Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih – 1 Yohanes 4:16
Selesai sekolah kedokteran dan menjalani setengah masa kerja praktik sebagai dokter di Eropa, aku pulang ke kampung di Afrika untuk menyelesaikan kerja praktik. Ini tindakan berani dan mengandung ketidakpastian. Tapi jelas bagiku bahwa inilah yang Tuhan mau. Bahkan beberapa temanku, dokter Kristen yang setia, meyakinkan bahwa aku melakukan yang benar.
Di negara dunia ketiga, aku merasa sekonyong-konyong seperti terlempar ke tengah-tengah samudera luas dan megap-megap seperti anak kecil yang belum bisa berenang. Karena kekurangan staf, maka aku bertugas rangkap menjadi perawat sekaligus tenaga pendaftaran pasien. Kadang-kadang aku terpaksa mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh konsultan di negara-negara maju. Aku tak mengalami kepuasan kerja.
Aku tahu bahwa sistem yang diterapkan terhadapku tidak adil. Aku merasa tersiksa dan dieksploitasi. Kejutan budaya menambah buruk keadaan, dan aku merengek dan merengek. Sampai pada suatu titik tertentu aku berpikir ”Apakah Allah sungguh-sungguh benar mengingatkan aku menuntaskan kerja praktikku disini?” barangkali aku salah berpikir seperti itu. Meskipun aku diliputi keraguan, dalam hati aku tahu bahwa aku telah mendengar Dia dengan benar. Apakah hal ini mirip dengan pengalaman anda?
Ternyata kebaikan Tuhan sungguh mengherankan aku. Alkitab mengatakan bagaimana Tuhan memperhitungkan kepercayaan Abraham sebagai kebenaran karena dia percaya sekalipun tidak melihatNya (Kej 15 :6). Aku juga sungguh takjub melihat bagaimana segala sesuatu berlangsung dengan baik. Inilah yang Tuhan lakukan: Ia memberiku teman-teman sejawat, para pasien, dan bahkan para senior ketika aku berada dalam tekanan beban pekerjaan yang hebat termasuk melayani saat penyakit keras menular kemana-mana . Mereka dengan sukarela memperhatikan dan mendukungku.
Baca: Mazmur 77
Patrick Masokwane
Dikutip dari: ”Buku Sumber Hidup Praktisi Medis”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar