Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. ---Kejadian 32:29
Kita dapat mengalami berkat Allah dalam hal-hal sederhana di kehidupan profesional kita. Keberhasilan atau kegagalan tidak semata-mata bergantung pada usaha, kemampuan dan komitmen kita sendiri. Kita tidak dapat mendatangkan keberhasilan dengan paksa. Apakah pekerjaanku berhasil atau tidak adalah hasil berkat Allah (1 Korintus 3:6)---berkat yang Ia tawarkan kepadaku dan yang dapat aku minta dalam doa. Ini adalah sesuatu yang terus-menerus aku alami selama karirku sebagai ahli bedah. Walaupun aku selalu berusaha sekuat tenaga untuk memastikan apakah operasi yang aku lakukan dilaksanakan dengan keahlian profesional yang maksimum, tapi lukanya sembuh atau tidak tanpa komplikasi sungguh di luar kesanggupanku. Bahwa luka itu sembuh, aku melihatnya sebagai tanda kuasa Allah.
Dalam kehidupan pribadi, kita juga dapat mengalami berkat Allah, sebagaimana Yakub. Ia makmur dari hasil penipuan, namun mengalami berkat rohani Allah di sungai Yabok, walaupun tulang pinggulnya terpelecok dan ia menjadi pincang.
Hari ini kita juga dapat mengalami situasi yang tiba-tiba memperhadapkan kita dengan keterbatasan diri. Bagi Yakub, pukulan yang membuatnya pincang telah mengubah bagi dia Allah yang non-pribadi menjadi Allah yang pribadi. Saat bercakap-cakap, yang selama ini tidak ia sadari bahwa yang berbicara dengan ia adalah Allah, pikiran Yakub tidak lagi diisi dengan kecemaran tapi keinginan untuk diberkati ---"Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Pada titik ini Yakub tidak puas dengan berkat-berkat masa lalu, yaitu kelimpahan, kesenangan, dan kekuasaan. Yang ia inginkan hanyalah menemukan kembali realitas Allah. Mungkin kita juga (untungnya) ditandai dengan sebuah kejadian yang mengungkapkan kedekatan, pimpinan, dan berkat Allah. Kiranya kita tidak lupa berterima kasih kepada-Nya atas hal itu!
Baca: Kejadian 32:22-31
Oleh : Kurt Lennert
Disadur dari Sumber Hidup Praktisi Medis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar