Senin, 25 November 2019

Rumah Sakit Ladang Misi yang Unik (Bagian 2-Akhir)

Digarami
Bagian kedua dari kesaksian kita adalah berbicara tentang Tuhan; menceritakan pada orang lain tentang Kabar Baik. Paulus menuliskan hal ini dengan jelas di dalam Roma 10:14. "Bagaimana mereka dapat percaya jikalau mereka tidak pernah mendengar?". Tentu saja tidak bijaksana untuk memberitakan Injil setiap kali kita berdialog dengan seorang pasien. Kita perlu melihat lebih dulu apa yang menjadi kebutuhannya dengan doa dan baru kemudian menginjili mereka. Bertanya  pada pasien apakah mereka memiliki iman dalam riwayat kehidupan sosialnya merupakan suatu cara yang efektif dan tidak mengancam untuk membuka pembicaraan mengenai Yesus. Pertanyaan mengenai iman menjadi sangat penting bagi banyak orang bila dihadapkan dengan penyakit dan kematian. Cara bertanya yang hati-hati dapat menarik masalah ini ke permukaan dan merincikannya.

Baru-baru ini, saya akhirnya berhasil mengerahkan semangat saya untuk bertanya mengenai iman mereka pada waktu mencatat riwayat kehidupan sosial seorang pasien. Tindakan saya ini membutuhkan banyak sekali doa, baik dari diri saya sendiri maupun dari orang lain, sebelum semuanya menjadi lebih mudah. Semuanya berjalan sangat baik, Saya teringat ketika pertama kali saya bertanya tentang hal tersebut. Saya harus bertanya pada seorang wanita miskin tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosialnya; hari apa ia biasa pergi, berapa kali dalam seminggu ia pergi ke suatu tempat, dan apa warna anjingnya; namun saya tetap tidak dapat masuk ke dalam pertanyaan inti. Lalu saya merasa bahwa Allah berbicara agar saya segera beralih pada pertanyaan: "Ehm, apakah Anda memiliki iman yang dapat menolong Anda dalam situasi seperti ini?". "Anda bilang apa?" jawab wanita itu. "Iman, agama, seperti Yesus," jawab saya dengan muka mulai memerah. Tapi kemudian kami sudah terlibat dalam percakapan yang luar biasa dan saya berterima kasih pada Tuhan karena saya diberi kekuatan untuk memulainya dan menyelesaikannya.

Setelah kita selesai menyaksikan tentang Kristus kepada pasien, maka akan lebih baik bila kita berdoa bersama mereka jika kita menginginkannya. Terakhir kali saya melakukan hal ini, saya menjadi sangat terkejut ketika mendapati tiga pasien wanita lain di seberang kami ikut berdoa bersama kami! Peristiwa ini menjadikan mereka orang Kristen dan pasien khusus ini menjadi sangat tertolong oleh pelayanan doa selama dalam masa perawatannya.


Raja yang Melayani
Kita telah berbicara kepada pasien dan telah berdoa bagi mereka. Saya akan menyelesaikan diskusi ini dengan mengatakan sesuatu tentang pelayanan. Setiap saya memikirkan masalah ini, saya selalu teringat akan kata-kata Yesus dalam Injil Matius; "Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani". "Bagaimana kita akan melayani pasien-pasien kita kita sama seperti yang telah Yesus lakukan?"

Kekurangan waktu merupakan salah satu musuh utama bagi seorang dokter muda. Jadi pertama-tama, cantumkan ini dalam kepala Anda - berilah waktu untuk orang lain. Berhentilah dari kesibukan atau rutinitas, meskipun hanya untuk beberapa detik. Tanyakan pada pasien Anda bagaimana keadaan mereka. Jadilah seperti Timotius dan perhatikanlah kesejahteraan mereka (Filipi 2:20). Sangat mudah untuk melihat seorang pasien dan proses penyakit yang sedang berlangsung daripada melihat seorang manusia yang diciptakan sesuai dengan rupa Allah.

Tidak lama setelah saya memulai pekerjaan saya di rumah sakit, saya mulai menemukan diri saya semakin terikat oleh tugas-tugas sehari-hari. Jika Anda adalah seorang perencana yang obsesif seperti saya, lembar kertas resep akan terlihat melambai-lambai di muka Anda dan siapa pun yang saat itu ingin berbicara dengan Anda pada saat Anda sedang mengerjakan sesuatu, pasti akan membuat Anda marah. Dulu saya selalu berkeliling melakukan pemeriksaan pasien dengan membawa catatan, mata yang selalu menunduk ke bawah dan pikiran yang hanya difokuskan pada misi saya ketika itu: berkeliling untuk memeriksa pasien. Sejenak kemudian, sikap ini benar-benar sangat membosankan saya, sehingga saya kembali kepada Alkitab.


"Bertanya pada pasien apakah mereka memiliki iman dalam riwayat kehidupan sosialnya merupakan suatu cara yang efektif dan tidak mengancam untuk membuka pembicaraan mengenai Yesus. Pertanyaan mengenai iman menjadi sangat penting bagi banyak orang bila dihadapkan dengan penyakit dan kematian."


Agenda Yesus sangat jelas. Lihat Lukas 5:31-32: "Aku tidak datang untuk memanggil orang benar tetapi orang yang berdosa untuk bertobat." Intrik-intrik yang ada di sekitar Yesus sedemikian hebatnya sehingga ia sering terganggu di dalam perjalanannya (cerita tentang wanita Kanaan dalam Matius 15"21-28 merupakan sebuah contoh yang baik). Pada kenyataannya, banyak dari pelayanan Yesus, seperti yang tertulis dalam Injil, dilaksanakan di tengah-tengah inrik.

Pelayanan di rumah sakit juga dapat berarti merubah tabel sistem hierarki medis yang telah berusia tua dan mapan. Yesus mengajarkan bahwa "siapa yang terdahulu akan menjadi yang terkemudian dan sebaliknya" (Matius 19:30). Sangat sering saya mendengar orang berkata bahwa dia tidak harus melakukan hal ini/itu karena hal itu bukan merupakan pekerjaannya atau karena mereka tidak dibayar untuk melakukan hal itu.

Juga sangat mudah bagi kita untuk menolak melakukan sesuatu bagi pasien karena hal itu merupakan 'pekerjaan perawat' atau mudah saja untuk membuat kekacauan dan mengharapkan staf kita untuk membersihkannya. Sebagai dokter Kristen jadilah beda, bantulah perawat jika Anda tidak sibuk, bersiap menyingsingkan lengan untuk membantu meskipun hal itu tidak tercantum dalam deskripsi kerja Anda. Ini akan menjadi kesaksian yang luar biasa mengenai kerendahan hati dan hamba Kristus.

Masa kerja sebagai dokter muda berakhir dalam waktu 3 bulan. Namun saya masih saja kagum dengan cara Tuhan yang luar biar biasa untuk menggunakan tenaga kesehatan Kristen yang kemampuannya serba terbatas untuk menjangkau pasien. Saya sungguh ingin memberikan semangat pada Anda yang telah memikirkan tentang sharing iman, untuk terus maju dan membuat lompatan besar. Saya akan tutup kesaksian ini dengan mengutip perkataan yang luar biasa dari seorang wanita Irlandia yang saya temui.

Ia hampir meninggal dan secara fisik kelihatan sangat mengerikan. Saat saya duduk di tepi tempat tidurnya dan menggenggam tanggannya, ia berpaling dan tersenyum pada saya. Wajahnya yang kurus dan matanya yang kuyu menjadi tidak berarti ketika saya melihat cahaya dan semangat di matanya. Secara otomatis, saya bertanya padanya apakah ia mengenal Yesus. "Oh ya, dokter, saya tahu," jawabnya. "Ia sedang duduk di tepi tempat tidurku di sebelah Anda." Wanita tua ini tahu bahwa ia akan berada bersama Tuhan. Sukacitanya tidak tertahankan. Pengalamannya melihat Yesus telah merubah hidupnya dan ia berpulang dengan sukacita.

Inilah yang membuat pelayanan penginjilan di rumah sakit begitu berharga.


________________________________________________________
Sumber: Sharing Christ with Patients, "Nucleus". Januari 2001, Liz Croton/Terjemahan dr. Renny Limarga
Dalam Majalah Samaritan Edisi I Tahun 2001

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag