Bacaan : Mazmur 8, 114
Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti !
- Matius 4 : 10
Sebagai misionaris medis di Burundi, Afrika Tangah, aku sering berjalan ke klinik dangan melintasi pegunungan berhutan lebat, yang merupakan tempat pemisahan saluran air antara Sungai Kongo dan Sungai Nil. Aku ingat sebuah tempat teduh, jauh di dalam hutan, tempat kami merendam kaki di salah satu sumber Sungai Nil, yang mengalir di antara batu-batu melintasi jalan setapak yang harus kami lalui. Di Burundi, aku juga melihat piramida kecil yang menandai sumber Sungai Nil paling selatan. Dua tempat ini bisa diibaratkan dua sumber penyembahan. Satu bagaikan piramida di puncak gunung, yang lain tersembunyi dan sepi.
Yang pertama mendorong kita untuk menyembah, bersumber pada pemujaan kita terhadap Sang Pencipta takala kita mengagumi keajaiban hidup ini, beragam keindahan alam dan kerumitan ciptaanNYa ini, termasuk diri kita sendiri ( Mzm 139 : 14). Jika melihat lebih rinci, kita mendapatkan susunan dan ketertarikan yang lebih halus- dan Allah telah mengundang kita untuk menjadi rekan sekerjaNya dalam dunia yang luar biasa ini ! Tidak heran jika semua ini mendorong kita untuk menyembah Dia. Rekan kita yang bukan Kristen juga bisa merasakan kekaguman dan kegairahan.
Yang kedua juga nyata meskipun tersembunyi. Kita mendapatkannya takala jalan hidup kita menjadi sulit atau masalah hidup terlalu berat. Saat kita tak berdaya lagi, kita sadar perlu berserah kepada kekuatan di luar kita sendiri, yang lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan. Kita berada tepat pada sumber penyembhan kita, ketika kita berseru kepada Yang Maha Kuasa dan percaya akan kekuatanNya. Pujian dari hati muncul bagaikan air sejuk bagi kaki yang letih. Marilah kita menyediakan waktu untuk beribadah.
- Matius 4 : 10
Sebagai misionaris medis di Burundi, Afrika Tangah, aku sering berjalan ke klinik dangan melintasi pegunungan berhutan lebat, yang merupakan tempat pemisahan saluran air antara Sungai Kongo dan Sungai Nil. Aku ingat sebuah tempat teduh, jauh di dalam hutan, tempat kami merendam kaki di salah satu sumber Sungai Nil, yang mengalir di antara batu-batu melintasi jalan setapak yang harus kami lalui. Di Burundi, aku juga melihat piramida kecil yang menandai sumber Sungai Nil paling selatan. Dua tempat ini bisa diibaratkan dua sumber penyembahan. Satu bagaikan piramida di puncak gunung, yang lain tersembunyi dan sepi.
Yang pertama mendorong kita untuk menyembah, bersumber pada pemujaan kita terhadap Sang Pencipta takala kita mengagumi keajaiban hidup ini, beragam keindahan alam dan kerumitan ciptaanNYa ini, termasuk diri kita sendiri ( Mzm 139 : 14). Jika melihat lebih rinci, kita mendapatkan susunan dan ketertarikan yang lebih halus- dan Allah telah mengundang kita untuk menjadi rekan sekerjaNya dalam dunia yang luar biasa ini ! Tidak heran jika semua ini mendorong kita untuk menyembah Dia. Rekan kita yang bukan Kristen juga bisa merasakan kekaguman dan kegairahan.
Yang kedua juga nyata meskipun tersembunyi. Kita mendapatkannya takala jalan hidup kita menjadi sulit atau masalah hidup terlalu berat. Saat kita tak berdaya lagi, kita sadar perlu berserah kepada kekuatan di luar kita sendiri, yang lebih besar daripada yang bisa kita bayangkan. Kita berada tepat pada sumber penyembhan kita, ketika kita berseru kepada Yang Maha Kuasa dan percaya akan kekuatanNya. Pujian dari hati muncul bagaikan air sejuk bagi kaki yang letih. Marilah kita menyediakan waktu untuk beribadah.
Tuhan :
Cermin kecil terbuat dari berlian
Memeluk dalam kerinduan yang lembut
Semua warna dari cahaya.
Cintaku
Kepada bumi-Mu, mempunyai tempat untuk satu kata saja yaitu :
- ENGKAU -
Torben Roulund - Denmark
Tidak ada komentar:
Posting Komentar