Rabu, 20 Juni 2018

STRESSBUSTER (Bagian 2)

STRESSBUSTER Bagian 2 (Lanjutan dari bagian 1)


          Ketiga, pilihlah teman-teman Anda. Kalau Anda tahu bahwa teman-teman Anda berpotensi meningkatkan stres Anda, membuat Anda banyak membuang waktu, dan membuat Anda tidak berbuah, hindari mereka. 

          Carilah teman-teman yang dapat membuat Anda tetap bertumbuh dan serta dapat memberi semangat kepada Anda. Seorang yangmemiliki kemampuan akademik yang sama, kemudian dapat menentukan keberhasilan studi Anda, serta memiliki strategi untuk bekerja sama, merupakan teman yang ideal. Sangat baik jika kalian dapat mengambul liburan bersama di akhir pekan, apalagi jika memiliki kawan-kawan yang bukan dari kalangan medis. Ini akan mencegah kalian ber-talk shop. pada saat menikmati liburan.

          Namun satu-satunya sahabat yang ideal adalah Yesus. Dia telah berjanji bahwa Dia akan senantiasa menyertai kita (Yohanes 14:23, 15:13-15). Dia siap mendengar saat kita berbicara mengenai pergumulan-pergumulan kita dan tekanan yang kita hadapi (Roma 8:26-27). Dia sangat memahami kita sebab ketika Dia berada di dunia Dia juga mengalami pencobaan dan mengalami tekanan di dalam melaksanakan misi-Nya (Matius 4:1-11). Tetapi Dia juga berjanji akan menolong kita pada saat akan mengalami tekanan. Yesus berkata bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus yang akan menolong dan memberi kedamaian. Ia juga mengingatkan kita bahwa Dia adalah Allah atas seluruh kehidupan kita, termasuk ujian-ujian kita.

          Keempat, jagalah perspektif Anda. Ketika pikiran Anda hanya terpusat pada masalah-masalah ujian, Anda akan mudah 'terlepas' dari perspektif hidup Anda. Kegagalan dalam ujian membuat diri kita seperti orang terlantar, karena hal itu merupakan peristiwa terburuk dan menimbulkan ketakutan sehingga dapat melipatgandakan tingkat stres kita sampai akhirnya kita menjadi sangat panik.

          Saya selalu mencegah hal seperti itu terjadi. Menjelang ujian, saya justru melakukan hal-hal di luar materi ujian, misalnya membaca novel, nonton, menikmati secangkir kopi dan makanan kecil, tanpa dihantui oleh stres. Dan saya tetap dapat menjaga perspektif saya sehingga saya bisa mengucap syukur kepada Allah untuk setiap hal baik di dalam hidup saya.

          Medis bukanlah tujuan akhir atau segalanya dalam hidup, dan bukan prioritas utama di mata Allah. Ada hal yang lebih penting! Yaitu hubungan kita dengan orang lain dan di atas semuanya itu, hubungan dengan Bapa di surga haruslah lebih utama daripada karir kita (Matius 6:33).

          Dalam Kotbah di Bukit Yesus mengatakan kepada kita perbandingan antara perspektif Kerajaan Allah dan perspektif dunia. Perspektif kita tentang kekekalan tidak sesederhana konsep dunia. Kita mesti memusatkan pada hal-hal yang kekal daripada yang fana (Matius 6:19-20), melayani Tuhan daripada karir kita, dan tidak berpusatkan pada kepemilikan kita (Matius 6:24). Yesus mengatakan ini dengan tegas, dan siapa yang mempercayai-Nya atas masa depannya, akan diberi-Nya kedamaian.

          Ujian memang penuh dengan ketegangan (stres). Tetapi kita dapat menurunkan ketegangan itu dengan membuat perencanaan ke depan yang baik, mengambil istirahat yang seksama, memilih teman-teman yang tepat, dan tetap menjaga perspektif kita. 

          Di atas semuanya itu kita perlu menjaga segala sesuatu yang kita lakukan dalam perspektif masa depan yang setiap orang akan hadapi. Ujian-ujian hanyalah kumpulan beberapa pertanyaan yang harus kita jawab. Namun hanya ada satu jawaban yang benar, dan 'jawaban' itu yang kerap kita abaikan. Yesuslah jawabannya.


          Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. (Yohanes 3:16-21).


_________________________________________________________
STRESSBUSTER oleh Jim Paul (Nucleus, April 1999)
Dalam Majalah Samaritan Edisi 1 Tahun 2000

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag