Engkau tidak dingin dan tidak panas --- Wahyu 3:15
Apakah Anda suka es krim atau sup panas yang enak? Mungkin ya, jika keduanya pada suhu seharusnya, namun tidak suka, jika keduanya suam-suam kuku! Begitu juga dengan pesan Kristus bagi jemaat di Laodikia (Why 3:14-22). Ayat 16 bisa diungkapkan dengan kata lain, "Engkau membuat-Ku mual". Laodikia adalah jemaat "separuh baya" dan surat ini berbicara tentang bahaya-bahaya pada usia separuh baya. "Engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa". Seberapa banyak dari kita yang telah berpikir demikian dalam hati, walaupun tidak dikatakan dengan kata-kata? Kita telah punya praktik yang baik atau posisi mengajar yang pasti: sekarang semuanya akan baik-baik saja.
Surat ini ditujukan baik kepada jemaat Laodikia sebagai keseluruhan maupun kepada setiap pribadi di dalamnya, "Jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku ..." Baiklah kita menyelidiki hidup kita. Di mana prioritasku sekarang? Berapa sumbanganku dibandingkan dengan pengeluaran untuk membeli barang-barang mewah? Bagaimana semangatku bagi Kristus dibandingkan dengan 10-20-30 tahun yang lalu?
Kristus hendak mengajak kita kembali kepada asas-asas utama. "Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk" merupakan suara Kristus yang diabaikan. Profesor O. Hallesby dari Norwegia memakai ayat ini sebagai gambaran doa. Akankah aku meminta Kristus yang bangkit untuk datang ke dalam keadaan saat ini, pada hubungan itu, atau kepada pasien yang berikutnya? Akankah aku menerima Dia untuk berbagi denganku dan melayangkan anugerah-Nya? Apakah aku menyambut suara-Nya setiap hari seperti pada mulanya?
Doa: Tuhan Yesus, aku mendengar suara-Mu. Datanglah lagi ke dalam hidupku hari ini. Jadilah Tuhan atas semua yang aku miliki dan semua keberadaanku. Kerjakanlah anugerah-Mu melalui semua pekerjaanku dan semua hubunganku hari ini dengan orang lain. Demi nama-Mu. Amin.
Baca: Wahyu 3:14-22; Lukas 12:13-21; Kolose 3:1-4.
Oleh: Bae Do Sun dalam Sumber Hidup Praktisi Medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar