Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman. – Ibrani 10:38
Iman dan seluruh proses hidup oleh iman tampaknya sangat
tidak jelas dan tidak pasti bagi orang tidak percaya. Namun, itulah jalan yang
ditentukan Allah bagi kita. Banyak orang, dan bahkan mungkin orang percaya,
menuntut untuk hidup berdasarkan sesuatu yang lebih konkret. Suatu hari, saat
aku menundukan kepala untuk berdoa di kantor, Tuhan mengingatkanku tentang
Firman dari Ibrani 10, yang dikutip di atas. Bagiku, sepertinya Ia mengatakan
bahwa orang Kristen tidak hidup oleh akal!
Misteri iman adalah ketidaklogisannya. Bila kita dapat
menguasai seluruh artinya, maka itu bukan lagi iman. Bila kita menunggu untuk
mengerti, itu juga bukan iman. Orang Kristen baru yang sudah hidup oleh iman
cenderung ingin menata kembali kehidupan lamanya, yang tidak bergantung pada
Tuhan. Hidup yang demikian bukanlah hidup oleh iman. Jemaat Galatia jatuh ke
dalam perangkap ini dan, karenanya, dicap bodoh. Setelah memulai hidup oleh
iman, mereka kemudian ingin hidup oleh akal, atau oleh hukum. Godaannya sangat
nyata, karena masyarakat pun memperkuat kecenderungan kita untuk mau tahu
secara tuntas sebelum melangkah.
Seorang perempuan muda merasa sangat yakin bahwa Allah
memanggilnya ke pelayanan baru. Namun, sebelumnya ia ingin tahu secara rinci
syarat perjanjian kerjanya dan gaji serta tunjangannya. Ketika perinciannya
tidak langsung diberikan, ia menolak untuk pindah. Keputusannya bergantung pada
akalnya. Banyak dari kita mungkin akan melakukan yang sama. Tapi keputusan
perempuan itu tidak berdasarkan iman. Apakah ia menyia-nyiakan panggilan Tuhan?
Abraham tidak pernah menerima “rincian syarat-syarat perjanjian dan tunjangan
kerja”. Ia hanya menerima perintah dan janji. Ia diperintakan untuk pergi dan
dijanjikan bahwa Allah akan menyertai dan memberkatinya. Apakah Anda berjalan
dengan iman? Apakah Anda bersedia pergi saat Tuhan memerintahkannya, ataukah
Anda ingin tahu dulu rincian persyaratan perjanjian kerja-Nya?
Baca: Galatia 3:1-14; Ibrani 11:1-3; 11-19
Oleh Tokunboh Adeyemo
Disadur dari Patterns for Life, 1996. Dalam Sumber Hidup
Praktisi Medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar