Bayangkan skenario ini: Anda telah bekerja sebagai ahli selama beberapa tahun. Anda terdidik dan terlatih dalam pekerjaan itu, dan tahu cara menerapkan pengetahuan Anda pada situasi setempat. Kemudian, ketika ada kesulitan, seseorang di luar bidang Anda memberitahu Anda apa yang harus Anda lakukan. Bagaimana perasaan Anda? Apa reaksi Anda? Persis seperti itulah yang dialami Simon dan rekan-rekannya. Setelah sepanjang malam berusaha keras menangkap ikan, namun sia-sia, Tuhan Yesus meminjam perahu Simon ganti mimbar lalu mengajar banyak orang. Demikianlah seusai mengajar, terjadi percakapan seperti kutipan diatas. Tuhan Yesus memberitahu Simon apa yang harus ia lakukan dan Simon patuh. Simon menyadari otoritas Tuhan Yesus ketika Ia berbicara ke dalam pekerjaan Simon.
Hasilnya sungguh dramatis. Sejumlah besar ikan terjaring. Tiba-tiba pekerjaan Simon sangat berhasil, dan menjadi berkat bagi rekan-rekannya. Melalui pertemuan itu, Tuhan Yesus mencelikkan mata Simon. Simon sadar dirinya berdosa dan Tuhan Yesus adalah Allah. Tapi, dampak yang dilakukan Tuhan Yesus melalui pekerjaan Simon bukan hanya kepada Simon. Mata rekan-rekannya, Yakobus dan Yohanes, juga celik. Mereka bertiga memilih untuk mengabdikan hidup mereka dengan menjadi pengikut Kristus.
Tuhan Yesus rindu dan senang berbicara ke dalam pekerjaan yang kita tekuni. Saat kita melakukan Firman-Nya, dan belajar mengenali suara-Nya serta menanggapi pimpinan-Nya dalam situasi-situasi tertentu, kita akan menjadi seperti Simon, melihat hasil serupa. Namun, terlebih dahulu kita harus mempersilakan Tuhan Yesus masuk ke dalam dunia pekerjaan kita, menyadari otoritas-Nya, dan mendengarkan suara-Nya, serta bertindak menurut pimpinan-Nya. Apapun pengetahuan dan keahlian kita, kita juga harus berkata, "Karena perkataan-Mu itu, aku akan..."
Tuhan Yesus, Engkau kusambut ke dalam pekerjaanku.
Biarlah aku mendengar perkataan-Mu dan menaatinya. Amin.
Baca: Lukas 5:1-11; Kolose 3:17-24.
Disadur dari : Sumber Hidup Praktisi Medis 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar