Kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita... 1 Korintus 1:30
Injil Kristus menunjukkan bahwa Tuhan Yesus mempunyai saudara-saudara laki-laki dan perempuan (Mrk 6:3). Kita diberi tahu bahwa saudara-saudara laki-laki-Nya tidak percaya kepada-Nya (Mrk 3:21). Fakta bahwa Tuhan Yesus akrab dengan pertentangan, meski bukan permusuhan sebenarnya, di dalam keluarga-Nya sendiri seharusnya membesarkan hati setiap pengikut-Nya yang memiliki kesusahan yang sama pada masa kini.
Nampaknya pertobatan saudara-Nya, Yakobus, terjadi pada atau sesaat setelah kebangkitan-Nya. Segera Yakobus, yang terkenal hikmatnya, menjadi pemimpin terhormat jemaat Yerusalem. Saat ia menulis dalam suratnya mengenai hikmat sebagai anugerah Allah, ia benar-benar tahu apa yang dibicarakannya. Konteksnya adalah tentang "berbagai-bagai pencobaan" (Yak 1:2-5). Godaan untuk menyerah terhadap pencobaan sama akrabnya bagi John Bunyan saat ia menulis Pilgrim's Progress seperti juga bagi kita masa kini.
Kita tentutnya menghadapi kesusahan hampir setiap hari. Kesulitan sosial, kesulitan moral, kesulitan etis, kesulitan klinis-Yakobus menyebutnya, "berbagai-bagai pencobaan". Apa sarannya dalam menanggapi pencobaan-pencobaan demikian? Pertama-tama jangan membencinya, tapi justru berbesar hatilah karena sesuai maksud Tuhan Yang Mahakuasa, pengalaman-pengalaman demikian justru mengembangkan ketekunan. Kedua, bila itu membuat kita sadar akan kebutuhan kita atas hikmat Ilahi, Yakobus meyakinkan kita bahwa hikmat itu akan diberi Allah dengan murah hati.
Jika kau hendak menang dan tak binasa,
majulah penuh iman : ikutlah Raja!
Tak takut, tak sesal, tak mundur sejengkal:
ke Kota yang Kekal, ayo musafir.
Jon Bunyan (1628-1688), terjemahan Yamuger
Baca : Mazmur 2; Yakobus 1:2-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar