Lalu tersebarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita berbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. ---Matius 4:24
Ketika kita melihat rincian akan penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan selama pelayanan-Nya di dunia, kita dapati perhatian-Nya selalu terarah pada manusia lebih daripada penyakit yang membuat mereka menderita. Memang, sering sukar melakukan diagnosis yang spesifik.
akan kepedulian-Nya atas mereka. Ia mengoleskan tanah liat pada mata orang buta, kepada yang lain Ia hanya berbicara. Kepada seorang laki-laki yang diturunkan dari atap, pertama-tama Ia mengampuni dosanya sebelum Ia menunjukan kuasa-Nya atas kelumpuhan orang itu. Ketika Ia menyembuhkan laki-laki tuli, Ia menyingkirkan laki-laki itu dari keramaian dan menyentuh telinga dan lidahnya. Lalu Ia mengarahkan laki-laki tuli itu pada Sumber Kesembuhan pada saat Ia memandang ke surga. Akhirnya Ia mengucapkan sepatah kata yang dapat dengan mudah dimengerti seorang tuli dari gerak bibir: "Eph-pha-tha".
Ketika Tuhan Yesus memanggil kita pada pelayanan penyembuhan, baik dengan cara konvesional, maupun melalui alat-alat kesehatan, Ia mengajar kita dengan teladan-Nya bahwa kebutuhan-kebutuhan seseorang seringkali merupakan hal yang lebih besar daripada penyakit dan penyebabnya. Kata "penyembuhan" (atau "menyembuhkan") sering diterjemahkan dari kata bahasa Ibrani yang juga diterjemahkan dari kata bahasa Ibrani yang juga diterjemahkan dengan kata "penyelamatan". Ketika kita mempraktikan penyembuhan tubuh, kita perlu menyadari bahwa pasien kita juga butuh pemulihan batin.
Baca: Matius 11:28-30; Markus 7:32-37.
Oleh: George L Chalmers
Dalam Sumber Hidup Praktisi Medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar