Karena itu, saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati. - Roma 12:1
Jika keselamatan kita semata didasarkan pada anugerah dan kemurahan Tuhan, maka motivasi apa yang seharusnya mendasari seluruh kegiatan kita di dalam Kerajaan Allah? Ayat di atas memberi jawabnya. Mengawali pasal ini dengan "Karena itu", Rasul Paulus mengatakan, karena begitulah kepribadian Allah, tak terbatas hikmat-Nya, pengetahuan-Nya, dan kemurahan-Nya, maka tanggapan kita terhadap apa yang dilakukan-Nya bagi kita seharusnya menyerahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup. Dengan begitu barulah kita mampu berkenan kepada Allah.
Daripada berusaha keras memperoleh keselamatan, lebih baik kita ubah motivasi kita ingin menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur karena kita telah menerima keselamatan. Karena itu, apa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, sebuah persembahan yang diberikan kembali kepada Dia. Itulah yang berdampak kepada Dia, yang menyenangkan hati-Nya. Kemampuan agar dapat berkenan kepada Allah Pencipta kita, semestinya memberi kita sukacita dan terus memotivasi kita untuk mengembangkan pekerjaan dalam kehidupan kita, yang dapat kita persembahkan kepada-Nya.
Rasul Paulus selanjutnya memberi tahu, inilah hakikat ibadah yang sejati. Kita sering berpikir ibadah terjadi hanya saat kita menyanyikan lagu-lagu rohani pada hari Minggu. Tapi Paulus memperluas definisi itu. Bagi Paulus, ibadah mencakup segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, yang dilakukan sebagai persembahan syukur bagi Tuhan. Memang ibadah mencakup kegiatan yang dilakukan di gereja setiap hari Minggu, tapi juga termasuk waktu Anda bekerja. Karena itu, bekerjalah agar Anda dapat memahami apakah yang sedang Anda lakukan itu menyenangkan Tuhan, berkenan kepada-Nya. Bersukacitalah dalam kenyataan itu dan biarlah hal itu memotivasi Anda sepanjang hari.
Baca: 1 Tesalonika 4:1-10; Ibrani 13:15,16.
Disadur dari; Sumber Hidup Praktisi Medis 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar