Kalimat ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus setelah pengalamannya di Asia Kecil, digemakan oleh banyak pelayan kesehatan Kristen di seluruh dunia. Kita merasa dibebani oleh birokrasi yang besar, meningkatnya tuntutan-tuntutan pasien, terbatasnya sumber daya, dan ketidakpastian akan masa depan. Kita juga kewalahan menghadapi tekanan yang terus-menerus karena setiap hari berurusan dengan kesedihan dan penderitaan, yang sering disebabkan ulah pasien sendiri, atau karena ketidakpatuhan mereka kepada hukum-hukum Allah. Sedihnya, banyak rekan sejawat jadi kecewa dan jenuh dengan pekerjaan medis.
Seandainya kita memperlihatkan daftar persoalan kita kepada Rasul Paulus, Petrus, atau Yakobus, jawaban mereka ialah, "Anggaplah sebagai kebahagiaan...." (Yakobus 1:2). Nehemia akan memberi semangat, "Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita kerena TUHAN itulah perlindunganmu" (Nehemia 8:11). Kita mungkin protes sikap seperti itu tidak masuk akal. Tidak bolehkah kita menanggungnya saja dengan sabar dan melupakan sukacita? Tentu tidak! Tuhan Yesus berjanji dukacita akan berubah menjadi sukacita. Sukacita-Nya dapat tinggal dalam hati kita dan sukacita kita dapat menjadi penuh (Yohanes 16:20; 15:11). Jadi, bagaimana kita dapat menemukan kembali sukacita itu yang merupakan perlindungan kita?
Kebanyakan sukacita kita timbul karena keadaan, pengalaman, perasaan, dan sensasi- mungkin karena melihat terbenamnya matahari yang indah, atau karena menikmati musik yang merdu. Tapi Alkitab menyatakan sesuatu yang dapat bertumbuh meski keadaan sulit. Sukacita seperti itu hasil dari hubungan kita dengan Kristus, yang meyakinkan kita bahwa Ia berada lebih dekat lagi saat situasi kita sangat buruk. Bahkan saat kita putus asa, Tuhan Yesus tetap pegang kendali, dan kepeduliaan-Nya jauh melebihi kepedulian kita. Berbagai pencobaan dan ujian terhadap iman menghasilkan ketekunan dan kedewasaan (Yakobus 1:2-4). Begitu kita menyadari hal ini, maka kita dapat bersukacita atas apa pun.
Tuhan Yesus menanggung salib demi sukacita yang disediakan bagi Dia (Ibrani 12:2)- sukacita karena mengetahui bahwa Ia melakukan kehendak Bapa-Nya. Kiranya kita pun mengalami sukacita yang sama.
Baca : Ibrani 12:1-12
Disadur dari : Sumber Hidup Praktisi Medis 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar