Kamis, 16 Juni 2016

Pasien lebih puas jika dokter menginformasikan kemungkinan efek samping yang akan terjadi

Studi terbaru menunjukan bahwa para pasien yang menjalani rawat-inap, dan menderita efek samping akibat pengobatannya, cenderung lebih menghargai kualitas perawatannya jika dokter sudah memberitahukan sebelumnya akan adanya kemungkinan timbulnya efek samping.


Dalam survei yang dilakukan pada hampir 2.300 pasien yang dirawat di 16 rumah sakit di Massachusetts, para peneliti menemukan sebanyak 603 kasus "efek samping", dan efek samping tersebut paling sering disebabkan pemberian obat baru atau komplikasi operasi selama pasien dalam perawatan. Hanya sebanyak 40% pasien yang menyatakan bahwa staf rumah sakit sudah menjelaskan masalah yang akan mereka hadapi. Meskipun demikian, para pasien mengatakan bahwa mereka lebih puas dengan perawatannya jika hal tersebut telah diinformasikan sebelumnya, meskipun mereka mengalami efek samping yang seharusnya dapat dicegah


Dr. Lenny Lopez dkk. dari Massachusetts General Hospital, Boston, menyatakan bahwa hasil studi ini mngungkap persepsi pasien terhadap kualitas perawatan yang lebih tinggi, meskipun pasien mengalami kerugian akibat timbulnya efek samping.

Dinyatakan bahwa studi ini yang pertama kali meneliti dan mengungkap tentang bagaimana penjelasan efek samping memengaruhi kesan pasien secara positif terhadap kualitas perawatan, dan makin memberi keyakinan kepada dokter yang mulanya ragu-ragu untuk mengungkap kemungkinan efek samping yang mungkin terjadi pada pasiennya.

Melalui catatan medik rumah sakit dan wawancara pada pasien, para peneliti menemukan bahwa hampir sepertiga efek samping tersebut ternyata dapat dicegah, dan kesalahan disebabkan akntara lain akibat pemberian dosis obat yang salah.

Staf rumah sakit cenderung tidak mendiskusikan kepada pasien mengenai efek samping yang dapat dicegah, dibanding efek samping yang tidak dapat dihindari seperti reaksi yang tridak diketahui akibat obat baru. Hanya 30% pasien yang mendapat penjelasan mengenai efek samping yang dapat dicegah.

Meskipun pasien menderita komplikasi yang dapat dicegah, tetapi pasien cenderung memberikan nilai kualitas yang lebih tinggi jika masalah yang akan dihadapi sudah didiskusikam sebelumnya.

Rata-rata pasien dalam studi ini memberikan perawatan rumah sakit menjadi "sangat baik", tetapi pasien yang sudah mendapat informasi efek samping sebelumnya, cenderung 2 kali lipat lebih banyak memberikan nilai tinggi dibanding yang tidak menerima informasi sebelumnya.

Berdasarkan hasil studi ini, para peneliti menganjurkan agar rumah sakit tidak perlu takut mengungkap penyebab efek samping yang timbul pada pasien, mesklipun efek samping tersebut diakibatkan oleh kesalahan.Meskipun pengungkapan informasi ini masih sangat rendah, tetapi hasil studi ini diharapkam dapat mendorong pengungkapan yang lebih tinggi, dan mengurangi kekhawatiran akan timbulnya malpraktek.

Dalam kenyataannya, pasien menginginkan kebenaran, dan pasien menganggap bahwa informasi sebelumnya mengenai efek samping adalah bagian dari kualitas perawatan yang tinggi.

Dalam studi lain yang juga dipublikasi dalam majalah yang sama, para peneliti meneliti kesalahan diagnostik yang dilakukan oleh para dokter. Ditemukan bahwa di antara 300 dokter yang bekerja di 22 rumah sakit di Amerika Serikat, diagnosis yang paling sering terlewatkan atau tertunda adalah emboli paru, reaksi obat dan dosis berlebihan, serangan jantung, serta kanker paru, kolon dan payudara.

Rata-rata dokter mengakui telah melakukan atau melihat kesalahan seperti itu 2 kali dalam karirnya. Penelusuran sendiri secara aktif akan mampu mengungkap kesalahan medik yang tersembunyi, yang secara umum tidak didata melalui sistem pemantauan atau pelaporan yang ada.

(Archives of Internal Medicine 2009; 169: 1888 - 1894).


Disadur dari : Medical Update Februari 2010.



Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag