Senin, 18 Juli 2016

Apakah dokter sudah menurunkan kolesterol pasien secara adekuat?

Studi terbaru terhadap sekitar 25.250 pasien dan dilakukan oleh tim peneliti Jerman, menunjukan bahwa hanya separuh dari semua pasien yang mempunyai risiko tinggi menderita penyakit jantung telah mencapai target penurunan kolesterol yang mencukupi.



Studi ini meneliti bagaimana dokter pada pelayanan kesehatan primer melakukan penilaian faktor resiko dan masalah kesehatan lain pada pasien, untuk menetapkan target penurunan kolesterolnya. Meskipun studi ini dilakukan pada populasi di Jerman, tetapi para peneliti menyatakan bahwa hal ini mungkin juga mencerminkan apa yang terjadi di seluruh Eropa. Dikatakan bahwa sekitar 50-80 kematian serangan jantung, stroke, dan penyakit jantung per 1.000 pasien dalam jangka waktu 10 tahun dapat dicegah, jika semua dokter mengikuti panduan anjuran target penurunan kolesterol yang ada.

Para peneliti penemukan bahwa pada survei yang dilakukan pada 907 dokter dan mencakup 25.250 pasien, hanya separuh pasien laki-laki (55%) dan kurang dari separuh pasien perempuan (49%) melakukan pengobatan dengan target LDL yang benar. Pasien cenderung mendapat yang tepat jika mereka mempunyai riwayat serangan jantung, penyakit arteri koroner, dengan atau tanpa operasi pintas koroner, dan diabetes. Meskipun demikian, dokter cenderung meremehkan risiko pada perempuan, dan menetapkan target yang tidak tepat. Sebagai contoh: meskipun pasien mempunyai riwayat risiko identik berupa serangan jantung yang baru saja terjadi, 68% laki-laki dan hanya 60% perempuan mendapat pengobatan dengan target penurunan LDL yang tepat.

Profesor Heribert Schunkert dari Medizinische Klinik II (medical clinic II), Universitatsklinik Schleswig Holstein, Lubeck, Jerman, yang memimpin studi ini menyatakan bahwa jika lebih banyak dokter mengikuti panduan target penurunan kolesterol yang ada saat ini, maka mereka dapat mencegah insidensi yang berhubungan dengan penyakit jantung, seperti timbulnya serangan jantung, stroke, dan kematian. 

Telah diketahui bahwa terapi statin dapat menurunkan insidensi kejadian koroner mayor 10 tahun sebesar 30 - 40% untuk setiap penurunan kolesterol-LDL sebanyak 40 mg/dl. Dalam studi ini, pasien dengan risiko tinggi dan mempunyai perbedaan kolesterol-LDL sebesar itu, mencerminkan kira-kira 13-17% lebih sedikit kejadian kardiovaskuler. Secara kasar dikatakan bahwa serangan jantung, stroke, dan kematian kardiovaskuler, besarnya adalah 50-80 lebih sedikit per 1.000 pasien dalam jangka waktu 10 tahun pada kelompok pasien yang diobati oleh dokter yang mengikuti secara tepat target penurunan kolesterol sesuai panduan. Meskipun jumlah ini hanya merupakan perkiraan kasar, tetapi memberikan dampak kesehatan yang sangat besar.

Kadar LDL rata-rata populasi dewasa di Jerman adalah sekitar 140 mg/dl, dan untuk pasien dengan penyakit jantung, kadar demikian sudah lebih tinggi dari yang seharusnya dan memerlukan pengobatan, misalnya dengan statin. Makin tinggi risiko penyakit jantung seseorang, maka target penurunan kolesterol-LDL seharusnya kurang dari 100 mg/dl untuk pasien dengan riwayat serangan jantung, penyakit arteri koroner, operasi pintas jantung koroner, penyakit arteri perifer, stroke, diabetes, TIA, atau yang mempunyai risiko kejadian kardivaskular 10 tahun lebih dari 20%. Target LDL kurang dari 130 mg/dl ditujukan untuk pasien dengan faktor risiko vaskuler dua atau lebih, seperti diebetes, stroke, atau penyakit arteri perifer. sedangkan target LDL kurang dari 160 mg/dl ditujukan untuk pasien dengan atau tanpa satu faktor risiko vaskuler dan mempunyai risiko kardiovaskuler 10 tahun yang kurang dari 10%.

Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien yang diobati dengan target penurunan kolesterol secara tepat terutama ada pada kelompk pasien yang ditargetkan kolesterolnya < 100 mg/dl (57,4% dari total 17.227 pasien). Laki-laki dengan riwayat serangan jantung cenderung paling banyak diobati secara tepat dengan target < 100 mg/dl (77,1%). Untuk pasien yang ditargetkan LDL-nya kurang dari 130 mg/dl atau kurang dari 160 mg/dl, hanya masing-masing 41,7% dari total 5.551 dan 2.472 pasien yang diobati secara tepat.

Meskipun studi ini difokuskan terhadap pengobatan kolesterol pada pasien di Jerman, yaitu secara lebih spesifik terhadap kesadaran dokter pada pusat pelayanan kesehatan primer untuk menetapkan target LDL berdasar karakteristik pasien, tetapi data serupa juga dilaporkan di Italia. Masalah dasarnya adalah persepsi terhadap risiko pasien, contohnya: perempuan seringkali dianggap mempunyai risiko kardiovaskuler lebih rendah dibanding risiko sebenarnya, dan hal ini dapat menyebabkan pengobatan yang diberikan tidak mencukupi. Aspek seperti ini juga telah dilaporkan terjadi di negara-negara lain di dunia.

Diharapkan bahwa hasil studi ini dapat mengingatkam dokter akan perlunya memahami panduan yang relevan, untuk menghitung besarnya target bagi setiap pasien secara individual, sehingga dapat diberikan pengobatan yang terbaik.

Ada sejumlah alasan mengapa dokter tidak mengikuti panduan secara benar, Perempuan seringkali diremehkan untuk risiko kardiovaskulernya oleh dokter, dan tidak semua dokter percaya bahwa modifikasi LDL dapat menurunkan risiko seseorang, meskipun bukti-bukti mengenai hal ini sangat banyak. Dokter yang lain mungkin masih bingung terhadap adanya panduan yang berbeda, berubah dan seringkali diperbaharui, sehingga dokter lainnya tidak mempunyai waktu cukup untuk mendiskusikan hal tersebut dengan pasiennya. Dokter perlu lebih banyak bantuan untuk menentukan risiko pasiennya, contohnya dengan bantuan perawat handal atau program komputer yang dapat menghitung risiko pasien secara tepat.

Para peneliti menyarankan agar panduan yang ada sebaiknya dibuat lebih sederhana, serta lebih mudah dipahami dan diikuti; metode untuk mengidentifikasi pasien risiko tinggi secara lebih mudah perlu dikembangkan; secara perhatian terhadap kelompok perempuan dan pasien tanpa risiko kardiovaskuler nyata, perlu ditingkatkan terutama jika faktor risikonya cukup banyak.

Profesor Ian Graham dari Adelaide and Meath Hospital, Dublin, Irlandia, memberikan komentar bahwa kolesterol darah jelas merupakan faktor risiko serangan jantung. Studi yang ada menunjukan bahwa sekitar separuh dokter di pusat pelayanan kesehatan primer di Jerman mempunyai masalah dalam menetapkan target terapi penurunan kadar kolesterol-LDL yang tepat pada subyek dengan hiperlipidemia. Jika targetnya tidak jelas, maka terapi yang diberikan juga cenderung tidak mencukupi. Studi ini menggunakan nilai target kadar kolesterol-LDL Amerika Serikat, di mana masalah tersebut dapat terlihat lebih buruk jika yang digunakan adalah target nilai LDL Eropa, karena target LDL Eropa sedikit lebih rendah dibanding Amerika.

Hasil studi ini merupakan asupan sangat bermanfaat bagi European Society of Cardiology dalam mempromosikan dan penerapan panduan yang ada di seluruh Eropa. Demikian juga, perlu dilakukan pendidikan medik di tingkat calon-calon dokter maupun dokter yang telah lulus pendidikan. Di beberapa negara, penggantian biaya kesehatan oleh asuransi dikaitkan dengan pencapaian target faktor risiko, sebagai faktor pendorong.


(European Heart Journal, 2010; DOI: 10.1093/eurheartj/ehq026).

Disadur dari : Medical Update, Juni 2010.

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag