Senin, 05 Oktober 2015

Bagian Paling Rendah


"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia". Filipi 2:5-7


Seorang dokter muda (ko-asisten) yang sedang bertugas kerja di rumah sakit sering merasa dirinya tidak berarti di antara para tenaga medis lainnya. Bila lalai atau keliru sedikit saja, ia menjadi sasaran omelan semua staf di rumah sakit itu. Lupa mengatur persediaan darah, tidak menyiapkan foto rontgen sebelum kunjungan keliling bersama dokter; semua ini cukup membuat dokter muda menerima perlakuan tidak enak. Kadang-kadang malah ia dipojokkan karena mereka tahu bahwa ia tidak berani melawan atau tidak dapat menolak. Pengalaman ini ternyata berbeda dari apa yang tadinya dibayangkannya. Sebaliknya dari dihargai sebagai seorang yang siap membuktikan ilmunya, kini ia malah diperlakukan tidak lebih dari sekedar pesuruh saja.

Dalam keadaan seperti ini rasanya cukup beralasan untuk menyesali diri atau bahkan meragukan ketepatan pilihannya memasuki bidang medis. Ingatlah Yesus Tuhan kita. Yesus juga pernah merasakan hal yang sama. Dengan sukarela Ia memilih cara hidup yang sederhana, menanggung derita yang terkadang berlebihan. Calon dokter untuk sementara harus diremehkan dan direndahkan setingkat pesuruh. Tetapi Tuhan Yesus yang adalah Putra Allah, jauh melampaui semua derajat dan kemuliaan tertinggi yang ada pada manusia, namun sedia merendahkan diri dan menderita demi kasih-Nya kepada kita. Apakah artinya kerendahan dan penderitaan kita yang sesaat itu, dibandingkan dengan apa yang telah Tuhan pikul? Lagi pula Dia menderita supaya kita kini dapat menerima kerendahan sebagai kehormatan demi Dia.

Ajarkan saya Tuhan untuk melayani Engkau sepenuhnya, memberi tanpa memperhitungkan pengorbanan yang harus saya tanggung, berjuang tanpa memperhatikan lukanya, menabur tanpa istirahat, bekerja keras tanpa upah sekalipun, karena tahu itulah kehendak-Mu.

Bacaan selanjutnya :
Kolose 3:12-14, I Petrus 2:18-25, Mazmur 43

Dikutip dari : Diagnose Firman

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag