Senin, 20 Februari 2012

Doctors Who Follows Christ (5)

JOHN COAKLEY LETTSOM

(1744-1815)

PENDIRI “LONDON MEDICAL SOCIETY”

“..Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka...”

(Matius 7:12)

Asosiasi swasta, baik yang filantrofik maupun yang terdidik, merupakan suatu fenomena di dalam dunia kekristenan. Asosiasi-asosiasi seperti itu merupakan mata air alami dari gereja dimana mereka dijadikan model. Tidak mungkin bagi kita membayangkan dunia medis tanpa kesatuan seperti asosiasi-asosiasi medis seperti itu. John Coakley merupakan penggerak utama dalam pembentukan London Medical Society dan merupakan pemain kunci di dalam asosiasi-asosiasi penting lainnya. Kapasitasnya adalah dokter yang sebagai pendiri dan sekaligus anggota dari asosiasi medis atau masyarakat ilmiah ini.

Tahun 1767, John Coakley Lettsom harus drop out (DO)dari sekolah kedokteran karena kekurangan uang. Lahir dari orang tua pengikut Perkumpulan Agama Sahabat (Quaker) di India Barat, ia berlayar ke Inggris belajar di sekolah Perkumpulan Agama Sahabat dan magang sebagai pembantu Dr. Abram Sutcliff selama 5 tahun dan tahun sesudahnya berkeliling-keliling memeriksa pasien RS St. Thomas di London sebagai anak didik dari pengikut Perkumpulan Agama Sahabat lainnya, Dr. John Fothergill.

Lettsom merasa bagaimana rasanya terjepit dalam masalah keuangan. Ia memutuskan untuk memperoleh lebih banyak pelajaran medis tetapi hal itu membutuhkan dana. Ia pulang ke India untuk mengurusi hak-hak atas milik ayahnya yang terakhir. Ia berharap apa yang dilakukannya bisa memberikannya uang yang cukup untuk membiayai sekolahnya. Namun ia menjumpai hal-hal yang membingungkan. Mungkin ia masih bisa menolong situasinya dan memperoleh uang yang cukup dengan menjual beberapa orang budaknya tetapi Fothergill mengajarinya bahwa perbudakan adalah kejahatan yang menjijikan. Dengan kemurahan hati yang impulsif, Lettsom membebaskan budak-budaknya sehingga ia menjadi seorang pemuda miskin berusia 23 tahun.

“Pada waktu itu satu-satunya harta yang saya miliki adalah sebuah lahan yang kecil dan beberapa orang budak. Kemudian saya membebaskan mereka pada saat saya hanya mempunyai 50 poundsterling. Saya tidak pernah menyesali pengorbanan ini. Memang Surga sudah membatalkan hal itu sejak dulu dengan mengembalikannya dengan berkat-berkat yang tidak terhitung dan yang saya perkirakan masih akan saya syukuri terus, yakni sebuah hati yang melepaskan mereka.

Saya tidak membebaskan budak-budak saya karena nasehat dari masyarakat perkumpulan kami (The Quakers). Itu juga bukan dari motivasi agama. Saya sudah banyak membaca sebelumnya. Saya merenungkan prinsip dan ajaran-ajaran dari agama-agama dan profesi yang berbeda, dan saya pikir hanya ada satu agama yang sesungguhnya, yakni yang mengajarkan agar melakukan sesuatu terhadap orang lain sebagaimana yang kita harapkan orang lain lakukan terhadap kita….Saya harap saya akan meninggal dalam kepercayaan agama ini karena saya belum menemukan yang lebih baik.”

Bagaimanapun Lettsom bukan tanpa modal. Ia memiliki dirinya. Ia memiliki pendidikannya. Dengan standar India, boleh dikatakan ia adalah seorang dokter yang terdidik dengan baik. Ia menawarkan pelayanannya kepada para tuan tanah dan budak-budak mereka. Berbakat dan ramah membuat ia menarik banyak pelanggan dan dalam beberapa bulan secara mengherankan ia mampu mendapatkan jumlah uang yang banyak, 2000 pounsterling. Ia memberikan setengahnya kepada Ibunya dan berlayar kembali ke London dengan sisa uangnya. Dengan modal ini ia mengikuti kuliah medis di fakultas kedokteran di Edinburg selama enam bulan,. Ternyata untuk meraih gelarnya secara penuh sebagai dokter ia masih harus belajar selama delapan bulan lagi. Tidak sabar dengan waktu yang lama tersebut ia berlayar ke Leyden dan mendapatkan gelar dokternya di tahun berikutnya.

Setelah itu segala sesuatunya berjalan begitu cepat baginya. Ia mendapatkan izin praktek dari Royal College of Physicians, menikah, dan membuka klinik umum untuk kaum miskin yang pertama di Inggris. Beberapa gagasan benar-benar muncul pada saat itu. Klinik tersebut berhasil, rumah-rumah sakit tidak lagi mempunyai departemen yang melayani pasien yang tidak tinggal di rumah sakit Klinik Lettsom menyediakan pelayanan kesehatan yang layak dan memang dibutuhkan kaum miskin. Pendirian klinik seperti ini kemudian dicontoh secara luas. Dalam 30 tahun, ada 40 klinik diantaranya yang terdapat di seluruh Inggris.

Lettsom selalu memperhatikan cara-cara untuk meningkatkan profesi medis dan menyadari potensi sebuah klinik untuk menunjang pendidikan kedokteran. Oleh karena berbagaia macam kasus yang ditangani di klinik-klinik ini maka ia mengusulkan agar mereka diberikan wewenang untuk melatih/mendidik mahasiswa kedokteran dan bahkan ia juga mengusulkan silabus. Akhirnya usulannya diterima dan generasi-generasi mahasiswa kedokteran memperoleh pengalaman yang berharga melalui pelatihan mereka di klinik.

Dokter keturunan Perancis yang brilian ini pun mengerti arti penting atau nilai sebuah asosiasi medis. Satu perkumpulan medis yang kuat akan sangat berarti bagi para dokter untuk memberitakan kepada mereka tentang kemajuan-kemajuan di bidang kedokteran yang paling mutakhir di dunia. Memungkinkan mereka untuk saling bertukar gagasan dan menyediakan sebuah perpustakaan yang berisi literatur kedokteran yang melebihi sumber dari praktisi medis individual manapun. Penemuan-penemuan medis patut dihargai dan tulisan-tulisan diterbitkan dibawah perlindungan.

Di zamannya Lettsom, di London terdapat beberapa perkumpulan medis yang lemah dan mengelompok. Ia mempelajari kelemahan mereka dan menyimpulkan bahwa untuk menjadi sebuah perkumpulan yang giat dan tetap berjalan harus memperhatikan tiga pembagian utama dari para dokter, yaitu para dokter/physicians, ahli bedah/surgeon, dan ahli obat/apothecaries. Ia menjual gagasannya ini kepada teman-temannya maka lahirlah London Medical Society. Perkumpulan ini satu-satunya perkumpulan medis yang bertahan sejak zamannya Lettsom sampai sekarang. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras yang tidak mengenal lelah. Suksesnya perkumpulan ini sebagian besar dikarenakan oleh cirinya yang merupakan perkumpulan medis yang ”demokratis” yang melayani seluruh bidang profesi medis tanpa memandang golongan atau kelompok tertentu.

Lettsom adalah seorang pengikut Perkumpulan Agama Sahabat (Quaker). Para Quaker ini mempunyai pengaruh dalam masyarakat yang jauh melampaui jumlah mereka yang hanya sedikit karena mereka berusaha mentaati Alkitab, bahkan dengan serius bersedia membayar harga. Para Quakers secara terus menerus berkarya demi pembaharuan masyarakat. Memang mereka tidak selalu berhasil. Lettsom memberikan kontibusinya sendiri melalui warisannya yang berharga ini. Ia membuat banyak traktat-traktat yang diberi nama ”hints” dan memuat saran-saran yang baik dan beberapa diantaranya berhasil mendukung perubahan.

Diantara sekian banyak kerinduan Lettsom akan perubahan, salah satunya adalah perubahan di penjara. Ia menganjurkan membasmi hama di Newgate dan mempekenalkan kepada publik laporan James Neild yang menyakitkan mengenai kondisi penjara negara. Demi keinginannya untuk mengadakan tempat pemandian bagi anak-anak miskin ia membeli sekitar satu hektar tanah dan mendirikan yayasan yang akhirnya berkembang menjadi Royal Sea Bathing Hospital. Dan hal ini pun ditiru secara luas.

Pada waktu Edward Jenner terserang inokulasi cacar, Lettsom memenangkan Beleaguered Vaccinator dan berhasil meyakinkan para dokter, yang tidak sedikit jumlahnya, untuk mengadopsi metode Jenner. Ia diolok-olok untuk upayanya memperkenalkan akar Mangel-Wurzel (bit- gula bit) ke Inggris. Sekarang ada sepuluh ribu hektar tanah yang dipergunakan untuk menanam tanaman bit ini.

Satu kali, sebagai seorang pendukung asosiasi, Lettsom menggabungkan diri dengan Royal Humane Society. Ia menghadiri rapat pertama mereka dan ia digentarkan oleh para oposan yang mengolok-olok gagasan mengenai upaya pertolongan pertama. Ia membantu propagandakan klaim perkumpulan bahwa ada banyak kehidupan bisa diselamatkan jika tindakan gawat darurat dilakukan setelah kecelakaan. Ia memanfaatkan dengan baik kesaksian dari orang-orang yang diselamatkan kehidupannya. Sekarang ini tindakan gawat darurat benar-benar diberi perhatian.

Saingannya yang merasa iri menyerang Lettsom. Mereka melihatnya sebagai sebuah permainan terbuka karena ia sudah menjadi kaya, bebas memberi, punya pasien lebih banyak dari pada mereka, menulis banyak traktat, mudah membuat gadis cantik tertarik (walaupun ia setia sepenuhnya kepada istrinya) dan disukai masyarakat. Seorang penyindir, sesama dokter, menulis paragraf yang kejam dengan mempermainkan huruf Latin ”I” untuk ”J” sebagai berikut :


When patients come to I,

’Twas ”I physics and I sweats ’em”

When after that they chose to die,

I did not grieve.

---- I. Lettsom


In generous deeds I gave my pelf

And though the forgets ‘em,

I never shall forget myself –

What’s due to Coakley Lettsom.


Ia selalu berpakaian ala Quaker dan menghadiri pertemuan-pertemuan para Quaker.Hanya satu agama yang berisi ajaran “..segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada merek…”

Inilah yang sungguh dipercayainya dan ia tidak berpura-pura dalam melakukannya. Suatu waktu ia bertemu seorang pejalan kaki yang menodongkan pistol ke dirinya. Merasa bahwa laki-laki ini tidak biasa mempergunakan senjata, Lettsom menanyai dia, mempelajari keadaannya yang tragis karena habis dirampok, membantunya dan akhirnya membawa laki-laki tersebut kembali ke jalan yang benar.

Ia tetap setia sampai akhir hayatnya walaupun ia sempat merasa pahit karena semua anak-anaknya meninggal dunia. ”Sepertinya jalan hidupku berada diatas abu dari anak-anakku..”ratapnya. Kepedihan yang paling dalam adalah saat anaknya yang tertua meninggal dunia karena ia sudah menghabiskan waktu mendidik sang anak melalui profesi medisnya sendiri. Lettsom menyatakan bahwa anaknya itu benar-benar seorang Quakers sejati (Society of Friends) dari para malaikat.

Sumber:

Diterjemahkan dari buku "Doctors Who Follow Christ, Thirty-two Biographies of Eminent Physiciand & Their Christian Faith (Dan Graves, Grand Rapids-USA: Kregel Publications,1999)

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag