Kamis, 28 Mei 2009

SEMINAR T B

Seminar dan Workshop "Manajemen Tuberkulosis Menuju Indonesia Sehat 2010" diadakan:
Seminar (6 Juni 2009 di Aula FK Universitas Airlangga kampusA)
Workshop (7 Juni 2009 di Fakultas Kedokteran Kampus A Universitas Airlangga)

SEMINAR 4SKP IDI:
Etiologi dan Patofisiologi Tuberculosis oleh dr. Laksmi Wulandari, Sp.P(K)
Epidemiologi Tuberculosis oleh Dr. Florentina Sustini, dr.,MS.
Trend TB oleh Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., MS., Sp.MK
Tatalaksana Pengobatan TB Paru Terkini oleh dr. Soedarsono, Sp.P(K)

WORKSHOP 5SKP IDI:
Anamnesis Pasien Tuberculosis dan Pemeriksaan Fisik Thorax Pasien Tuberculosis
Diagnosis Laboratorium Mikroskopis BTA
Analisis Foto thorax Pasien Tuberculosis
Pengisian formulir dan pencatatan Pasien Tuberculosis
General emergency Life Support pada kegawatan darurat Pasien Tuberculosis

Biaya Seminar: Mahasiswa 75rb, Dokter 100rb
Biaya Workshop: 150rb
Paket Seminar+Workshop: Mahasiswa 210rb, Dokter 230rb

Pembayaran dengan transfer:
- Rekening mandiri cabang Surabaya a.n. Dessy Widya 144-00-0712601
- Rekening BRI cabang Universitas Airlangga a.n. Dwi Retno Pujirahayu 0580-01-007735-50-9

Untuk Pembayaran Langsung dibuka mulai 25 Mei 2009 di Student Center FK UNAIR Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya

CONTACT PERSON: SARI (031603262700)
NINDY (0856468312022)
YAYAS (085731857702)

Dibuka pendaftaran lomba karya tulis Ilmiah tentang tuberculosis bagi peserta seminar….

Kesembuhan, karunia Allah bagi Manusia

Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.....-Roma 8: 28

Kesanggupan tubuh kita untuk menyembuhkan penyakit dari dalam, dirancang dan diberikan oleh Tuhan kepada umat manusia. Ia memberikannya kepada orang benar maupun yang tidak benar, kepada mereka yang berdoa maupun yang tidak berdoa. Biasanya Tuhan tidak langsung turun tangan mencampuri urusan hukum alam.

Ayahku yang saleh meninggal pada usia 43 tahun, saat melayani sebagai misionaris di India. Ia meninggal karena malaria. Waktu itu aku berumur 15 tahun dan bersekolah di Inggris ketika telegram tiba. Aku seorang kristen yang tulus dan tidak pernah ragu dengan kekristenan sampai terjadi peristiwa itu. Pendeta dan keluargaku berusaha menghiburku dengan mengutip Roma 8:28 yang mengatakan peristiwa ini adalah satu dari ”Segala Sesuatu” yang bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi Allah. Allah tentu menginginkan ayahku meninggal. (Dalam terjemahan bahasa Inggris yang kami pakai pada waktu itu dikatakan: ”Segala sesuatu bekerja sama mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Allah”).

Aku tahu malaria disebabkan oleh gigitan nayamuk, tapi membayangkan bahwa Allah mengarahkan nyamuk itu untuk membunuh ayahku, itu kemungkinan yang terlalu jauh. Aku tida bisa menerimanya. Sahabat baikku, F.F. Bruce, membantu mengembalikan imanku dengan menerangkan bahwa ”segala sesuatu” di Roma 8:28 tidak tepat kalau dianggap sebagai subjek kata kerja ”mendatangkan kebaikan”. Sebenarnya ”Allah”-lah subjeknya, dan kata ”DI DALAM” perlu disisipkan pada kalimat itu supaya maksud bahasa aslinya jelas, sehingga berbunyi
”DI DALAM segala sesuatu (yang terjadi) Allah bekerja bersama mereka yang mengasihi Dia, untuk mendatangkan kebaikan”

Berbicara tentang menara Siloam yang ambruk dengan korban 18 orang meninggal, Yesus berkata adalah kekeliruan jika orang menganggap kematian itu sebagai hukuman. Tuhan tidak meruntuhkan menara itu. Kita menyebut musibah itu ”hukum alam”.
Pesannya jelas. Semuanya bisa terjadi. Tuhan bekerja bersama kita untuk mendatangkan kebaikan dari kejadian-kejadian itu.

Baca: Lukas 13:1-15

Paul Brand-Amerika Serikat
Dikutip dari: ”Buku Sumber Hidup Praktisi Medis”

Selasa, 26 Mei 2009

SEMINAR DOKTER

Integrative Approach on Vascular Disease : From Prevention to Intervention
30 July – 1 Agst 2009
Ritz Carlton Hotel, Jakarta


GP :
Rp. 500.000,-
Rp. 400.000,- (early Registration)

Specialist :
Rp. 750.000,-
Rp. 600.000,- (early registration)

Registration Fee Workshop :
- TCD, Carotid, Vertebral Duplex and Extremitas
- TEE

HOTEL :
Rp. 1.250.000,- (deluxe)

Contact Person :
Secretariat National Cardiovascular Center Harapan Kita (Renny)
ekertariat
Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita
Jl. S. Parman Kav. 87, Slipi, Jakarta
Tel: (021) 5684085; 5684093 (ext. 2831)
Fax: (021) 56963795

dikirim oleh Jani Haryanto

Senin, 25 Mei 2009

Kesakitan yang Bermakna

Pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku. Mazmur 38:8

Sakitku bukan kepalang. Ketika tubuhku kejang lagi, aku mengepalkan tangan, dan memukuli bantal, dan berseru “Apalagi yang Engkau inginkan dariku?” Minggu itu bukan minggu yang baik. Dalam pertemuan klinik, kami membahas untuk berhenti melayani seorang pasien karena ia telah menyerang seorang rekanku. Pasien itu datang kepadaku dan menceritakan bahwa ia melakukan itu karena ada yang menghasut. Ketika masalahnya dibahas, aku menyampaikan apa yang dikatakan pasien itu kepada forum. Setelah mendengar keseluruhan ceritanya, diputuskan bahwa pasien itu dipindahkan. Titik. Selesai-begitu pikirku.

Namun, karena dalam pertemuan itu aku membela pasien, seorang rekan dan sedikitnya satu orang lagi menganggap bahwa aku secara tersirat menuduh rekanku berbohong! Ia bertindak benar dengan menghadapiku langsung, tapi aku merasa sakit hati dan marah! Keadaan rohaniku sangat rentan waktu itu sehingga tidak bisa menanggung rasa sakit yang parah. Rasa sakit di tubuhku membuatku terkapar tak berdaya. Tapi sambil menunggu ambulans, aku mulai menyadari bahwa rasa sakitku muncul karena salah pengertian dan pertentangan yang belum diselesaikan, antara aku dengan seorang rekan sekaligus teman yang aku hargai. Sakit itulah yang membuat aku berteriak kepada Tuhan.

Perlahan-lahan aku mulai menyadari, dalam kesakitan tubuh yang kurasakan, Tuhan sedang memampukanku untuk melepaskan kepedihan emosional yang kurasakan sebagai akibat dari kejadian diatas. Ditambah lagi dengan beberapa peristiwa lain yang sudah lama kurasakan dan berdampak negatif dalam kesaksianku sebagai orang kristen. Mazmur 38 mengingatkan kita akan keterkaitan antara sakit rohani dan sakit jasmani. Pemazmur mengingatkan kita akan keterkaitan antara sakit rohani dan sakit jasmani. Pemazmur juga harus diperhadapkan dengan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan Tuhan untuk mengasah ketumpulan rohani kita. Ketika kesehatanku pulih, aku merasakan jawaban Tuhan atas seruanku, ”Apalagi yang Engkau inginkan...?” yaitu satu kata yang menantang ”Semuanya !”

Baca: Mazmur 38

Trevor Stammers-Inggris
Dikutip dari buku: ”Sumber Hidup Praktisi Medis”

Jumat, 22 Mei 2009

SEMINAR DOKTER

Update Management of Coronary Heart Disease
30 Mei 2009

Speakers :
- DR. dr. Mardi Santoso, Sp.PD , DTM&H, KEMD
- Prof. dr. Lukman Hakim, Sp.PD, KGer, KKV
- dr. Johanes Hudyono, MS, Sp.OK
- dr. Djap Hadi S, MKes
- Yanto, Dr.Med., dr., MBA., MPH., Msc., Dsc., PhD., Fics., Sp.B-TKV
- dr. Stefanus.

AULA UKRIDA, Lt 7 Blok E.
Jakarta Barat.

2-3 SKP IDI.

Free Untuk 300 pendaftar.

Tempat terbatas
Pendaftaran boleh langsung aja ke Bu nani atau Lita FK UKRIDA
021-56942061. Ext 104

dikirm oleh Marshell Tendean

Selasa, 19 Mei 2009

All the glory must be to The LORD....

Bersyukur & memuji Tuhan atas berlangsungnya acara GATHERING PASKAH MEDIS pada tanggal 17 Mei 2009 yang lalu.

Sangat bersyukur atas kehadiran adik-adik mahasiswa FK/FKG, Ko-ass, Perawat & kakak-kakak Alumni yang sudah digerakkan Tuhan untuk menikmati berkat-berkat Tuhan yang melimpah lewat kebersamaan dan persekutuan menikmati fellowship & Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-hambaNya yang sudah diurapiNya untuk acara ini, para pembicara dan pelayan Tuhan sat itu.

Memuji Tuhan untuk setiap berkat yang dinikmati..setiap motivasi...dan setiap nasihat Firman Tuhan melalui Kak Ria Pasaribu, dr. Dodi Hendradi, dan dr. Artono Isharanto dalam talkshow & sharing yang dipandu dr. Yusak Siahaan.

Berdoa senantiasa agar Firman Tuhan & teladan yang sudah dibagikan melalui acara ini boleh terus menumbuhkan kerinduan setiap yang hadir untuk terus mau dibina dan diutus (bermisi) sebagai utusan Tuhan di bidang medis.

Soli Deo gloria !!

Senin, 18 Mei 2009

Tahu Bagaimana Mendengarkan

Tuhan Allah….mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Yesaya 50:4

Mendengarkan adalah seni. Ada yang mengatakan, pendengar yang baik adalah orang yang berjiwa besar. Benar sekali. Sangat sulit mendapatkan pendengar yang baik pada zaman ini. Kita cenderung saling memotong pembicaraan satu sama lain. Kita tidak sabar mendengarkan orang lain dan ingin memonopoli percakapan. Sebagai dokter, kita tentu tahu betapa pentingnya pasien mendengarkan kita dengan cermat, agar mereka memahami diagnosis penyakit dan pengobatannya dengan benar. Sebaliknya mereka pun sangat butuh di dengarkan oleh kita.

Sambil merenungkan betapa Alkitab menekankan pentingnya mendengarkan, kita bisa bertanya kepada diri sendiri: Apakah kita mengembangkan keterampilan kita dalam hal mendengarkan? Apakah kita memberi perhatian yang memadai kepada keluhan pasien? Apakah kita dapat melihat emosi mereka ketika mereka sedang berbicara? Apakah kita sungguh memberi perhatian kepada mereka, sehingga sebagai konsekuensinya kita mau mendengarkan keluhan mereka?

Berikut ini beberapa saran untuk dapat menguasai seni mendengarkan.

1. Buang ego kita
2. Buanglah kebiasaan membela diri
3. Hargailah perasaan orang meskipun kita tidak setuju dengan apa yang ia katakan
4. Berikanlah perhatian kepada apa yang dapat di dengar dan kendalikanlah bahasa tubuh kita
5. Terimalah seseorang sebagaimana adanya
6. Dengarkan tanpa menghakimi.

Lalu, berdoalah agar kita diberi hikmat saat kita mendengarkan, sehingga kita seperti seorang yang sedang diajar, dan dengan demikian Tuhan bisa memperbaiki pelayanan dan praktik kita sebagai orang kristen.

Mari kita memakai doa Raja Salomo sebagai permohonan kita: “ Maka berikanlah kepada hambaMu ini hati yang faham menimbang….untuk dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat…” (1 Raja 3:9)

Baca : Yesaya 50: 4-10;Yakobus 1: 10-27.

Jorge Patpatian-Uruguay
Dikutip dari buku: "Sumber Hidup Praktisi Medis"

Selasa, 05 Mei 2009

UNDANGAN : GATHERING PASKAH MEDIS

Doakan dan Hadirilah

Dengan penuh sukacita kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr-I Mahasiswa FK/FKG, Dokter/Dokter Gigi dan Perawat untuk bersyukur bersama memperingati kematian dan kebangkitan Kristus, dalam acara “Gathering Paskah Medis” yang akan dilaksanakan pada : Hari/Tanggal Minggu, 17 Mei 2009 pukul 11.00 s/d 14.00 WIB.
Tempat : Aula Gedung Klinik Spesialis Lt. 9 RS Mitra International-Ramsay Health Care, Jl. Raya Jatinegara Timur No 87 (Sebelah Gedung PLN Jatinegara Timur)-Jakarta Timur

Tema : “TOWARDS MISSION IN ACTION”
Acara : “ Talkshow Sharing”

Pembicara :
Dra. Ria Pasaribu,M.Div
Dr. Artono Isharanto,SpB
Dr. Dodi Hendradi,SpOG

Moderator :
Dr. Yusak Siahaan, SpS.

Doa kami kiranya Tuhan berkenan mengaruniakan Bapak/Ibu/Sdr-I kesempatan yang indah untuk hadir dalam acara ini.


Salam kasih & doa,

Pengurus PMdN dan PMdK Jakarta

Senin, 04 Mei 2009

Dikasihi dan Dikejar

Bacaan : 1 Yohanes 4:7-21.

Setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
1 Yohanes 4:7


Biasanya, setiap bangun tidur ada pikiran yang muncul : “Wah, aku harus menyelesaikan pekerjaan kemarin”. Atau “Pasien psikiatri berasal dari New York, apa ia berhasil menelpon orangtuanya tadi malam?” Dan seterusnya.

Kadang pikiranku mengenai Tuhan. Sering aku teringat bahwa Ia mengasihiku, pikiran indah dan sungguh mengherankan. Namun pikiran ini tidak selalu membuatku merasa nyaman. Beberapa tahun yang lalu aku menulis surat dari Thailand kepada seorang teman yang menderita diabetes. Usianya masih jaya tapi penglihatannya mulai rusak dan menulis untuk meyakinkan Allah tidak begitu mengasihiku dan agar Dia membiarkan aku saja sebentar.” Waktu itu aku belum pernah mengalami kehilangan orang dekat yang kukasihi atau penderitaan lain, sehingga jawaban temanku ini membuatku bingung. Masak kasih Allah membuat orang merasa tidak nyaman!

Pertama, dalam kasih-Nya Allah mengejar kita, setiap hari semakin dekat. Campur tangan-Nya mungkin bertentangan dengan keinginan kita untuk memegang kendali hidup kita sendiri. Kebaikan-Nya dan kekudusan-Nya mungkin terasa berlimpah-limpah, tapi menjengkelkan. Ia tidak memaksa kita datang lebih dekat kepada Dia, dan ia juga tidak mau mengusik kemauan bebas kita. Keputusan selalu ada pada kita sehingga kita merasa lebih bersalah ketika kita menyadari ketidaktaatan kita.

Kedua, Allah berjanji akan selalu menyertai kita, menolong kita melewati masa sulit penuh derita dan sakit; janji yang tidak nyaman sebab kita lebih suka jika masa seperti itu tidak ada dalam hidup kita! Jadi kita mencoba lari dari Allah, dan itu tidak mungkin. Kita perlu mendengarkan Dia dalam keheningan, membuka kembali hidup kita untuk menikmati petualangan bersama Dia, sambil memegang Dia kuat-kuat ketika perjalanannya sulit. Dan kita perlu mendengarkan satu sama lain dan sungguh-sungguh saling mengasihi. Ini adalah kehendak-Nya, dan bukti kita adalah anak-anak-Nya.


John Townsend.

Jumat, 01 Mei 2009

Bicara Tanpa Dipikirkan Lebih Dulu

Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku. – Mazmur 141:3.

Seperti penyakit campak, ungkapan-ungkapan tertentu juga menular. Seorang temanku, dokter, terkenal dengan julukan “Corks” (sumbat), karena inilah satu-satunya kata yang ia lontarkan jika ada orang mengumpat dengan menyebut nama Tuhan. Menanyakan secara halus, “Apakah itu doa atau umpatan?” kepada orang itu bisa mengurangi kebiasaannya mengumpat. Mulut kita juga harus dijaga, agar kita tidak membocorkan rahasia, baik secara profesional, dalam doa umum atau melalui gosip. Kecaman yang diucapkan tergesa-gesa dan kejengkelan mudah terpancing keluar, dan meskipun ditahan, sikap kita sering mengungkapkan apa yang tidak kita katakan. Betapa jauh perbedaannya dengan perilaku Tuhan Yesus yang kata-kata-Nya indah (Luk 4:22).

Sebagaimana yang meluap dari sebuah cangkir adalah isinya, begitu pula luapan hati yang keluar dari mulut (Mat 12:34). Pembualan menunjukkan hati yang congkak, ketidaksabaran berasal dari hati yang tegang (mungkin karena kelelahan), dan menghina orang lain adalah luapan hati yang dengki. Paulus mengingatkan agar kita memilih kata-kata yang penuh kasih (Kol 4:6) meskipun Yakobus mengakui, dalam praktiknya kita semua pada suatu ketika berbuat salah (Yak 3:2).

Kita harus berdoa agar hati dan mulut kita dijaga, dan agar Roh Kudus nampak ketika kata-kata kita meluap dari hati. Sebagian dari bukti kehadiran-Nya ini nampak dalam sikap rendah hati yang kita tunjukkan bila kata-kata terlanjur diucapkan. Kesalahan harus diperbaiki di depan Tuhan, dan mungkin juga di depan orang lain.

Suatu malam aku dibangunkan oleh suster jaga yang memintaku memeriksa sesuatu yang kuanggap sepele. Suster itu merasa sakit hati karena kata-kata yang kuucapkan dengan tergesa-gesa itu. Komentarnya sesudah aku pergi ialah, “Itulah yang bisa diharapkan dari orang yang suka menampar orang lain dengan ayat-ayat Alkitab.” Syukurlah sebelum aku diberi tahu akan komentar itu, Roh Kudus mendorongku untuk minta maaf kepada suster itu sebelum dia menyelesaikan tugasnya hari itu. Kenangan akan peristiwa yang memalukan ini membantuku selanjutnya untuk tidak lagi berbicara tanpa dipikirkan lebih dulu!

Baca:Efesus 3:14-21


Janet Goodall-Inggris

Dikutip dari : “Sumber Hidup Praktisi Medis”

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag