Kamis, 29 Agustus 2019

Kecanduan: Membantu Orang Lain dan Diri Kita Sendiri (Bagian 1)

Pengobatan atas banyak kecanduan, termasuk kecanduan obat-obatan, merupakan bagian dari tugas para dokter: Para pengguna obat-obatan mempunyai hak yang sama seperti pasien-pasien lainnya. Kita perlu memikirkan posisi kita sendiri berkenaan dengan perawatan dan pengobatan kepada mereka yang mungkin kecanduan akan sesuatu.


Definisi
Definisi yang mungkin paling sederhana adalah penggunaan atas hal-hal yang berhubungan dengan zat-zat kimia. Definisi ini berasal dari Klarifikasi Penyakit International (ICD). Mereka menetapkan kecanduan sebagai suatu bentuk penggunaan zat-zat psikoaktif, yang menyebabkan kerusakan terhadap kesehatan baik fisik dan mental.

Para pengguna akan selalu berusaha mencari cara untuk mendapatkan zat-zat tersebut, baik dengan cara membuat resep obat atau cara yang lain, yang mereka pikir dapat membantu mereka untuk menghindari rasa kesepian. Jadi obat-obatan atau pengadaannya, menjadi suatu hal terpenting dalam kehidupan para pengguna. 'Dimana saya dapat memperoleh...?' dan 'Bagaimana saya dapat membayar...?' merupakan pikiran-pikiran pertama yang muncul ketika baru bangun pagi.


Penyebab Kecanduan
Daftar 'kemungkinan' sangat panjang; kita dapat kecanduang hampir terhadap apa saja. Hal-hal yang berhubungan dengan tubuh kita atau keinginan-keinginan tubuh (seperti makanan, penurunan berat badan, olahraga, atau sex) dapat membuat kita kecanduan, sama halnya dengan apa yang dapat dilakukan dari keuntungan materi atau barang milik (seperti uang dan berbelanja).

Banyak orang dapat menjadi kecanduan terhadap suatu rangsangan atau risiko (seperti perjudian, percabulan, TV, game), atau kecanduan dapat berkembang dari hal-hal yang kurang nyata (seperti kasih sayang yang tidak pantas kepada seorang yang spesial, kebutuhan akan dukungan, atau kebutuhan untuk merasa bersalah).

Ada pula kemungkinan kecanduan akan upacara keagamaan, sebagai contoh, kecanduan akan 'pekerjaan' keagamaan (termasuk ketertarikan pada ilmu gaib) atau bahkan terhadap tata cara ibadah yang khusus. Semua tindakan ini dapat dilihat sebagai usaha percobaan untuk memenuhi kebutuhan normal manusia.


Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Zat
Selama berabad-abad, bagi banyak agama, penggunaan obat-obatan telah terlihat sebagai suatu perantara bagi pengalaman rohani, suatu jalan menuju Allah (contoh: pemakaian ganja pada aliran Rastafarianisme). Juga, ganja telah digunakan dalam pengalaman-pengalaman pribadi seorang manusia biasa (contoh: 'perasaan damai luar biasa' Coleridge diperoleh dari penggunaan mandat). Contoh yang paling terkenal pada zaman modern adalah penggunaan LSD yang menimbulkan halusinasi-halusinasi.

Menggunakan beberapa zat kimia mungkin membuat orang-orang merasa lebih relax, atau membantu mereka untuk berhenti mengkhawatirkan banyak hal (yang sebaliknya hal ini berarti suatu penghalang untuk menyembah Tuhan) tetapi apakah pengalaman-pengalaman tersebut benar-benar suatu tindakan yang benar?

Para pengguna mungkin menceritakan bahwa mereka merasa lebih hidup dan penggunaan obat-obatan membuat mereka lebih dewasa secara mental, memberi pemenuhan secara pribadi dan berarti. Paul McCartney mengatakan bahwa LSD membuat mereka menjadi 'Seorang anggota masyarakat yang lebih baik, lebih jujur, lebih toleransi'. Para pengguna heroin menceritakan tentang rasa penerimaan dan penemuan akan apa yang selama ini mereka cari.

Para pengguna alkohol, obat perangsang, dan madat menceritakan tentang rasa kebersamaan yang tinggi, dan para pengguna ekstasi sering merasakan suatu perasaan yang kuat terhadap ikatan kebersamaan. Tetapi adakah perubahan yang terlihat dalam diri dan perilaku orang-orang tersebut terhadap orang lain? Sebab obat-obatan, dapat menjadikan rasa kebersamaan dan persahabatan dapat dijalankan dalam pengertian yang salah.

Banyak pengguna benar-benar perduli dan hati-hati terhadap orang lain, tetapi semua situasi tersebut justru dapat terlihat membahayakan. Rasa kebersamaan dapat berubah dengan cepat menjadi penyerangan dan kejahatan. Juga karena rasa toleransi, antara pengguna dapat saling memberi sehingga tampak rangkaian penggunaan tidak terputus.


Jenis-jenis Kecanduan
Pada mulanya jenis-jenis kecanduan semata-mata berasal dari akibat tingginya 'kelemahan moral' (dalam terminologi orang Kristen, 'dosa') akan ilmu biologi atau jenis obat-obatan.

Sebagai contoh, sebuah surat dari seorang dokter penjara yang mempertanyakan ide tentang penyalahgunaan obat-obatan sebagai suatu penyakit, dalam arti bahwa penyakit tersebut menjadi suatu 'serangan yang merugikan kesehatan'. Ia menulis "inti penyalahgunaan obat-obatan berasal dari otonomi tubuh seorang individu untuk memilih apakah menyalahgunakan obat-obatan atau tidak". Dengan menggunakan suatu jenis pengobatan, menguatkan mitos yang menyatakan bahwa kecanduan merupakan perantara yang pasif dari suatu proses penyakit; di mana kecanduan-kecanduan tersebut tidak punya kendali.

Sebaliknya, dalam tulisannya di Lancet, O'Brien membuat suatu kasus yang menarik pada ketergantungan obat-obatan yang dinyatakannya sebagai suatu penyakit yang kronis, dan ia membandingkannya dengan penyakit-penyakit kronis lainnya seperti asma, diabetes, dan hipertensi. Keempat penyakit ini sama membutuhkan perawatan yang baik, baik itu farmakologikan, fisikasosial, atau kedua-duanya. Dia membuktikan bahwa sekali penggunaan obat-obatan menuju ke arah ketergantungan, akan ada suatu kondisi yang terpengaruh. Melihat kondisi keemoat penyakit tersebut dapat dikatakan, bahwa ada suatu pertemuan antara faktor genetik, biologis, perilaku, dan lingkungan pada aetiologi mereka.

Perawatan tidak baik atas penyakit-penyakit tersebut biasanya berhubungan dengan penyakit jiwa, kurangnya dukungan keluarga, dan golongan-golongan ekonomi rendah.

Banyak penelitian telah dilakukan terhadap kasus biologis, obat-obatan, keluarga, dan perilaku dari dari pecandu atau yang memiliki kecenderungan kecanduan. Penelitian pada ketergantungan alkohol menunjukan pentingnya faktor keluarga non-genetik, dan juga beberapa bukti komponen genetik, melalui penelitian kembar dan adopsi.

Para psikiater mengenal beberapa tipe kepribadian yang saling menyerupai dari mereka yang mengalami kecanduan, seperti pengambilan resiko, pencarian sifat-sifat baru, dan kekacauan-kekacauan dalam kepribadian, anti-sosial. Penyakit-penyakit mental yang memberi kecenderungan depresi, kegelisahan (terutama penyakit ketakutan sosial) dan kadang-kadang penyakit organ otak atau schizofrenia, terlihat juga pada mereka yang kecanduan.

Ketergantungan mungkin merupakan suatu interaksi kompleks antara ciri-ciri ilmu farmasi tentang obat-obatan, karakteristik biologis, dan kepribadian dari si pengguna, serta lingkungan sosial. Sebagai dokter-dokter Kristen, kita perlu mengetahui pandangan Tuhan tentang masalah ini, dan mencari di mana letak pemikiran dan kepercayaan kita yang lebih baik dalam berbagai pandangan ini. Mungkin belum ada jawaban yang 'benar', tetapi kita perlu mempunyai suatu pandangan.


Penggunaan Zat Kimia
Dapatkah kita menggunakan zat-zat kimia dengan bijaksana? Jawaban tentang hal ini, dalam prinsip, seharusnya 'ya'. Semua dokter ingin bertanggung jawab atas keamanan setiap penulisan resep obat-obatan (beberapa di antaranya mungkin mempunyai fungsi yang ilegal, contoh: diamorfin, benzodiazepin). Yesus minum alkohol dengan bertanggung jawab dan menggunakannya dengan cara yang lain.

Tak ada satu pun yang telah Tuhan ciptakan bersifat tidak baik (Kejadian 1:31), jadi setidak-tidaknya tidak ada satupun dari obat-obatan asli yang ada bersifat tidak baik. Namun kita dipanggil untuk menyembah Allah saja (Kel 20:2,3) dan dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus, menyatu dalam pelayanan-Nya. Kita dapat menyerupai Yesus sepanjang yang dapat kita lakukan (1 Petrus 1:16). Tentu saja seluruh tubuh kita diharapkan dapat menjadi bait yang kudus dan diberikan sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (1 Kor 6:19; Rom 12:1).

Dalam terang Firman Tuhan ini, ketika memutuskan entah itu menggunakan obat-obatan, akan sangat bijaksana bila kita mempertimbangkan apakah zat-zat kimia dalam obat-obatan tersebut dapat mengakibatkan kecanduan; apakah kita mungkin kehilangan kendali, atau mendapatkan bahwa obat-obatan telah datang untuk menguasai kehidupan kita? Setidak-tidaknya, kebanyakan dari zat-zat kimia tertentu dapat mengakibatkan kecanduan psikologis. Juga, apakah obat-obatan membahayakan tubuh kita, dan dalam dosis berapa?

Masalah-masalah atau emosi-emosi kita dapat dilihat sebagai bagian dari pertumbuhan rohani kita, yang mendesak kita untuk berkomunikasi dengan Allah, seperti yang terlihat dalam kehidupan Elia dan Ayub. Kedua orang ini sangat menderita dan mengalami depresi yang sangat serius, namun mereka masih tetap tidak memutuskan komunikasi dengan Allah. Mereka berteriak dan marah kepada Allah, tetapi mereka tidak mengingkari emosi mereka atau dengan kata lain, mengeluarkannya. Dengan mengeluarkan masalah-masalah mereka kepada Allah, membawa mereka keluar dari depresi ke kedewasaan iman yang lebih dalam kepada Dia.

Seorang psikiater yang bijaksana telah berkata: 'jika kamu minum untuk meringankan emosi, maka hati-hatilah! Jika kamu mendapat suatu masalah yang menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan, seperti kegelisahan, singkirkan masalah tersebut, lalu pergilah untuk minum. Tetapi jika kamu minum untuk mengeluarkan emosi, maka sangat berhati-hatilah!' Kita harus memikirkan mengapa kita menggunakan zat-zat kimia pada stamina tubuh kita yang tidak baik... dan selalu berbalik kepada Allah.

Kita diperintahkan untuk menundukan semua otoritas dan mematuhi hukum-hukum yang mereka buat (Roma 13:1), jadi kita seharusnya tidak menggunakan obat-obatan yang ilegal atau membantu orang lain untuk mendapatkannya. Allah telah menghubungkan kita dengan keluarga dan teman; di mana mereka mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri. Di luar dari kasih Allah dan manusia-manusia-Nya, kita seharusnya menggunakan hal-hal ini dengan iman.

Rencana Allah atas kita termasuk pekerjaan yang telah Tuhan berikan untuk dilaksanakan (Kej 2:15), jadi kita seharusnya tidak menyalahgunakan posisi kita dan harus selalu bekerja seperti kita bekerja untuk Allah dan melakukan itu semua dalam nama-Nya (Kolose 3:17, 23, 24). Diharapkan kita menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan tidak menyesatkan mereka.

Ada beberapa pertanyaan baik untuk ditanyakan kepada diri kita sendiri ketika berpikir tentang penggunaan obat-obatan:

1. Apakah kejahatan menyangkut penggunaan obat-obatan saya secara keseluruhan?
2. Ketika dalam keadaan mabuk, apakah saya melakukan perbuatan-perbuatan kriminal (seperti mengendarai di bawah pengaruh mabuk)? Kemabukan merupakan suatu masalah tingkat atau derajat; bagaimana saya dapat mengeluarkannya dengan aman?
3. Bisakah saya mendapat 'pengaruh yang baik' tanpa mendapatkan sisi pengaruh yang berbahaya?
4. Adakah kesempatan untuk merugikan orang-orang lain atau saya sendiri secara fisik?
5. Apakah hubungan saya (yang telah Tuhan berikan) dapat dirusak oleh kecanduan saya?
6. Apakah saya masih dapat menyelesaikan kewajiban-kewajiban saya terhadap orang lain sebagaimana mestinya?
7. Apakah kemampuan saya dapat berkurang dalam hal kapasitas saya?
8. Kemungkinan saya dapat menggunakan zat kimia ini dengan bijaksana dan sebagaimana mestinya, tetapi akankah saya menuntun orang lain ke suatu situasi yang dapat melepas kendali mereka?



Bersambung: Pengobatan Kecanduan & Menanggulangi Kecanduan Non Kimia
_________________________________________________________
Sumber:
Addiction Helping Others and Ourselves, "Nucleus", Oktober 2000
Oleh Mick & Sally Leach (Keduanya spesialis GP pada kecanduan obat-obatan)/terjemahan bebas Esther T.N.
Dalam Majalah Samaritan Edisi I Tahun 2001.

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag