Senin, 30 September 2019

Kecanduan: Membantu Orang Lain dan Diri Kita Sendiri (Bagian 2-akhir)

Pengobatan Kecanduan
Mengobati kecanduan-kecanduan tugas dokter Kristen? Agar mencerminkan Allah, kasih seharusnya ada dalam panggilan hati kita; kasih yang memberi diri membuat kita mudah diserang. Orang-orang yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan secara klasik mempunyai harga diri yang rendah, merasakan putus asa, dan berada dalam kebutuhan yang sangat besar akan cinta dan penerimaan. Kita harus ingat apa yang telah Tuhan ajarkan kepada kita dalam Alkitab tentang teman-teman kita.

1. Semua orang diciptakan menurut gambar Allah dan punya arti yang tidak terbatas dan unik (Kej 1:27). Para pasien mungkin merupakan aspek-aspek Allah yang tampak tidak terduga dan tidak disengaja bagi kita, dan pada waktu melayani mereka, kita melayani Yesus (Mat 25:40). Batchelor telah mengatakan bahwa pengalaman atas ketidakberdayaan dan perjuangan kemungkinan membuat orang lebih menjadi manusia sepenuhnya dan lebih hidup, dan Paulus mengatakan kepada kita bahwa penderitaan menimbulkan ketekunan, karakter dan pengharapan (Roma 5:3-4). Ada kebaikan, kemurahan, dan kegembiraan yang sangat besar ditemukan di antara kecanduan khususnya pada tuna-wisma.
2. Tidak ada warga kelas satu dan dua dalam Kerajaan Allah - kita semua sama-sama berada dalam anugerah Allah (Rom 3:23). Ketika Allah mengundang banyak orang ke perjamuan kawin-Nya, Dia sendiri menyediakan pakaian-pakaian pesta yang dibutuhkan, sehingga semua orang yang pada mulanya memakai kain-kain yang tidak pantas, menjadi sama seperti Dia (Matius 22:1-14). Yesus tidak menghukum atau menghakimi orang-orang yang gagal untuk hidup sesuai dengan standar Allah, dan demikian juga kita. Kita pun sebaiknya tidakmenjadi seperti Kaum Farisi yang percaya bahwa semua penderitaan merupakan hukuman yang sepantasnya atas dosa yang telah dilakukan.
3. Allah meneriakkan keadilan dan pembelaan atas ketidakberdayaan dan kerugian (Mi 6:8, Ams 5:24)
4. Standar orang Kristen tentang kebenaran dan pengharapan seharusnya dipraktekan dalam kehidupan. Cara kita berhubungan dengan pasien-pasien kita seharusnya memberi pengharapan dan dorongan motivasi kepada mereka. Dibutuhkan hubungan-hubungan kita yang jujur dan kuat (Mat 10:16)



Menanggulangi Kecanduan non Kimia
Kita semua mempunyai tingkat kesulitan dalam menanggulangi kecanduan-kecanduan yang bersifat non-kimiawi, kita semua adalah para pendosa. Semua yang telah Tuhan ciptakan dengan baik telah dirusak oleh dosa kita - tidak hanya dalam penggunaan zat-zat kimia, tetapi juga dalam diri kita sendiri, hubungan-hubungan kita, pekerjaan kita, bahkan penyembahan kita kepada-Nya (Kej 3:17; Rom 8:22). Puji syukur, oleh karena anugerah Allah yang besar, kita dapat dipersatukan dengan Dia melalui Yesus (Rom 5:1).

Langkah pertama dan yang sangat fundamental dalam berurusan dengan semua kecanduan adalah dengan mengakui bahwa ada suatu masalah. Jika kamu tidak mengakuinya, maka kamu bahkan tidak dapat mulai berbuat apa-apa lagi. Pertanyaan-pertanyaan yang berguna untuk ditanyakan kepada diri sendiri tentang kecanduan-kecanduan kamu adalah: 
1. Siapa atau apa pusat hidupmu?
2. Dengan kehendak apakah saya selalu mampu mendapatkan tempat, waktu, atau uang?
3. Siapa atau apa yang saya pikirkan sehingga banyak waktu saya terbuang? 'Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Lukas 12:34)
4. Apa yang akan dikatakan orang-orang terdekat dan orang-orang terkasih kepada saya jika saya menyuruh mereka untuk mendaftar prioritas-prioritas saya?

Kecanduan dapat menjadi suatu masalah fisik atau mental. Kemungkinan kita membutuhkan spesialis yang terampil, bantuan medis atau psikologis untuk menanggulangi kecanduan. Bagaimanapun, tidak semua orang akan membutuhkan cara penanggulangan ini; beberapa orang mempunyai cara mengatasi yang sederhana: di mana mereka akan berhenti dari kebiasaan mencandu dan selesai sudah. Banyak orang lainnya melakukan caranya sendiri pula seperti menghentikan kebiasaannya melalui kelompok-kelompok pertolongan terhadap diri sendiri atau agen-agen pendukung sukarela.

Bagaimanapun, kecanduan tidak hanya merupakan masalah fisik dan mental; tetapi juga merupakan masalah rohani. Ketiga aspek ini saling berhubungan dekat sekali, dan karena akar dan pengaruh dari permasalahan tersebut termasuk suatu dimensi kerohanian, maka tidak ada solusi yang komplit tanpa menuangkan masalah ini ke dalam suatu catatan. Menjadi kecanduan terhadap sesuatu sama halnya dengan menyembahnya; kita seharusnya bersandar kepada Allah saja. Kecanduan merupakan suatu bentuk pemujaan terhadap berhala yang menggantikan kedudukan Allah dari tempat yang benar dalam pusat kehidupan kita, dan kita mungkin mengabaikan suara-Nya untuk memenuhi kecanduan kita. Tentu saja, kecanduan mungkin merupakan suatu bentuk pemujaan terhadap berhala yang mengganti kedudukan Allah dari tempat yang benar dalam pusat kehidupan kita, dan kita mungkin mengabaikan suara-Nya untuk memenuhi kecanduan kita. Tentu saja, kecanduan mungkin merupakan suatu bentuk penyangkalan terhadap kebutuhan kita akan Allah, atau suatu usaha untuk menghadapi lubang yang dalam pada kehidupan kita yang di mana Allah saja yang dapat mengisinya.

Kita harus menyerahkan semua luka dan kekhawatiran kita kepada Allah (1 Petrus 5:7; Matius 6:34), berbalik kepada Dia, mengakui dan bertobat dari kesalahan yang dilakukan, dan mengetahui tentang pengampunan yang cuma-cuma dan penuh (1 Yoh 1:9). Hal ini mengacu pada pengharapan yang diperbaharui dalam kehidupan masa lalu.

Kita diciptakan untuk memiliki hubungan-hubungan yang kuat dengan orang-orang lain, jadi kita harus memastikan bahwa kita memiliki hubungan-hubungan tersebut! Kita harus jujur, tidak hanya kepada diri kita sendiri, tetapi juga kepada orang-orang lain, dan belajar untuk bertanggung jawab kepada mereka. Kemudian kita akan mendapat dukungan dari orang-orang lain, termasuk pemimpin-pemimpin Kristen kita yang telah Allah tempatkan diantara kita untuk kebaikan kita (Kis 2:42; Ef 2:19; Hak 5:16). Dan jangan pernah, sekalipun, melupakan bahwa kita memiliki pertolongan yang berkuasa, yaitu Roh Kudus dan doa, yang berada di pihak kita sebagai orang-orang Kristen (Gal 5:22; Ef 3:20, 5:18, 19; 2 Tim 1:7).



Kecenderungan Kecanduan
Bersiap-siaplah, dengan hati-hati, untuk berhadapan dengan orang-orang lain. Mereka tidak suka bila diberi 'nasehat' tetapi dalam pertemanan kita punya tugas menolong mereka. Jika mereka bukan orang-orang Kristen, mereka mungkin tidak akan menerima bahwa ada dimensi kerohanian dalam masalah mereka. Bagaimanapun, bila mereka sudah tahu bahwa mereka bermasalah setidaknya kita bantu mereka untuk menghadapi masalahnya. Jika mereka menolak, teruslah berdoa untuk mereka dan memelihara hubungan dengan tetap memberi kasih pada mereka.

Setiap fakultas kedokteran, rumah sakit, tempat praktek umum, atau karyawan lain akan memiliki prosedur yang dibuat dengan sangat hati-hati untuk memberi perhatian pada para pecandu, tapi baiklah memang menawarkan nasihat dan bantuan, daripada secepat-cepatnya mengajukan prosedur disiplin (meskipun hal ini merupakan pilihan yang terakhir).

Akhirnya, kita harus ingat bahwa penyembuhan dan kecanduan biasanya merupakan suatu proses, bukan peristiwa perubahan hidup yang cepat, jadi kita mungkin perlu untuk balik kembali ke langkah-langkah ini berkali-kali. Allah adalah Allah atas mujizat-mujizat dan tak seorang pun dapat melebihi pertolongan-Nya.


__________________________________________________________
Sumber:
Addiction Helping Others and Ourselves, "Nucleus", October 2000
Oleh Mick & Sally Leach (keduanya Spesialis GP pada kecanduan obat-obatan)/
Terjemahan bebas Esther T.N/
Dalam Majalah Samaritan Edisi 1 Tahun 2001

Tidak ada komentar:

Copyright 2007, Pelayanan Medis Nasional (PMdN) Perkantas

Jl. Pintu Air Raya 7, Komplek Mitra Pintu Air Blok C-5, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3522923, 3442463-4 Fax (021) 3522170
Twitter/IG : @MedisPerkantas
Download Majalah Samaritan Versi Digital : https://issuu.com/samaritanmag