Tuhan tidak harus datang dan
memberitahu saya apa yang harus saya lakukan bagiNya, Ia mengajak saya ke dalam
suatu hubungan dengan diriNYA dimana saya mendengar panggilanNya dan mengerti
apa yang Dia kehendaki saya lakukan dan saya melakukannya semata karena
mengasihiNya…Ketika orang-orang berkata mereka mendapat sebuah panggilan untuk
tugas ke luar negeri atau ke ladang pekerjaan tertentu, maksud mereka hubungan
mereka dengan Tuhan lah yang memampukan mereka menyadari apa yang bisa mereka
lakukan untuk Tuhan.
-Oswald
Chambers-
Berulang kali saya bertanya
kepada Tuhan, apa panggilanNya untuk saya lakukan. Pada suatu waktu, saya sedang
berada di bagian paling atas tangga sambil membersihkan kaca jendela rumah
kami. Sementara bekerja saya merasa
biasa saja sampai suatu saat saya melihat ke bawah dan menyadari betapa
tingginya saya dari tanah. Jika saya
jatuh, saya pasti akan luka berat dan tidak ada yang bisa menolong apalagi
untuk memanggil ambulans.
Terkadang saya pikir panggilan
Tuhan seperti itu. Hal-hal tidak
berjalan dengan baik. Hidup memang tidak
mudah. Situasi saya tidak seperti yang saya bayangkan. Saya tidak mendengar paduan suara yang
menyanyikan lagu “Hallelujah Chorus” seperti paduan suara surgawi meskipun saya
juga cukup bahagia dengan suara halus
dan pelan yang berkata “baik sekali pekerjaanmu”. Tetapi saya berlambat-ambat dan mulai melihat
ke bawah dan mulai merasa berada di tempat yang salah dan melakukan hal yang
salah. Apakah saya berada di jalur
kehendak Allah ataukah suatu kecelakaan telah membawaku ke tempat ini?
Dan saya rasa terkadang cara
itulah, setelah beberapa dekade mencari kehendak Allah bagi hidup saya, yang
membawa saya ke sebuah rumah sakit misi di Afrika, ke dalam situasi peperangan
dan wilayah kelaparan paling parah di dunia dan di media nasional berusaha
menyampaikan suara kebenaran di hadapan budaya permusuhan yang semakin
meningkat.
Saya bukan seorang kristen
super dan saya percaya Anda juga. Di tengah kehidupan yang hiruk pikuk dunia
kedokteran dan kedokteran gigi, jangan terkejut ketika Anda terbangun suatu
hari dan bertanya apakah Anda benar-benar terpanggil untuk misi ke luar. Jika
hal itu belum terjadi maka hal itu akan terjadi.
Bagaimana Anda mengatasi
keraguan dan bagaimana cara Anda melakukannya melalui banyak pergumulan, akan
memengaruhi bukan hanya kehidupan Anda tetapi juga beribu-ribu orang lain yang
bersentuhan dengan kehidupan Anda.
Saya seorang penggemar basket
Universitas Kentucky (UK). Itu merupakan
cabang olah raga dan Tim satu-satunya yang sangat saya suka. UK mempunyai
tradisi menang selama 75 tahun, tetapi tahun ini benar-benar buruk. Saya tidak ingat apa penyebab kekalahan mereka. Kemarin mereka membuat operan-operan bola
yang buruk, hanya berjalan-jalan, angka di layar tidak beranjak, berulang-ulang membuang bola
dan melakukan tembakan-tembakan bola yang buruk. Kurangnya menggunakan
keterampilan-ketrampilan dasar dengan baik membuat Tim mengalami masalah
berulang-ulang. Mereka bukan tidak
berbakat. Mereka bukan kurang
pengalaman. Mereka hanya perlu kembali
pada dasarnya untuk sinkron kembali.
Saya menemukan hal yang sama
terjadi pada saya ketika keraguan saya datang dan saya bertanya pada
Tuhan. Saatnya kembali ke dasar.
Dr. Tom Hale melakukan
pelatihan mengenai hal-hal mendasar yang dituangkannya dalam bukunya yang
berjudul “Menjadi Misionari”. Ia
mengingatkan kita bahwa semua kita menerima “panggilan umum” dari Tuhan untuk
menjadi seorang misionari (pribadi yang memiliki misi) pada waktu kita masuk
dalam hubungan pribadi denganNya melalui kasih karunia keselamatan (Efesus 2:8). Tuhan tidak berhenti sampai di
sana. Ia meminta kita untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa dan roh
sehingga Ia bukan hanya Juruselamat kita tetapi juga Tuhan kita (Matius
16:24). Kita mengasihi Dia bukan sekedar
perasaan emosional belaka untuk menyenangkan Dia (2 Tim 2:22). Kita percaya dalam Kristus bahwa kita
berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang dimintaNya kita lakukan, selain
kesetiaan kita yang terus menerus kepadaNya.
Dan Dia memberitahu kita apa
yang harus dilakukan. Misi kita adalah
menjadi “saksinya” dan menyaksikan apa yang sudah Dia lakukan dalam kehidupan
kita (Kis. 1:8). Kesaksian tersebut
dilakukan dengan perkataan dan disahkan oleh perbuatan baik. Juga belas kasihan
dan kepedulian kita yang dijabarkan melalui tindakan melayani yang tidak bisa diabaikan atau disangkali. Jadi panggilan umum untuk
menjadi misionari jelas bagi kita. Pertanyaannya adalah dimana? Tuhan melanjutkan...
Ia memberikan
panggilan-panggilan yang spesifik kepada orang-orang tertentu. Dari Musa sampai Maria, dari Yunus sampai
Yohanes Pembaptis dan dari ke-12 murid ke Rasul Paulus kita membaca kesaksian
demi kesaksian mengenai panggilan Tuhan secara pribadi untuk melakukan hal-hal
yang spesifik. Mengapa? Karena panggilan-panggilan tertentu membutuhkan kuasa
khusus untuk melakukannya.
Saya sedang berbaring di atas
atap sebuah flat di Mogadishu, Somalia pada suatu malam di bulan Desember
1992. Nyamuk-nyamuk mengaburkan
pemandangan bintang-bintang yang indah di langit yang gelap. Tidak ada lampu yang menyala di kota yang
sedang bergolak dengan perang saudara ini. Kelelahan setelah perjalanan ke kota yang sangat menyiksa, saya masih
belum bisa tidur karena bunyi suara tembakan yang sporadis, suara granat yang
meledak, suara pesawat tempur yang terbang rendah untuk mendarat di lapangan
udara.
Saya ditempatkan di bagian
logistik bersamaan dengan Tim Medis diangkut ke kota berpenduduk lebih dari
setengah juta orang. Mereka tidak
mempunyai akses untuk memfungsikan rumah sakit dan merawat para pasien sekarat
yang kekurangan antibiotik (yang termurah sekalipun) dan pengobatan malaria.
Tuhan dan saya bercakap-cakap
saat itu. “Oke..” saya memulai
percakapan saya dengan Tuhan.
“Tuhan..siapakah pria dengan istri beserta tiga orang anak kecil kerjakan di
tengah-tengah daerah peperangan ini dimana tiap saat aku bisa saja mati
terbunuh..?”. “Tuhan aku tidak tahu
bagaimana melakukan ini, aku harus mulai dari mana?”. “Tuhan, benarkah kami bisa membuat perubahan?” ..Kemudian datanglah sebuah
suara halus dengan pelan berkata “David, kau berada disini bukan karena
kebetulan atau karena lelucon. Aku telah
memangggilmu dan Aku bersamamu. Percaya saja padaKu..”
Saya membutuhkan itu. Itulah yang memberikan kepada saya kedamaian
saat memimpin sebuah Tim Medis yang melihat selama sembilan tahun lebih dari
45.000 orang yang putus asa, termasuk
tetap bertahan terhadap penyerangan, penculikan, pengawal-pengawal bersenjata
dan “Blackhawk Down”.
Bagaimana Anda bisa
mengidentifikasi panggilan spesifik seperti itu? Sebuah panggilan yang esensial
jika Anda melayani Tuhan di bidang misi medis di suatu daerah atau wilayah yang
sangat melarat di dunia ini? Panggilan umum datang melalui
Alkitab, tetapi panggilan khusus atau spesifik datang melalui suara Roh
Kudus. Beberapa bisa saja se-dramatis
yang dialami Paulus dalam perjalanan ke Damaskus tetapi bagi orang lain itu
mungkin bukan melalui sebentuk sinar atau tulisan di dinding tetapi melalui
khotbah, lagu, ayat Alkitab atau pengalaman. Tuhan berbicara dalam cara yang
jelas dan mendalam. Seperti Anda, saya
berdoa agar sesuatu yang dramatis yang bisa terjadi dengan jelas dan luar biasa
yang mana saya bisa buat gambarnya dan taruh dalam dompet saya. Kataku “..tulislah itu Tuhan di dinding, aku
sudah menyiapkan kameraku..”
Namun Tuhan tidak hanya bekerja
dengan cara seperti itu. Pada umumnya
panggilan Tuhan merupakan suatu keyakinan yang bertumbuh sedikit demi sedikit,
yang Tuhan taruh di dalam hati Anda. Keyakinan tersebut mungkin sudah mencapai puncaknya pada saat Anda
meresponi panggilan mimbar atau mendengar Tuhan berbicara, tetapi panggilan itu menjadi
konkrit setelah sekian waktu lamanya.
Itu bukan berarti Anda tidak
pernah meragukannya atau berusaha merasionalkan cara Anda diluar ketaatan total bagaimana pun caranya panggilanmu datang. Setiap panggilan membutuhkan iman yang akan
mengkonversikannya ke dalam ketaatan. Mungkin Anda masih berada
dalam proses awal atau Anda butuh memperbaharui atau mendengarkan kembali
panggilan Anda. Apa yang harus Anda lakukan ?
Pertama, Allah menghendaki
komitmen Anda yang total. Sadari bahwa
Anda tidak bisa membuat perencanaan hidup Anda yang lebih baik dari pada Allah
dan bersedialah menerima panggilanNya bahkan sebelum Anda mengetahui apa itu.
Kedua, carilah
petunjukNya. Sama seperti Samuel berkata
: “..berbicaralah Tuhan karena hambaMu mendengarkan..”. Jika Allah sedang
mendorong Anda untuk bermisi, berikanlah Dia kesempatan untuk berbicara melalui
perjalanan misi (mission trips),
membaca biografi para misionari, menghadiri konferensi-konferensi misi dan
membaca Alkitab. Pelajari beberapa
pelayanan misi. Daerah manakah orang miskin paling banyak? (Where the needs the greatest?). Dimanakah tempatnya agar para dokter dan
dokter gigi misionari bisa sangat berguna? Sebagaimana kata David Bryant: ”Allah tidak pernah memimpin Anda ke
tempat yang benar-benar Anda tidak tahu”
Ketiga, bicaralah kepada Tuhan
secara teratur dan mintalah Dia berbicara kepada Anda. Allah tidak menulikan telingaNya kepada
orang-orang yang dengan sungguh mencari kehendakNya.
Keempat, kerjakanlah hal-hal
yang mempersiapkan Anda untuk panggilanNya bagi Anda. Jadilah pemberi layanan kesehatan
terbaik. Terlibatlah dalam pelayanan
terhadap kaum miskin dimana Anda berada. Pelajari Alkitab sebanyak mungkin dan praktekkan itu dengan menjadi saksi
kepada teman non kristen dan pasien Anda. Seperti kata Rasul Paulus: “..berdoa supaya Allah kita menganggap kamu
layak bagi panggilanNya dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan
menyempurnakan segala pekerjaan imanmu” (2 Tesalonika 1:11)
Terakhir, bertindaklah sesuai
petunjuk yang Anda peroleh. Sangat sulit
mengendarai mobil yang sedang berhenti di tempat parkir. Saya juga melihat banyak orang terduduk
kembali, mengejar prioritas-prioritas
mereka sendiri dan mengklaim bahwa mereka mau saja pergi asalkan Tuhan
bicara. Jika Anda melangkah maju, maka
Allah akan menghormati iman Anda dan
menguakkan jalanNya lebih lebar lagi bagi kehidupan Anda ke depan.
Ingat, kehendak dan pimpinan
Tuhan bagi kehidupan Anda mungkin berubah. Saya berpikir saya akan menjadi misionari di Kenya sepanjang hidup saya
dan akan dikuburkan di bukit samping rumah sakit. Saya senang menjadi dokter misionari dan
melakoninya dengan baik, tetapi Tuhan hanya mengizin kami mengalaminya selama
satu musim saja. Saat Tuhan mengganggu
ketenangan roh saya dan mulai memanggil saya keluar dari apa yang saya sukai,
sekali lagi saya harus kembali ke awal.
Membutuhkan waktu kurang lebih setahun dan banyak percakapan dengan
Tuhan sebelum akhirnya saya beriman melakukan apa yang Ia kehendaki saya
lakukan, yakni meninggalkan Kenya dan kembali ke Amerika Serikat untuk memimpin
World Medical Missions sebelum itu
menjadi CMDA (Christian Medical & Dental Association) Amerika Serikat. Anda
harus percaya, tidaklah mudah meninggalkan Kenya dibandingkan waktu saya berkemas membawa keluarga saya yang masih
baru dan menuju ke suatu tempat yang hampir mengeliling setengah dari bumi ini
jauhnya untuk memulai pelayanan sebagai misionari. Tetapi saya senang sekali saya mentaati
panggilan Tuhan.
Tidak ada kepuasan atau rasa
aman yang lebih besar dari pada kehidupan yang berpusat pada kehendak
Allah. Kejarlah itu dengan bersemangat.
Sumber
: http://www.cmda.org/AM/Template.cfm?Section=Your_Call1&TEMPLATE=/CM/ContentDisplay.cfm&CONTENTID=14642
Tidak ada komentar:
Posting Komentar