Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. ---Ibrani 11:27
Kita semua mengenal pencobaan --godaan-godaan dan juga ancaman serta tekanan-- yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita, dan yang sering mulai melemahkan iman kita. Yang kita butuhkan ialah ketabahan, keteguhan, dan ketahanan hingga akhir --tapi darimana kita memperolehnya? Dalam situasi yang sulit, aku senantiasa mengingat sebuah kotbah indah dari seorang teolog Swiss yang aku baca beberapa tahun lalu.
Musa, orang yang dimaksudkan dalam ayat dari Kitab Ibrani diatas, adalah seorang yang mengalami berbagai pencobaan: ia punya kesempatan karier gemilang sebagai anak angkat dari putri Firaun, lalu dimusuhi Firaun dengan kebencian, dan kemudian harus menghadapi pemberontakan bangsanya selama perjalanannya di padang gurun. Ia tetap tabah! Dari mana ia menerima kekuatan yang dibutuhkannya? Apa rahasianya? Musa telah belajar menjadikan Tuhan sebagai pandunya. Ia hidup bergaul dengan Tuhan dan melihat Tuhan muka dengan muka. Ia melakukan segala sesuatu dalam pengertian bahwa Tuhan ada di sisinya.
Sudahkah Anda memperhatikan betapa orang mengubah perilakunya ketika menjadi sadar akan kehadiran seseorang yang sangat penting bagi mereka? Musa percaya bahwa Tuhan berdiri di antara dia dan dunia sekelilingnya, dan keyakinannya itu memberikan kekuatan dan keteguhan yang ia butuhkan. Demikian juga kita pada masa kini, Tuhan Yesus telah berjanji untuk menyertai kita setiap hari di setiap situasi dan Ia selalu menepati janji-Nya. Jadi, mari kita belajar dari Musa untuk hidup dalam hadirat Tuhan Yesus Kristus setiap hari, dengan keyakinan bahwa "Roh yang ada di dalam kamu lebih besar daripada yang ada di dalam dunia" (1 Yohanes 4:4).
Baca: Mazmur 16.
Disadur dari Sumber Hidup Praktisi Medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar