Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang diatas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita – Roma 8 : 38-39
Aku terpesona memperhatikan perawat muda itu membimbing pasiennya kepada Allah. Aku telah mengenal laki-laki itu sejak lama dan ia selalu menolak setiap kali aku berusaha menyampaikan injil kepadanya. Dia terkena AIDS dan tinggal menunggu waktu. Petugas kesehatan di rumah sakit mahal itu telah melakukan yang terbaik baginya. Sayangnya ia tak bisa lagi diobati. Namun sang perawat menawarkan sesuatu yang lain. Sebuah obat yang lebih manjur ketimbang obat-obat botol, yakni kasih yang ia berikan saat ia menceritakan sang tabib agung. Kasih itu terpancar menembus relung hati yang terdalam laki-laki itu. Ia begitu merindukan sesuatu yang bisa dipegang, sesuatu yang tidak dapat disentuh baik oleh AIDS maupun kematian. Laki-laki itu menemukannya dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Mereka yang berkesempatan menemaninya pada saat-saat terakhir hidupnya menyaksikan betapa ia nampak tenang dan damai, meskipun penyakit telah menghancurkannya. Sesungguhnya ia telah sembuh dan menjadi saksi akan Injil Kristus.
Apakah sebagai praktisi medis atau konselor, anda memancarkan kasih yang takkan hilang selama anda melayani pasien-pasien anda? kasihNya lebih dari hidup dan mengenal Dia berarti memiliki hidup kekal. Marilah kita pastikan bahwa kita menunjukkan kasih Tuhan Yesus kepada pasien-pasien kita hari ini, dan selalu, sepanjang kita merawat mereka.
Baca : 1 Korintus 13
Njeri Kangethe-Kenya
Dikutip dari: ”Buku Sumber Hidup Praktisi Medis”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar