Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab ... perempuan itu ... berkata kepada orang-orang itu ... TUHAN, Allahmu, ialah Allah ... ---Yosua 2:1, 9, 11
Rahab tidak digolongkan di antara orang besar dan baik. Ia pelacur dan pendusta yang mengkhianati bangsanya. Ia sangat bejat. Namun, ia menjadi nenek moyang Tuhan Yesus dan termasuk di antara pahlawan iman di Ibrani 11. Raja Daud juga melakukan banyak kejahatan termasuk pembunuhan dan perzinaan, namun ia mendapat tempat khusus di dalam kasih dan kebaikan Tuhan.
Ajaran Alkitab menyatakan kepada kita bahwa tidak ada kasus tanpa harapan. Tidak ada dosa yang tidak diampuni kecuali orang yang tidak percaya yang dengan keras kepala menolak Tuhan Yesus Kristus. Persyaratan satu-satunya adalah percaya kepada Allah dan, karena Ia menjadi manusia, percayalah kepada Anak-Nya untuk keselamatan. Betapa luar biasanya, di zamannya, Rahab yang terkenal bukan sebagai orang baik, percaya sepenuhnya pada keunikan dan keperkasaan Allah Israel. Ia diselamatkan oleh iman, sebuah prinsip yang masih tetap berlaku.
Adalah sifat manusia untuk merumitkan masalah dengan mencari keselamatan di luar iman. Tapi sungguh tidak ada suatu apapun untuk kita tawarkan atau lakukan agar memperoleh keselamatan dan pengampunan. Mereka yang terlibat pelayanan kasih terhadap orang malang mungkin ada dalam bahaya khusus---membayangkan perbuatan baik mereka dapat menghasilkan jasa. Tapi kebanggaan akan tempat, profesi atau prestasi hanya menghalangi kepercayaan sederhana kepada Kristus dan pekerjaan-Nya demi keselamatan kita.
Pasien yang sekarat kadang dikatakan tidak punya harapan lagi. Tapi ini tidak pernah benar untuk orang yang diciptakan dan dikasihi Allah. Kasih-Nya, yang berupa pengorbanan pribadi, memberi harapan sepenuhnya bagi setiap orang termasuk yang dianggap sebagai kasus tanpa harapan.
Baca: Yosua 2:1-14; Yohanes 3:16,17.
Oleh: D E B Powell
Disadur dari Sumber Hidup Praktisi Medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar