengan sempurna (Yoh 1:14).
Bagian terakhir dari ayat ini berkaitan dengan hidup kita sehari-hari bersama Tuhan. Dalam kehidupan profesional kita, kita didorong untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang percaya diri dan tegas. Namun jalan Tuhan selalu mendahului kerendahan hati. Ia menghargai orang yang tertindas dan patah semangat, yang gentar terhadap Firman-Nya (Yes 66:2)
Meskipun sering gagal, aku terus mencoba melakukan Mikha 6:8 Bersediakah anda juga berpegang dan berjalan dengannya, serta melakukannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar