Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. --Matius 25:40
Begitu banyak pasien di unit gawat darurat kami adalah pasien langganan dengan keluhan yang tidak begitu serius, bahkan sering mengada-ada. Beberapa orang di antaranya kotor dan kasar -- anggota masyarakat yang kurang berada. Sebagian besar staf memandang mereka orang yang hanya membuang-buang waktu kami, prmborosan pada sistem kesehatan yang sudah penuh tekanan, dan pikiranku ternyata sering begitu juga.
Suatu malam aku disadarkan akan dosa ini. Seorang anggota staf yang vokal berkata bahwa dia tidak memilih untuk hidup bersama sampah masyarakat jadi mengapa ia harus berbagi tempat kerja dengan mereka? Aku tersentak membayangkan Tuhan Yesus sebagai "gambar Allah yang tidak kelihatan" yang kita layani (Kolose 1:15). Bagi Dia tidak masalah membagi hidup dengan orang yang tidak mampu. Kehidupan-Nya di dunia total dihabiskan untuk bergaul dengan mereka yang dikenal sebagai sampah masyarakat, bahkan Ia menghampiri, menyentuh, dan menyembuhkan penderita kusta yang menjijikan. Ia memilih Matius, pemungut cukai yang dibenci orang sebagai salah satu murid-Nya yang pertama.
Dalam Kerajaan Allah di surga, yang digambarkan dalam Pesta Perjamuan (Lukas 14:15-24), tamu-tamu penting bukanlah mereka yang kaya, yang hanya berminat pada hal-hal duniawi. Mereka yang miskin dan tidak dipandanglah yang mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya!
Sebagai doketer Kristen, kita mempunyai tugas untuk meneladani Tuhan Yesus dan menunjukan kasih serta pelayanan kepada mereka yang kurang beruntung ketimbang kita. Inilah perintah yang digemakan melalui PL dan PB, bagi kita pendosa yang dikasihani, yang selamat hanya oleh anugerah-Nya (Efesus 2:8). Di dunia di mana "kaya berarti berkuasa", teladan ini bertolak belakang dengan kebiasaan yang ada dan merupakan cara sempurna untuk memuliakan Kristus di depan angkatan yang tidak percaya.
Baca: Yesaya 58:6-10; Markus 10:42-45; Yakobus 1:26-2:17)
Disadur dari: Sumber Hidup Praktisi Medis 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar